Persiapan pernikahanku dan Tito sudah 85%. Aku mau tak mau sepertinya harus mengucapkan terimakasih kepada tante Nia yang mengurus segala tetek bengek pernikahanku. Yup,tante Nia or should I call her my step-mother? Mantan pegawai Daddy yang berganti status menjadi seorang istri dan sekarang menjadi pemilik WO Daddy.
Ish,aku jadi males kalau udah ngomongin tante Nia,gak tau kenapa tapi aku selalu sebel sama dia. Sikapnya yang sok nge-boss itu ngebuat aku jadi eneg kalau kelamaan bareng tante Nia.
"Nasha,ayo dong cepetan jalannya jangan lelet gitu. Kasian Tito nunggu kamu kelamaan."ucapnya menyuruhku untuk segera menghampiri Tito yang telah siap dengan tuxedo broken white yang membuatnya terlihat gagah seperti cerita pangeran pangeran di negeri dongeng.
See,baru saja aku omongin tante Nia udah berkoar-koar dengan cerewetnya. Dia gak tau apa kalau gaun yang aku pakai nih berat pake banget. Mana aku harus menyeret ekor gaun ini yang panjangnya sampai 10 meter.
Bayangin,10 meter.
Gila ini gila. Kalau bukan karena Daddy yang milihin ini gaun gak sudi aku pakai gaun ini.
"Bentar dong tan,gak liat ribet nih aku jalannya."gerutuku kesal.
Tante Nia memutar mata melihatku dan menarikku supaya berjalan lebih cepat.
"Kamu gak usah cerewet ya,udah untung saya mau ngurusin pernikahan kamu ini. Jadi ikuti saja apa yang saya perintahkan,oke."
Aku menghembuskan nafas kasar mendengar ucapannya. Keluar deh aslinya kalau udah gak ada Daddy,coba aja giliran ada Daddy halus banget bicaranya. Putri keraton aja kalah. Kenapa sih Daddy mau nikah sama perempuan Medusa macam dia?
Tapi kalau dipikir pikir,beruntung juga Daddy tante Nia mau nikah sama Daddy,secara tampang Daddy yang standar banget sementara tante Nia cantik gitu.
Hei,bukan maksudku bersikap kurang ajar tapi emang gitu kenyataannya. Untung aja aku mirip sama Mommy.Yang kuwarisi dari Daddy hanyalah mata cokelat pekatnya dan rambut hitam bergelombang. Selebihnya aku dapat dari Mommyku yang berdarah jawa-prancis. Huh,aku benar-benar beruntung.
Mana selisih umur mereka yang cukup jauh.20 tahun. Bayangkan. Diusia Daddy yang sudah setengah abad,dia bisa mendapatkan seorang gadis cantik seperti tante Nia yang pada saat menikah baru menginjak kepala tiga. Belum lagi semua perempuan yang pernah memiliki hubungan dengan Daddy namanya pasti berawalan huruf T seperti Tasya yang kupanggil dengan sebutan tante Cella. Tiara yang kupanggil tante Rara,Tamara nama Mommyku yang telah hidup tenang disurga, dan kini Tania ibu tiriku.
"Nasha!"seru tante Nia karena aku tak menanggapi ucapannya.
"Apaan sih te?"
"Buruan. Lelet banget."ujarnya berjalan didepanku.
Aku berjalan dibelakangnya sambil mengikuti gerak mulutnya yang tak henti mengomentariku. Itu mulut apa kereta,daritadi gak ada berentinya ngoceh mulu.
#
"Oke,sekarang kita ganti gaya lainnya ya. Coba masnya naruh tangannya dipinggang mbaknya dan mbaknya ngalungin tangannya kelehernya masnya,kaya orang mau ciuman gitu."ucap fotografer mengarahkan gaya untuk foto pra-weddingku.
Aku dan Tito melakukan apa yang disuruh oleh sang fotografer itu.
"Wajah masnya kurang deket."
"Segini aja deh,"ucap Tito dengan tampang memelas.
"Kurang deket mas,gak bagus ntar jadinya."
"Tito deketin dikit napa sih?"protesku kesal. Dia gak tau ya kalau aku udah capek daritadi disuruh gonta ganti gaya belum lagi aku harus nyeret gaun yang beratnya naudzubillah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRY ME, PLEASE!
Humor[Story Completed] Ini gila,beneran gila. Aku gak tau harus menganggap ini apa? sebuah bencana atau keberuntungan yang Tuhan limpahkan kepadaku? Karena ulah Daddy yang seenaknya saja ingin menjodohkanku yang aku tolak mentah-mentah,hingga aku menyang...