Hai,sorry for late update. Aku lagi sibuk,jadinya baru sempet update sekarang.Tapi chapter kali ini panjang kok :)moga masih berminat buay nungguin ceritaku ya
sorry kalo typo,happy reading guys ^_~
#
Setelah kehebohan di waktu subuh,
kami semua kembali tidur. Pukul 7 pagi,Tito membangunkanku. Ia mengajakku jalan-jalan bersama yang lain.
Kami berjalan-jalan mengelilingi perkebunan teh. Aku sebisa mungkin menjauhi Tito. Aku menggandeng tangan Darian, berjalan paling depan diantara rombongan meninggalkan Tito yang berjalan paling belakang. Sepertinya dia cukup mengerti jika aku tak ingin dekat dengannya untuk saat ini. Sementara itu,Topan dan Gaga hanya bisa diam seakan tak terjadi apa-apa melihat tingkahku.
"Lo kalau ada masalah sama Tito mending selesain deh Nash, daripada lo kucing-kucingan kaya gini."ujar Darian menasehatiku.
"Dia nyebelin Yan. Tito tuh orang ter-plin plan yang pernah gue kenal. Gue beneran kesel sama dia,pengen banget gue cakar tuh wajahnya kalau aja gue gak sayang sama dia,"curhatku pada Darian.
"Ya tapi lo gak bisa kaya gini terus Nasha. Kalian berdua tuh labil banget,kaya anak kecil. Dikit-dikit berantem,terus baikan ntar berantem lagi. Drama banget tau."aku hanya bisa terdiam medengar perkataan Darian.
Apa yang dibilang Darian memang benar, aku dan Tito sama sama labil. Gengsi kami berdua besar. Sulit bagi kami berdua untuk saling mengalah satu sama lain.
"Aww,"pekikku ketika ada seeorang yang tak sengaja menyenggol bahuku dengan keras. Sepertinya dia sedang terburu-buru hingga tak melihat malaikat cantik sepertiku.
Aku kaget melihat siapa orang yang menyenggolku.
"Bi...Bima?"
Nah kan. Dia beneran ada disini. Jadi semalam aku memang tak salah lihat. Tito benar berduaan dengan Bima semalam.
Bima tampak kaget ketika melihatku. "Ha...hai,"sapanya gugup.
"Hai,lagi ngapain disini?"tanyaku langsung,membuat dirinya semakin gelisah.
"Em... liburan?"jawabnya yang lebih seperti pertanyaan.
"Owh,sendiri aja?"
"Iya."jawab Bima masih gugup.
Ish,ketahuan banget deh kalau ada yang disembunyikan sama Bima. Ekspresi wajahnya tuh seperti buku yang terbuka,mudah banget buat dibaca.
"Gabung aja yuk daripada lo sendirian gak ada temen,"tawarku tersenyum penuh arti.
"Ah... eh...,itu... anu..."
"Udah yuk."aku menggandeng tangannya agar ia tidak lari.
Sementara Darian hanya bisa tercengang dan aku bisa merasakan aura kemarahan yang besar dari arah belakangku. Siapa lagi jika bukan mantan tercinta Bima,suamiku,Mister gay es batu. Tito.
Kami berjalan beriringan kembali menikmati pemandangan yang membuatku dan semua berdecak kagum. Ini bukan kali pertama aku liburan ke puncak,tapj tetap saja semua keindahan alam yang disuguhkan membuatku terpukau dan tak pernah bosan tuk mengaguminya.
"Duh,pulang aja yuk. Udah mulai panas nih,ntar kulit gue gosong lagi. Gue tadi gak pake sunblock. Yang pulang ya."
Ugh,suara cempreng dan manja milik alien monster itu bisa merusak gendang telingaku.
Aliena mengguncang lengan Topan sambil memanyunkan bibirnya, membuat Topan hanya bisa menghela nafas pasrah mengikuti keinginannya.
"Kita pulang aja yuk,"ajak Topan pada kami semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRY ME, PLEASE!
Humor[Story Completed] Ini gila,beneran gila. Aku gak tau harus menganggap ini apa? sebuah bencana atau keberuntungan yang Tuhan limpahkan kepadaku? Karena ulah Daddy yang seenaknya saja ingin menjodohkanku yang aku tolak mentah-mentah,hingga aku menyang...