Chapter 2

357K 15.7K 244
                                    

Disinilah aku sekarang berada. Di depan sebuah cafe yang lumayan ramai. Aku kembali melihat nama yang tertera dicafe ini dan mencocokkannya dengan nama dan alamat yang Darian berikan kepadaku. Tentunya setelah aku merengek rengek meminta pada Darian yang akhirnya menyerah dan memberikan alamat serta nomer telepon cowok es batu yang akan menjadi calon suamiku.

Ya,tepat setelah aku meminta dia menikahiku untuk memenuhi tantangannya cowok es batu itu langsung pergi dari apartement Darian.

#

Here we go Nasha. Lo harus siapin mental lo buat ngadepin gunung es yang bakal meledak. Aku menghirup udara dalam dalam,membebaskan paru-paruku sejenak yang sempat sesak.

Aku melangkahkan kaki ke cafe yang bernama 'Whatever cafe' ini dan menghampiri salah seorang pelayan yang sedang membersihkan meja tak jauh dari tempatku berdiri.

"Selamat datang di Whatever cafe. Silahkan duduk,anda ingin memesan apa?" ucap pelayan itu menyunggingkan senyum terbaiknya.

"Saya mau ketemu sama Tito. Apa dia ada didalam?"tanyaku langsung. Pelayan itu mengerutkan keningnya mendengar perkataanku.

"Maaf,kalau boleh saya tau anda siapa ya? Soalnya Bos Tito lagi gak bisa diganggu sekarang."

"Saya Nasha,CALON ISTRInya Tito. Jadi,apa sekarang saya bisa ketemu dengan Tito."ucapku menekankan pada kata calon istri.

Pelayan didepanku ini langsung membulatkan matanya dan mulutnya menganga lebar mendengar setiap kata yang keluar dari mulutku.

"Ca...calon istri?"ucapnya terbata karena kaget.

Ih,lebay amat sih nih pelayan. Emang kenapa coba kalau aku bilang aku ini calon istrinya cowok es batu itu. Apa jangan jangan dia udah punya pacar ya,atau dia udah nikah makanya dia nolak kemarin aku minta dia buat nikahin aku.

Aduh Nasha,lo bego banget sih jadi orang kenapa gak nanya dulu sama Darian si Tito ini udah punya cewek apa belom. Moga aja dia single.

"Iya,kenapa sih daritadi nanya mulu. Cepetan kasih tau saya,Titonya ada gak!"aku mulai tak sabar dengan tingkah pelayan didepanku yang membuat kesabaranku mulai habis.

"A... ada bu.Mari saya antar."

Finally,aku menghela nafas lega dan berjalan mengikuti pelayan didepanku menuju ke ruangannya Tito,tempat cowok es batu itu berada. Aku menatap sekeliling cafe ini. Desain interiornya yang klasik dan tertata rapi membuatku betah untuk menikmatinya.

Pelayan itu mengetuk pintu yang bertuliskan 'manager'.

"Masuk,"terdengar suara dari dalam. Pelayan itu kemudian membukakan pintu untukku dan mempersilahkanku untuk masuk.

"Makasih Quen,"ucapku tersenyum setelah melihat name tag diseragamnya. Pelayan yang bernama Quen itu hanya mengganggukkan kepalanya dan tersenyum tipis padaku.

Aku kemudian masuk dan duduk dikursi yang tersedia didepan meja cowok es batu ini. Sementara si empunya masih asyik berkutat dengan gadget ditangannya tanpa mengindahkan kedatanganku.

"LO?"ucapnya kaget saat mendongakkan kepalanya dan melihat diriku yang sedang duduk manis dihadapannya.

"Ngapain lo kesini,"bentaknya padaku.

Ish,gak ada manis manisnya ini orang.  Bukannya ditawarin minum atau gimana,malah langsung bentak bentak segala lagi.

"Hai,gak usah kaget gitu dong ngeliat calon istrinya."ucapku memamerkan senyuman maut yang biasanya sukses membuat kaum adam kelepek kelepek. Walaupun aku tau itu gak akan berarti apa apa dihadapan mahluk es ini.

"Darimana lo tau gue disini?"tanyanya tak mengindahkan ucapanku dengan wajahnya yang datar dan dingin.

Geez,salah besar kayanya aku ngajakin dia nikah kemarin. Tapi udah kepalang tanggung, daripada aku harus menerima perjodohan yang Daddy tentukan,lebih baik aku maksa Tito supaya mau merit sama aku. Kan lumayan dia cakep,ditambah lagi badannya yang berotot,sempurna pokoknya. Dibanding  sama Fredy,aku seribu kali lebih milih Tito daripada cowok penghuni museum yang dipilihkan daddy untukku.

"Hei,ngapain lo liatin gue kaya gitu?"tanyanya sedikit takut. Tanpa aku sadari rupanya aku meneteskan air liurku yang membuatnya menatapku dengan ngeri dan jijik.

Sial,kenapa aku jadi nafsu gini sih liat ini cowok?

"Gue tau darimana itu bukan urusan lo. Yang pasti,gue kesini mau minta pertanggungjawaban lo,"

"APA??? Gue gak ngapa ngapain lo ya. Nyentuh lo aja gue ogah,buat apa gue harus tanggung jawab."

"Lo gak ingat dengan tantangan yang gue kasih kemarin,atau pura pura lupa?"

Tito mengerutkan keningnya berfikir. Dia beneran lupa? serius??

"Itu gak berarti apa apa. Lo gak bisa minta pertanggungjawaban gue. That just a game!"

"Gak bisa,pokoknya lo harus tanggung jawab,"

"Nggak."

"Iya."

"Nggak."

"Iya."

"Nggak,nggak akan pernah. Sekarang lebih baik lo keluar sebelum gue panggil satpam buat ngusir lo,"usir Tito.

Kesabaranku sudah mencapai puncaknya.

"Lo akan nikah sama gue gak peduli gimana caranya."aku berjalan memutari meja mendekatinya.

"Lo mau ngapain? Hei,"ujarnya kaget saat aku duduk dipangkuannya.

Oh my God. Ini adalah hal tergila yang pernah aku lakukan. Duduk dipangkuan seorang lelaki yang notabenenya bukan siapa siapa aku? Fix,aku beneran gila.

"Cewek gila,turun lo. Jauh jauh dari gue,"ucap Tito jijik.

Ck,ini cowok kenapa sih? Memangnya dia kira aku nih kuman ya sampai segitu bencinya dia akh deketin. Aku kerjain juga nih,hihihi.

"Ih,kenapa sih? Aku kan cewek kamu,calon istri kamu. Wajar dong kalau aku kaya gini?"aku mengalungkan tanganku dilehernya yang membuat Tito semakin gerah dengan kelakuanku.

"God,help me. Lepasin gue,"ucapnya dengan wajahnya yang mulai memucat.

Ya ampun,akhirnya setelah daritadi wajah datarnya bisa bereaksi juga. Tapi kenapa nih cowok jadi pucat gini sih.

"Gue akan lepasin lo asal lo mau nikahin gue,"ucapku menyeringai.

Aku memandang wajahnya lekat-lekat. Alisnya yang tebal, mata cokelatnya yang menyiratkan ketakutan,hidung mancungnya dan bibir tipisnya yang merah dan seksi ingin sekali kugigit.

God,kenapa aku jadi mesum gini sih dekat ini cowok. Oh Tito,kamu beneran menjungkir balikkan duniaku.

"Kenapa sih lo ngotot nikah sama gue?"

"I need your help,please. Marry me,would you?"pintaku memelas padanya.

Tanpa aku sadari aku semakin memperkecil jarak wajahku dengan wajahnya hingga kening kami saling bersentuhan. Deru nafasnya yang berhembus diwajahku membuatku ingin langsung melahapnya. Baru saja Tito membuka mulutnya, terdengar suara pintu dibuka. Kami berdua menoleh ke arah pintu.

"TITO...APA YANG KAMU LAKUKAN???

#

Siapa tuh yang datang? ada yang penasaran gak?

give me your vomments,dan jangan lupa buat baca ceritaku yang lain ya.  All about rio   dan you??

thanks for reading my story guys,see ya ^_^

MARRY ME, PLEASE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang