Pernikahanku dan Tito berlangsung meriah walau hanya sebuah pesta sederhana dihalaman belakang rumah Tito dan kami juga hanya mengundang kerabat dan teman terdekat kami. Kami menikah sebulan kemudian sejak Tito melamarku dipinggir jalan. Jika mengingat kembali hal itu rasanya aku ingin berteriak untuk meluapkan rasa senangku. Aku masih tak percaya hingga saat ini jika aku telah resmi kembali menjadi nyonya Millian.
Ya Tuhan, ini seperti mimpi bagiku.
"Sttt.... sayang, kamu kenapa kok senyum senyum sendiri sampai pipi kamu merah gitu? Kamu lagi ngebayangin kita ntar malem ya," bisik Tito ditelingaku.
Mataku melotot mendengar ucapan Tito. Ya Tuhan, mengapa sekarang suami hamba jadi mesum seperti ini.
Aku membalasnya dengan senyuman manis namun tanganku bekerja untuk mencubit pinggangnya, memelintirnya sedikit hingga Tito mengaduh kesakitan.
"Aw, Nasha sakit."gerutunya kesal.
Tito mencebikkan mulutnya karena aku menertawai dirinya dan apa yang dilakukannya saat ini malah membuatku tambah ingin tertawa.
"Kamu bisa puas-puasin ketawa untuk saat ini sayang, karena nanti malam aku akan buat kamu gak bisa berdiri lagi tanpa bantuanku."ucapnya dengan evil smirk.
Mataku langsung melotot dan horor sendiri mendengar apa yang Tito ucapkan sementara Tito tersenyum puas melihat wajahku saat ini.
"Tito, Mike gak datang ya?"tanyaku mengalihkan pembicaraan, berharap Tito tak akan membahas tentang 'malam' nanti.
"Nggak. Ngapain kamu nanya dia? Kamu berharap dia datang dan mengacaukan pernikahan kita? Gitu?"
Nada bicara Tito berubah menjadi dingin ketika aku mulai membahas tentang Mike. Aku tau jika ia masih sakit hati dengan perbuatan Mike, walaupun aku juga tau jika itu semua diluar kuasa Mike dan Mike tak sepenuhnya salah dalam hal ini. Aku ingin agar Tito bisa memaafkan Mike karena bagaimanapun Mike tetap saudara Tito, dia kakak Tito walau hanya sebatas kakak angkat.
"Bukan gitu Tito. Ih, jangan ngambek dulu napa. Kamu tuh mikirnya kejauhan."
"Terus apa maksud kamu nanya nanya dia kalau kamu gak pengen ketemu dia? Kamu masih belum bisa ngelupain dia kan?"
See, bahkan Tito enggan untuk mengucap nama Mike. Segitu bencinya Tito sama Mike?
Aku menggenggam tangan kirinya,meremasnya pelan membuat Tito kembali menolehkan kepalanya padaku.
"Maaf."hanya itu yang dapat kuucap saat ini, seenggaknya aku gak mau pesta pernikahanku berakhir dengan pertengkaran kami.
Tito memandangku lembut, ia membalas genggaman tanganku dan membawanya ke bibirnya, mengecupnya pelan.
"Please, ini hari bahagia kita. Bisa kan kita gak ngebahas dia?" Aku menganggukkan kepalaku sebagai jawaban.
Kami menikmati waktu yang berlalu beberapa saat dengan saling diam. Aku merasakan tangan Tito yang melingkar sempurna dipinggangku, menarikku lebih dekat lagi dengan tubuhnya. Hingga seseorang datang dan mengacaukan semua keheningan yang kami bangun.
"Sorry gangguin lo berdua pasangan baru yang lagi dimabuk asmara. Nih, ada surat buat Nasha."kata Topan dengan cengiran khasnya melihatku dan Tito yang sama sama mengerucutkan bibir.
Tito mengambil surat dari tangan Tito,"Thanks. Lo bisa pergi,"ucapnya memberikan tatapan tajam pada Topan. Topan yang sepertinya paham dengan perubahan wajah Tito segera menyingkir dari hadapan kami berdua tanpa berkata apapun.
Aku yang heran dengan raut wajah Tito berubah begitu cepat pun bertanya pada Tito,"Kamu kenapa lagi?"
Tito tak menjawab, ia malah menarikkku masuk kedalam rumah meninggalkan para tamu yang memandangi kami dengan wajah bertanya-tanya.
Tito membawaku ke ruang tengah yang sepi. Dia memberiku surat yang diterimanya tadi dari Topan.
"Selamat. Ini kan yang kamu mau. Mantan tersayang kamu memberikan surat cinta buat kamu." ujar Tito marah.
Aku mengerutkan keningku tak mengerti. Sambil memandangi Tito aku membuka dan membaca isi surat dari Mike. Selesai membacanya, aku tersenyum pada Tito dan mengembalikan surat itu ketangannya. Tito menatapku bingung.
"Nih, kamu baca dulu sebelum marah marah gak jelas gitu sama mantan tersayang aku,"sengaja aku mengucapkan hal itu, membuat wajah Tito semakin merengut kesal.
Tito membacanya dan raut wajahnya berubah seketika,"Ini...."
"Mike minta maaf nggak bisa datang karena ada kerjaan yang gak bisa dia tinggalin. Dan dia juga ngucapin selamat buat pernikahan kita Tito. Aku mohon sama kamu, lupain semua masa lalu itu dan tolong maafin Mike."
Tito hanya terdiam, tangannya masih memegang surat dari Mike. Aku menggenggam tangannya lembut.
"Sayang, bisa kita buka lembaran baru dengan memulai segalanya dari awal lagi?" tanyaku menatapnya penuh harap.
"Apa kamu akan bahagia kalau aku maafin dia?"
"Pasti dong Tito. Tapi aku akan jauh lebih bahagia jika kamu mau maafin Mike tulus dari sini." tunjukku kedadanya." Bukan karena aku."
"I'll try. Thanks karena kamu sudah hadir dalam hidupku dan membuatku menjadi orang yang berharga dimatamu. I love you Nasha."
"Love you too."
Tito menutup perdebatan kami dengan menciumku penuh kelembutan. Ia melumat bibirku mencurahkan segala rasa yang dia rasakan. Dan aku membalas ciumannya menunjukkan jika aku benar benar mencintainya, menyayanginya dalam hidupku.
Tbc
#
Maaf baru sempat apdet, maaf kalo pendek. makasih buat semua dukungan kalian, jangan lupa juga baca ceritaku yg lain, n baca ceritanya abang Darian ya JOMBLO MANIS * promosi dikit, wink*
thank u all, ini masih ada lanjutannya kok jadi tunggu aja y
loph u ^_^
big hugs
Ifah
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRY ME, PLEASE!
Humor[Story Completed] Ini gila,beneran gila. Aku gak tau harus menganggap ini apa? sebuah bencana atau keberuntungan yang Tuhan limpahkan kepadaku? Karena ulah Daddy yang seenaknya saja ingin menjodohkanku yang aku tolak mentah-mentah,hingga aku menyang...