23 - percaya takdir?

5.5K 695 85
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 00:06. Cahaya lampu masih menerangi kamar laki-laki berkulit putih itu. Jendela kamar yang dibiarkan terbuka, mempermudah angin berhembus dengan kencangnya.

Suara gemercik air di luar sana terdengar sangat jelas karena pintu balkon kamar yoongi ia biarkan terbuka.

Menghela napas dalam, yoongi kemudian beralih mengusap wajahnya frustasi. Ada banyak hal yang yoongi pikirkan.

Berangkat ke singapore, kuliah, dan juga chaeri. Sial. Itu semua membuat yoongi semakin merasa pening.

Diraihnya cangkir berisi kopi yang ia simpan di atas meja. Kemudian yoongi beranjak dari sofa kamarnya menuju balkon.

Setelah menepatkan diri di kursi yang ada di balkon, yoongi menyeruput kopi yang tadi ia bawa. Setelah itu, yoongi bersender di badan kursi dan memejamkan matanya.

"Kaka pernah ngerasa bosen ga sama aku?"

Pertanyaan-pertanyaan yang tadi chaeri tanyakan kembali terlintas di kepala yoongi.

"Terus, alasan kenapa kaka masih bertahan, ngabarin aku, dengerin cerita aku yang kebanyakan ga penting, itu apa?"

Sial, pikiran yoongi gabisa tenang karena chaeri. Yoongi memikirkan kembali ucapan yang udah dia katakan pada chaeri.

"Aku sadar betul, kamu seneng dapet kabar dari aku. Kamu selalu nunggu chat dari aku. Seenggaknya aku bisa bikin kamu senyum."

"Kaka terpaksa?"

Ck. Yoongi berdecak, kedua tangan yoongi mengacak rambutnya frustasi.

"Bodoh banget. Kenapa gue ngomong gitu?!"

Yoongi marah pada dirinya sendiri, dan sekarang yoongi ga henti-hentinya merutuki kebodohannya.

Kesel sendiri, yoongi kembali menyeruput kopinya kemudian pergi dari kamarnya yang tiba-tiba terasa sumpek.

***

"Mah?"

Yuni terbangun dari tidurnya. Dengan langkah lambat, yuni jalan menuju pintu kamar kemudian membukanya.

Matanya terasa sangat berat, rasa kantuk menguasai perempuan berusia empat puluh tahunan itu.

"Kenapa yoongi? Ko kamu belum tidur sih? Insomnia lagi?"

Yoongi senyum, dia kemudian menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Yoongi mau ngomong sama mamah. Ikut yoongi bentar dulu yu mah."

"Yaampun yoongi kenapa ga nanti ajasih? Ini udah jam berapa?"

Yuni melirik jam dinding yang ada di dalam kamarnya, setelah itu ia kembali menatap wajah yoongi dengan wajah cemberutnya.

"Udah tengah malam ini yoon."

"Sebentar aja mah, ini penting."

Ck. Mama yoongi berdecak. Tapi setelah itu ia jalan mendahului yoongi menuju ruang keluarga.

Yoongi dan mamanya kini sudah menempatkan diri di sofa panjang di ruang keluarga. Tanpa mau membuang banyak waktu, Yuni meminta yoongi untuk langsung pada inti pembicaraan.

"Jadi ada apa hm?"

"Mah, aku mau serius sama cerry."

Uhuk uhuk. Kedua matanya membelalak, ia tersedak setelah mendengar ucapan yoongi. "Kakak serius?"

Yoongi dan mamanya menoleh saat mendengar teriakan yoonji yang tiba-tiba dibalik tembok.

"Ngapain lo? Sana masuk kamar." Perintah yoongi

Tetangga✔ [Myg] -COMPLETED-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang