Chapter 19 - repost

269K 11.4K 216
                                    

Kini aku sedang duduk ditaman belakang rumahku. Sudah tiga hari ini aku berada di rumah Daddy. Tito membawaku kesini setelah kejadian di restoran. Sesampainya dirumah, ia mengepak bajuku dan bajunya kemudian membawaku pergi ke rumah Daddy tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Hai sayang." sapa Daddy mengagetkan diriku dan duduk disampingku.

"Daddy ih, kaget tau." ucapku mengerucutkan bibir.

"Lagi ngapain?" tanya Daddy seraya mengusap rambutku. Memberikan rasa tenang untuk hatiku yang sedang gundah gulana.

Aku menyandarkan kepalaku dipundak Daddy tanpa menjawab pertanyaannya, membiarkan daddy tetap mengusap rambutku seperti yang dulu sering ia lakukan kepadaku.

"Little princess, kamu kenapa? kok malah nangis?"

Tanpa kusadari mataku mengeluarkan butiran kristal bening yang tak mampu kutahan. Aku memeluk daddy erat, mencari kekuatan untuk diriku yang sedang rapuh.

"Sayang, Nasha."

"I miss you dad, i miss you. Nasha kangen banget sama daddy. Nasha kangen disuapin kaya dulu sama daddy,  Nasha kangen dimanjain daddy, Nasha kangen dimarahin daddy. Nasha pengen balik kaya dulu dad." ucapku menangis sesenggukan dipelukan daddy.

"Kamu lagi ada masalah ya sayang sama suami kamu." tebak Daddy tepat sasaran.

Aku memang tak bisa menyembunyikan apapun dari Daddy, Daddy selalu bisa membaca pikiranku dan mengetahui jika aku berbohong.

"Hiks, Daddy kok tau."

"Gimana Daddy gak mau tau kalau dari kemarin wajah kamu kusut gitu, mana kalian berdua pada irit bicara lagi."

Aku terdiam mendengar ucapan yang keluar dari mulut Daddy.

"Sayang kalau kamu lagi ada masalah sama suami kamu harusnya kamu selesaikan baik-baik dong. Bukan malah diam-diaman kaya gini, gak saling nyapa. Jangan pernah lari dari masalah, karena kalau kalian lari masalahnya gak akan selesai. Yang ada malah nambah," nasehat Daddy padaku.

"Tapi Dad, Tito nyebelin banget."

"Sayang,kamu harusnya sebagai istri mengalah jika suami kamu gak bisa mengerti. Itu yang harusnya dilakukan oleh setiap pasangan dalam pernikahan. Saling mengalah. Bukan cuma berantem terus."

Aku mendongakkan kepalaku menatap Daddy.

"Nasha udah sering ngalah Dad, Titonya aja tuh yang maunya menang sendiri."

"Oh ya, termasuk kamu ngedate dengan kakak ipar kamu, walaupun kamu lagi bareng sama suami kamu." kata Daddy tenang.

Aku melotot mendengar ucapan Daddy. Aku melepaskan pelukanku, memberi jarak sedikit diantara kami berdua.

"Da... Daddy, tau darimana?" tanyaku hati-hati.

Huwaaa, gimana ini kalau Daddy sampai marah terus gak mau ngakuin aku jadi anaknya, hiks. Aku gak mau.

"Daddy kebetulan ada disana sayang, lagi dinner bareng tante Nia. Eh, gak taunya malah dapat surprise dari kamu dan kakak ipar kamu. Kok malah ngejauh sih, sini Daddy masih kangen sama kamu." ucap Daddy tenang. Ia menarik tanganku dan memelukku kembali.

"Daddy gak marah kan."

"Marah banget. Siapa bilang Daddy gak marah. Ngeliat anak Daddy selingkuh terang-terangan didepan suami kamu. Daddy gak pernah ngajarin kamu kaya gitu. Sekarang Daddy mau nanya sama kamu, kamu sayang atau nggak sama suami kamu?" tanya Daddy tegas.

"Sayang Dad." jawabku pelan sembari menundukkan kepala. Aku beneran malu ketahuan sama Daddy. Pasti Daddy kesel banget sama aku.

"Kalau kamu memang sayang, kenapa kamu ngelakuin itu Nasha?"

MARRY ME, PLEASE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang