Hallo, aku balik lagi nih bawain chapter terakhir dari Marry Me Please!
Maaf ya kalau telat, gak sesuai janjiku. Ada beberapa bagian yang diubah dan terpaksa ku ketik lagi.
Maaf juga kalau chapter ini garing abis, gaje n sebagainya.
Sorry for any typo no edit
Happy reading guys ^_~
#
I love you the way you are,
I love the way you were,
No matter what did or will happen,
You are and will be My Darling,
My Wifeyyy...
You are and will be My Darling....
(from Tito to Nasha)
#
"Ehem... kayanya ada yang mulai lope-lope an lagi nih."goda Topan yang melihat Tito menggenggam tanganku erat diatas meja.
Saat ini aku sedang berada di cafe tempat biasa aku nongkrong dengan Darian. Tapi kali ini kami sedang berkumpul bersama. Aku, Tito, Darian, Gaga, Putri dan Topan. Kami berkumpul dalam rangka syukuran pembukaan shorum mobil milik Topan. Akhirnya setelah sekian lama, menurut cerita yang kudengar dari Tito, Topan berhasil membuka showroom mobil yang sejak dulu diidamkannya melalui kerja kerasnya sendiri tanpa campur tangan dari keluarganya.
"Iri aja lo, namanya juga usaha. Siapa tau Nasha mau balik lagi sama gue. Ya nggak yang,"ucap Tito mempererat genggaman tangannya. Membuat wajah dan telingaku memerah karena malu.
Aku mencubit lengan Tito hingga ia mengaduh kesakitan.
Ugh, dasar Tito. Demen banget buat pipiku jadi merah kaya gini.
"Aw, sakit yang."serunya mengelus lengannya yang terkena cubitanku.
Aku hanya membalasnya dengan memeletkan lidah. Jujur aku agak risih berdekatan dengan Tito sekarang. Bukan karena apa tapi karena dia sudah berubah sekarang. He's a gentleman now, not mister gay anymore.
Aku tak bisa lagi menggodanya seperti dulu. Karena sekarang ia akan menyambut umpan dariku. Dan itu membuatku gila, sumpah.
"Uhuk, uhuk dunia bukan cuma milik lo berdua ya."sahut Gaga juga ikut ikutan menggodaku dan Tito.
"Aish, rese' banget sih lo berdua. Anteng kaya Darian napa?" protes Tito kesal karena tingkah Topan dan Gaga.
Sementara Putri dan aku hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah ketiganya dan Darian malah bersikap tidak peduli. Ia malah asyik menyesap black coffenya itu.
Memang semenjak bercerai, Tito semakin gencar mengejarku. Ia membuktikan kata katanya jika ia akan berjuang untuk mendapatkan hatiku kembali. Apalagi kini Tito sudah tidak berhubungan sama sekali dengan Bima.
Ia tak ingin jika kejadian di cafenya waktu itu terulang lagi. Dimana Bima datang dan mengatakan bahwa ia masih mencintai Tito. Kemudian mencium Tito secara tiba tiba. Yang membuat Tito kaget luar biasa dan hanya bisa diam dan pasrah menerima ciuman dari Bima.
Setidaknya itulah yang Tito jelaskan padaku, membuatku mencoba membuka hatiku lagi untuknya. Dengan harapan kali ini Tito tak akan menyakitiku lagi.
Drttt.... drttt.....
Kulirik ponselku yang bergetar diatas meja, terpampang nama Daddy dilayar ponselku. Segera kugeser tombol hijau untuk mengangkatnya.
"Halo."
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRY ME, PLEASE!
Humor[Story Completed] Ini gila,beneran gila. Aku gak tau harus menganggap ini apa? sebuah bencana atau keberuntungan yang Tuhan limpahkan kepadaku? Karena ulah Daddy yang seenaknya saja ingin menjodohkanku yang aku tolak mentah-mentah,hingga aku menyang...