Chapter 7~ the wedding 1

303K 12K 204
                                    

"Nasha,bangun."teriak perempuan Medusa a.k.a tante Nia sambil menggedor-gedor pintu kamarku.

Ya Tuhan, aku baru bisa tidur sehabis sholat subuh dan sekarang baru pukul enam tapi tante Nia malah membangunkanku. Amat sangat mengganggu tidur cantikku.

Aku menghiraukan panggilan tante Nia,dan kembali bergelung dalam selimut.

"Nasha....Bangun. Jangan tidur terus."tante Nia tetap bersemangat menggedor pintu kamar.

Argh...ibu tiri satu ini terlalu memaksakan kehendak. Apa dia tidak tau bahwa tidak setiap keinginan dapat terpenuhi.

"BERISIK!!!"teriakku melempar bantal ke arah pintu.

Aku benar benar tak ingin diganggu sekarang. Aku menutup telingaku dengan kedua tangan berharap suara cempreng tante Nia dapat segera berhenti.

"Nasha bangun,kamu kan hari ini akan menikah. Ayo cepetan bangun."

Aku langsung terduduk dikasurku mendengar ucapan tante Nia. Sial,gimana aku bisa lupa jika hari ini aku akan menikah. Aku memegangi kepalaku yang mendadak sakit. Huh,apa yang harus kulakukan? Pernikahan ini terlalu cepat. Apalagi aku masih bingung dengan perasaanku sendiri. Suara gedoran dipintu kembali menyadarkanku. Dengan langkah ogah-ogahan aku beranjak dari tempat tidur menuju pintu kemudian membukanya. Didepanku telah berdiri tante Nia dengan wajah sangarnya. Dia menatapku dengan pandangan membunuh sementara aku hanya melipat tanganku dan menyenderkan badanku di kusen pintu tanpa mengeluarkan sepatah kata.

"Buruan mandi. Setengah jam lagi penata rias bakalan datang. Daritadi dibangunin gak bangun bangun,bikin repot aja."omel tante Nia padaku.

"Udah?"

"Hah?"

"Kalau tante udah selesai bicaranya silahkan pergi. Ntar aku telat lagi mandinya."usirku ke tante Nia.

Tante Nia terlihat kesal dengan ucapanku yang gak ada sopan-sopannya sama sekali. Dia mengepalkan tangannya dan menghentakkan kakinya kelantai sebelum pergi dari kamarku.

Hah...aku tau aku telah bersikap kurang ajar pada tante Nia. Tapi mood ku sekarang sedang buruk. Huwaaaa..... aku gak siap untuk menikah. Apalagi menjadi istri dari seorang Gay macam Tito.

Eh,tapi dia bilang kalau dia bukan gay? yang bener yang mana? Apa jangan-jangan dia itu seorang biseksual? Aduh Daddy.... Nasha bingung.

#

Aku telah selesai dirias dan memakai kebaya pengantin berwarna soft pink dan kini aku sendirian di kamar. Aku sengaja meminta penata rias yang telah meriasku untuk keluar meninggalkanku sendiri. Aku butuh waktu untuk merenungkan semuanya. Aku kembali memandangi diriku dicermin.

"Mommy,hari ini Nasha akan menikah. Apa mommy disana bahagia dengan pernikahan Nasha? Nasha bakalan nikah sama cowok cakep,tapi Nasha gak tau dia itu straight atau nggak? Nasha harus gimana Mom? Nasha takut."ucapku sambil memegang sebuah pigura yang berisi fotoku dan Mommy.

Aku mendengar suara orang banyak dibawah. Oh ya,akadku dilaksanakan dirumah supaya acaranya lebih khidmat kata Daddy.

Mampus,Tito udah datang. Aku harus gimana? Aku gak mau nikah.

Aku berjalan dengan gugup mondar-mandir didalam kamarku. Suara ketukan pintu mengejutkanku yang sedang mencari cara supaya bisa kabur dari pernikahan ini. Aku berjalan mendekat kearah jendela. Gak mungkin banget kalau aku loncat dari tingkat dua,yang ada ntar kakiku patah dan berakhir dirumah sakit.

"Ayo Nasha pikir,pikir,"ucapku pada diriku sendiri.

"Nasha."terdengar suara dibalik pintu.

"Nash buruan keluar,Tito udah datang. Acaranya mau dimulai nih."ucap Darian,orang yang mengetuk pintu kamarku.

MARRY ME, PLEASE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang