Hari ini mungkin akan menjadi hari yang terburuk bagiku,karena ini adalah hari yang paling tidak aku inginkan dalam hidupku, namun aku terpaksa menjalaninya. Hari ini aku akan mengikat diriku dalam sebuah janji suci, dimana aku akan menjadi imam sekaligus pemimpin untuk keluarga baruku. Hari ini aku akan menikah dengan Nasha, perempuan gila mesum yang berhasil memaksaku untuk menikah dengannya.
Aku ingin sekali kabur dan pergi menuju tempat kekasihku berada, andai aku bisa.
Aku telah tiba dikediaman keluarga Nasha. Keringat dingin mulai mengalir dipelipisku. Gosh, aku benar benar ingin kabur saat ini.
'Mama Papa tolong lepaskan pegangan tangan kalian,aku ingin kabur' teriakku dalam hati.
Aku mulai memasuki ruang tamu tang disulap menjadi tempatku mengucap ikrar yang akan mengikatku dan Nasha dalam sebuah pernikahan.
Tak berapa lama,Nasha turun dan digandeng oleh Darian. Ia nampak cantik dalam balutan kebaya pengantin itu. Wajahnya terlihat bersinar,berbeda dari yang terakhir kulihat saat fitting. Namun tetap saja ia perempuan,mahluk yang tak menarik perhatianku dan aku akan terjebak dengannya.
#
Kehidupan setelah pernikahan ternyata tak seburuk yang kukira. Nasha berperan sebagai istri yang sesungguhnya bagiku. Tiap pagi ia selalu membuatkan sarapan untukku,menyiapkan bajuku,dan tugas lainnya sebagai seorang istri walaupun aku bersikap acuh padanya. Namun dengan semua perhatiannya itu tetap saja tak mampu membuatku jatuh hati padanya. Karena cinta dan sayangku hanya untuk Bima semata.
Seminggu tepat umur pernikahanku dan Nasha, aku kembali berkunjung ke klub tempat biasa aku bertemu dengan Bima.
Tapi saat ini sikap Bima tak seperti biasanya,ia bersikap dingin dan hanya diam menanggapi semua ceritaku hingga membuatku pusing karena perubahan sekitarnya.
Kemana Bima-ku yang manja dan selalu merayuku?
"Kamu kenapa sih darling?"tanyaku tak tahan dengan sikapnya itu.
"Gak kebalik kamu nanya aku kenapa. Harusnya aku yang nanya kamu tuh kenapa?"
"Loh memangnya aku kenapa sih?"
Bukannya menjawab,Bima malah melemparkan beberapa lembar foto kearahku.
Aku terperangah melihat siapa yang ada difoto itu. Bagaimana tidak,jika itu foto pernikahanku.
"Kamu dapat darimana foto ini yang?"
"Gak perlu tau aku dapat darimana. Pokoknya aku mau putus,"jawab Bima berurai airmata.
"Bima,jangan gitu dong sayang. Aku bisa jelasin semuanya,"aku menahan tangan Bima yang akan beranjak pergi.
"Apa lagi yang perlu dijelasin Tito? Apa semua foto itu kurang jelas. Kamu bilang kamu sayang sama aku,tapi kamu khianati aku dengan menikahi perempuan di foto itu. Kamu brengsek Tito,aku gak mau kenal kamu lagi."Dengan tenaganya yang besar,Bima melepaskan genggaman tanganku.
Aku mencoba untuk mengejar Bima,namun ia tak peduli dan malah memanggil taksi meninggalkanku sendiri didepan klub.
"Argh,brengsek...Sial...sial,"gerutuku kesal.
Mengapa Bima tak mau mendengarkan penjelasanku dahulu? Apakah ia tahu jika aku juga terpaksa menjalani pernikahan ini. Semua ini gara gara Nasha,perempuan gila mesum itu. Awas saja dia nanti,aku akan membalaskan sakit hati yang kurasakan padanya.
Aku menghabiskan malam ini dengan minum yang banyak, mencoba untuk melupakan kejadian yang membuat hatiku sakit. Berdoa semoga saja ini hanya mimpi dan keesokan harinya aku akan terbangun dengan Bima yang tetap menjadi kekasihku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRY ME, PLEASE!
Humor[Story Completed] Ini gila,beneran gila. Aku gak tau harus menganggap ini apa? sebuah bencana atau keberuntungan yang Tuhan limpahkan kepadaku? Karena ulah Daddy yang seenaknya saja ingin menjodohkanku yang aku tolak mentah-mentah,hingga aku menyang...