Sorry 4 late update,aku lagi sibuk sama kerjaan n hpku lagi trouble. aku bolak balik ngetik ini chapter karena ilang mulu,sebel banget aku.
semoga chapter ini gak mengecewakan ya,maaf banyak typo
happy reading guys ^_~
#
Sial,sial sial... Apa yang harus kulakukan?
Kulirik lagi Aliena yang masih asyik berkicau dengan ponselnya. Demi Tuhan,dia gak takut apa kalau nanti dibawa ke kantor polisi? Dasar cewek gila,stres.
Gak ada cara lain. Satu-satunya cara hanya menurunkan gengsiku. Oke Nasha,kamu bisa kok ngelakuin ini.
Aku menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan sebelum berbicara pada Aliena."Kita patungan."ucapku singkat,padat dan jelas mungkin karena setelah mendengar perkataanku Aliena langsung mengerutkan dahinya.
"Maksud lo?"
"Kita sama-sama tanggung jawab. Lo bayar setengah dan gue juga bayar setengah. Adil kan."kataku dengan suara selembut mungkin.
"Idih,ogah gue. Kan elo yang ngerobekin itu gaun,kok minta gue yang bayar? katanya lo suka sama itu gaun? Gak punya duit ya,makanya lo minta gue bayarin itu gaun."ucapnya dengan wajah juteknya.
Aku mengepalkan tanganku mendengar perkataannya. Kenapa sih tuhan harus nyiptain mahluk menyebalkan macem dia?
Argh.....berlama-lama satu ruangan dengan Aliena membuatku hipertensi. Aku sungguh ingin melahapnya sekarang. Aliena benar benar membuatku gila dan frustasi.
Apa lagi yang harus kulakukan? Aku gak mau bayar pokoknya ntar yang ada dia malah tambah ngejek aku.
Aku kembali berpikir keras saat satu nama terlintas dipikiranku
Darian...
Iya,ya ampun kenapa gak daritadi sih. Darian pasti bisa bantu aku. Aku segera mengirimkan pesan pada Darian agar datang kesini.
' Yan,need your help. Datang ke PIM sekarang, please '
Gak nyampe lima detik pesan terkirim,ponselku berdering. aku melihat nama Darian dilayar ponselku. Segera aku menggeser tombol hijau dan berbicara padanya.
"Hallo."
"Yan,please datang sekarang. Gue beneran butuh lo."
"Lo kenapa?"
"Long story. Ntar gue cerita,tapi sekarang please lo kesini. Ini hidup dan mati gue Yan." Aliena menatapku heran saat aku mengatakan kalimat itu. Memang benar,ini antara hidup dan matiku,karena seumur umur aku gak pernah membayangkan bahkan dalam mimpi burukku sekalipun jika aku harus berurusan dengan polisi nantinya.
"Oke,30 menit lagi gue nyampe."kata Darian langsung memutuskan pembicaraan.
#
Kini sudah jam 14.55 dan Darian belum juga tiba.
"Ya ampun Darian kemana sih kok belum nyampe juga."ucapku khawatir menggigiti kuku jariku dan menggoyangkan kakiku tak beraturan. Kebiasaan buruk yang kulakukan saat panik.
"Rusuh banget sih lo."
Aku hanya melirik Aliena sebentar dan mengacuhkannya. Tiba-tiba pintu ruanganju berada terbuka dan masuklah pak botak dengan wajah sangarnya.
"Siapa diantara kalian berdua yang bernama Nasha?"
Dengan takut aku mengacungkan tanganku,"saya pak."
"Silakan ikut saya."
Akupun mengikuti bapak botak itu keluar. Sesampainya diluar,aku bertemu dengan Darian yang sedang menyandarkan tubuh besarnya di dinding. Aku menghambur kepelukannya.Aku gak pernah sesenang ini bertemu dengan Darian. Darian benar benar pahlawanku.Dia malaikat pelindungku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRY ME, PLEASE!
Humor[Story Completed] Ini gila,beneran gila. Aku gak tau harus menganggap ini apa? sebuah bencana atau keberuntungan yang Tuhan limpahkan kepadaku? Karena ulah Daddy yang seenaknya saja ingin menjodohkanku yang aku tolak mentah-mentah,hingga aku menyang...