4 : Sembunyi

411 92 9
                                    

Sembunyi

Kalau aku sembunyi
Apa kamu mau mencari?
Kalau aku sembunyi
Apa kamu tak peduli?

Sembunyi itu menyenangkan
Sembunyi itu mengasyikan
Sembunyi itu menenangkan
Sekaligus menegangkan

Tapi, sembunyi yang kumaksud
Bukan sembunyi seperti yang sering didengar
Aku sembunyi
Tepatnya, menyembunyikan diriku darimu
Juga, menyembunyikan perasaanku

---

Hei, aku melihatmu kemarin.
Kamu yang memakai baju kaos putih di tengah lapangan sambil bermain bola.
Kamu keren sekali, tapi aku gak berani mendekat, ataupun menyapa.
Tapi, aku tetap mendukungmu kok dari kursi penonton.
Tetap semangat, ya!

Tertanda,
Olaf

•●•

Wendy baru saja tiba di kursi penonton yang memang disediakan di lapangan sekolah SMA Bina Bangsa. Kursi-kursi penonton yang letaknya lebih dekat dengan lapangan sudah dipenuhi beratus-ratus siswi cewek yang ada di sekolah, sehingga mau tidak mau Wendy harus duduk di kursi paling atas sendirian.

Ini hari kedua Wendy menyaksikan latihan permainan bola bakset sekolahnya. Besok adalah hari besar, karena sekolahnya akan bertanding dengan sekolah tetangga, SMA Jati Negara.

Wendy sedikit membenarkan letak kacamata bulatnya yang melorot. Hidungnya itu memang mancung, tapi terkadang kacamatanya masih suka melorot. Di tangannya, ada sekotak susu coklat favoritnya dan sebuah roti isi coklat yang akan dimakannya beberapa saat lagi.

"Oh, Weneccy Dyrasia, ngapain lo di sini?"

Wendy menoleh ke samping. Ada Suga yang menempati bangku kosong di sebelahnya.

"Nontonlah," Wendy menjeda sebentar. "Lo kesini ngapain?"

"Ya, nontonlah," sahut Suga, meniru jawaban Wendy tadi dengan mata yang tertuju pada lapangan di depannya.

•●•

Kelas Bahasa IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang