Suasana sekitar mendadak hening.
Wendy baru saja selesai mencoba pakaian yang dicarinya tadi dan pemandangan di depannya membuat matanya sakit. Sehun dan Sejeong, mantannya lagi berbincang.
Wendy tahu kok kalau Sejeong mantan terindah Sehun. Sehun sendiri pernah cerita. Awalnya Wendy mau cemburu, tapi tidak jadi. Kenapa? Karena Wendy percaya sama kata-kata Sehun waktu itu saat cowok itu menceritakan perihal mantan terindahnya, Sejeong.
"Semuanya cuma masa lalu, Wen. Sekarang aku cuma mau sama kamu."
"I-iya! Sejeong, ya? Mantannya Sehun waktu itu?"
Sumpah, Sehun sampai speechless dengan pertanyaan berbahaya Wendy. Sehun yang kadang dipanggil Gilang itu bingung sendiri dengan maksud pertanyaan Wendy. Apa pacarnya ini sedang menahan amarah?
Sehun keringat dingin.
Sedangkan Wendy sendiri tersenyum bangga dalam hati. Tidak pernah diduganya kalau dia bisa menjadi seberani ini. Rasa percaya diri pelan-pelan tumbuh berkat kata-kata penyemangat Sehun hampir setiap hari, setiap kali Wendy berkeluh-kesah tentang betapa insecure-nya dia.
Sejeong juga kaget dibuat Wendy, tapi sedetik kemudian cewek itu tersenyum lebar, sedikit tertawa. "Hehehe, kok tau? Sehun cerita sama lo, ya? By the way, nama lo siapa?"
Jabatan tangan terlepas.
"Weneccy Dyrasia, panggil aja Wendy."
"Lo lucu ya, pantes Sehun naksir."
Pipi Wendy sontak merona samar. Dipuji oleh mantannya pacar sendiri itu punya sensasinya sendiri. Rasanya sulit dipercaya.
Sehun berdeham. Salah tingkah juga jadinya. "Eh, daripada ngobrol di sini, mending kita cari tempat makan, yuk? Biar lebih santai."
Sejeong menoleh, lalu melebarkan kedua bola matanya. "Gak, gak perlu. Gue mau balik ini. Udah ditungguin di parkiran. Kesini cuma mau ambil barang ketinggalan, kok," jelasnya seraya menggoyangkan paper bag yang ada di tangan pada Sehun.
"Ya udah, gue duluan ya. Balik dulu Hun, Wen." Sebelum pergi keluar dari toko, cewek dengan wajah cantik itu tersenyum lebar pada Sehun dan Wendy.
Hening untuk beberapa saat, sebelum akhirnya Wendy menyeletuk. "Sekarang aku percaya kalau Sejeong memang punya aura yang se-positif itu," katanya sambil menatap punggung Sejeong yang pelan-pelan menghilang dari pandangan dengan tatapan seperti orang bengong.
Sehun ketawa kecil, lantas berdiri dan menepuk pelan kepala Wendy. "Kamu cemburu?"
Yang ditanya menoleh terlalu cepat. "Enggak- kan aku percaya sama kamu."
Sehun menghela napas lega diam-diam, lantas tersenyum lebar. Dua tangannya yang besar bergerak untuk uyel-uyel lembut pipi Wendy. "Uuuugh, jadi makin cinta akunya."
Wendy menepis dua tangan Sehun yang seenaknya main di pipinya. Berbalik badan dan berjalan menuju kasir, kakinya berjalan dengan sedikit menghentak. "Apa sih? Gombalannya basi bangeeeeeet."
Bilangnya memang begitu, tapi pipi Wendy yang merona mengatakan fakta yang lain.
°•°•°•°
M
alam Minggu.
Wendy dan Sehun sedang asik di ruang tengah rumah Wendy kala itu. Posisi mereka duduk bersebelahan, Wendy bersandar pada bahu tegap Sehun, seperti pacar pada umumnya. Sepasang mata mereka sibuk menonton acara televisi rumahan untuk menghilangkan kejenuhan.
Keduanya langsung meregangkan badan ketika di layar TV menampilkan pembawa acara mengucapkan kalimat perpisahan, tanda kalau acara yang ditayangkan sudah habis dan akan berganti ke acara berikutnya. Sudah lebih dari dua jam mereka duduk di atas sofa, sudah pasti badan menjadi pegal-pegal.
"Sehun, kamu mau pulang?"
Sehun menoleh. "Iya, udah malem soalnya."
Wendy diam sendiri. Kepalanya sedang beradu, menentukan apakah seharusnya dia bilang kalau dia ingin Sehun lebih lama di sini, menemaninya paling tidak sampai dia terlelap atau membiarkan Sehun pulang mengingat menyetir di tengah malam sangatlah tidak baik. Wendy cuma mau cowoknya lebih lama lagi bersamanya. Satu malam bersama rasanya tidak cukup.
Untungnya Sehun peka. Cowok itu mengernyit, kemudian mendaratkan telapak tangannya di pucuk kepala Wendy dan mengusapnya penuh kasih sayang. "Kenapa, Wen?"
Wendy menyengir, lalu menggeleng keras. "Gak- gak pa-pa. Ya udah, sana balik. Ntar kemaleman."
'Ah, udahlah. Gak boleh ditahan, nanti Sehun bisa khilaf juga kan kalo gue tahan sampe malem?' batin Wendy.
Setelah Sehun mengambil jaket di punggung sofa, Wendy langsung mengantarkan Sehun ke pintu depan. Memperhatikan bagaimana Sehun menaiki motor besar yang memiliki momen sejarah waktu itu, dimana hujan turun dan Sehun menawarkan tumpangan padanya, saat-saat sebelum mereka resmi pacaran.
"Gue balik dulu, ya?"
Sayangnya pertanyaan sederhana dari Sehun tidak digubris Wendy lantaran terlalu sibuk menahan haru bisa resmi pacaran sama cowok yang hampir sempurna seperti Sehun. Wendy menatap rumput, tatapannya kosong, membuat Sehun sedikit khawatir.
Maka dari itu, klakson motor ditekan.
Din..! Din...!
Wendy tersadar. "Ah- iya. Mau pulang, ya?"
"Kamu kenapa sebenernya, Wen? Ada yang mau disampein?"
"A-aku cuma mau bilang... Makasih udah jadi pacar aku..." cicit Wendy, malu-malu. "Dan... tadi aku juga mau kamu lebih lama lagi di sini, tapi gak boleh, ya, kan. Pulang malem-malem gak bagus, bahaya."
Wendy sukses menunduk dalam. Malu sekali dengan kata-katanya sendiri. Ditambah Sehun tidak memberikan respon berarti. Hanya diam-
Sreg.
-sebelum akhirnya Wendy bisa merasakan dibawa ke dalam pelukan pacarnya yang hangat, nyaman, tidak rela dilepas. Begitu memabukkan.
"Gemesin banget sih, Weneccy Dyrasia ini. Gilang Sehun Trifera jadi makin sayang, nih!"
Kalau begini jadinya, Wendy kehabisan napas karena malu setengah mati!
Sehun melepas pelukannya, menatap Wendy tepat di mata meski badannya jadi sedikit agak membungkuk. Wendy balas menatap netra yang akhir-akhir ini selalu berhasil membuatnya tenggelam.
"Aku juga makasih untuk yang kamu lakuin selama ini, ya? Makasih udah perlakukan aku kayak pangeran kamu, makasih udah mau di sisi aku pas lagi seneng atau susah sekalipun. Aku merasa beruntung banget bisa ketemu sama Weneccy Dyrasia, cewek manis yang super baik dan lugu ini."
Sehun memberanikan diri. Maju mendekat lalu mengecup pucuk kepala wangi stroberi milik Wendy.
"Aku harap kita terus kayak sekarang, ya."
"Iya."
Wendy kehabisan kata. Dia hanya mampu tersenyum lebar, tanpa lepas kontak mata dengan Sehun yang menatapnya penuh cinta.
END
Oke dah abis ini bonchapnya.
Makasi ya yang masih nungguin
Aku usahain apdet wlaupun lagi hiat buat persiapan unbk dan sgala hal yg bersangkutan dgn itu.Doain yaa aku keterima ptn yg aku mauuu😭 seneng banget sih kmren lolos pemeringkatan snm dari sekolah. Moga aj lolos jg snm nya😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelas Bahasa Indonesia
Short Story"Berkat pelajaran Bahasa Indonesia, gue jadi bisa dekat dengannya." -Wendy. "Kata-katanya manis, gue suka." -Sehun ⓒsexikkuma 2018 [180605] was in Longlist Wattys2018