18 : Burung Pagi

318 76 7
                                    

Burung Pagi

Burung pagi berkicau
Matahari mengeluarkan kilau
Aku terbangun dengan kacau
Lihat, burung di luar sedang memantau

Sayapnya putih
Matanya penuh dengan harap
Aku tersenyum kecil
Berharap, ia mengerti apa yang kurasakan

Satu hari, aku berharap
Hatiku juga punya sayap
Agar tidak perlu menghinggap
Di orang yang sama dengan penuh harap

---

Hei, kamu makan dengan benar? Aku melihatmu murung akhir-akhir ini. Aku mengerti, kok, perasaanmu.

Tetap semangat, ya! Aku akan mendukungmu, dari jauh.

Tertanda,
Olaf

•●•

Wendy membaca buku di sebuah kursi perpustakaan yang berada paling dekat dengan jendela besar di sana. Buku tebal yang sudah sedikit usang lantaran menjadi buku paling lama yang bersarang di perpustakaan.

Telunjuknya bergerak untuk menaikan kacamata yang sedikit melorot di matanya, lalu telunjuknya yang satu lagi membuka halaman buku.

Saat sedang asik membaca, suara gaduh dari bawah terdengar. Tepatnya, dari arah lapangan yang biasa ditempati Sehun dan teman-teman untuk bermain basket. Karena penasaran, Wendy menengok ke bawah.

"Sehun..." cicit Wendy begitu melihat seorang cowok berbahu tegap tengah mengambil bola dari salah satu temannya yang dia kenali sebagai Chanyeol.

Perlahan bibirnya menukik senyum. Apa mungkin ini karena suratnya kemarin yang meminta Sehun untuk bermain basket lagi? Apa... Wendy boleh berharap?

Tapi senyum di bibirnya tidak berlangsung lama. Sebuah kejadian di bawah membuat Wendy buru-buru keluar dari perpustakaan tanpa meletakkan buku yang dibacanya ke tempat semula.

Dari bawah sana, terdengar suara, "Woi!!! Anak PMR bantuin Sehun!!!"

•●•

Wkwkwk makasih buat yang udah baca dan vote dan comment di story abal" plus selingan ini😂
Gak nyangka bakal hampir nyentuh 1k readers dan 600 votes
Sekali lagi, makasih /bow

Pencet bintang nya gaiz

Kelas Bahasa IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang