hai,makasih banget ya buat komen dan votenya di chapter kemarin.aku ngakak baca komen dari kalian semua,gak nyangka readersnya pada sadis, jadi takut aku,hihihi
aku jadi bingung mau balesin komen kalian semua kaya gimanamaap kalo chapter ini pendek :)
happy reading guys ^_~
#
Setelah menghubungi Mike,aku pergi kekamar,merebahkan diri diranjang. Aku kembali memikirkan semua yang terjadi,khususnya hari ini tentang perlakuan Tito padaku yang membuat jiwaku melayang.
Apa sih yang sebenarnya Tito mau? Kenapa dia selalu membuatku bingung dengan sikapnya yang berubah-ubah. Sampai kapan ia akan memperlakukanku seperti ini? Tidakkah ia sadar bahwa ia menyakitiku dengan sikap plin-plannya itu. Terlebih fakta jika Tito masih memiliki hubungan dengan Bima.
Aku tau jika sebelum menikah kami telah membuat perjanjian tak tertulis untuk tidak mencampuri urusan pribadi masing-masing. Dan aku tak bisa memungkiri jika aku telah menyukai Tito bahkan sebelum kami menikah. Itu pula yang menjadi alasanku mengapa aku kesal jika melihat Tito bersama dengan Bima. Akulah yang membuat mereka berdua harus berpisah. Airmataku kembali mengalir. Disini aku yang jahat,karena aku memaksakan kehendakku pada Tito,tapi itu semua diluar akal sehatku karena aku tak pernah merencanakan untuk jatuh cinta secepat ini dengannya.
Aku mendengar suara pintu terbuka,aku menarik selimut dan berbalik ke kanan,memejamkan mata pura-pura tidur. Kudengar langkah kaki Tito mendekat,dan sisi ranjang yang kutiduri bergetar. Tito sedang duduk didekatku,ia mengguncang bahuku pelan.
"Nasha,bangun... Kamu belum makan kan?"
Aku mengerang pelan,menggeliat seperti orang yang baru bangun tidur.
"Apaan?"tanyaku jutek,aku tak bisa berpura pura untuk tak marah dengan Tito saat ini.
Tito mengerutkan dahinya,heran dengan perubahanku mungkin tapi masa bodoh,aku sudah tak peduli lagi.
"Kamu belum makan kan?"ulangnya lagi.
Iya,aku belum makan karena nungguin kamu dan sialnya kamu malah asyik pacaran dengan mantan kamu itu.
Ingin rasanya aku berteriak seperti itu kepadanya,tapi aku tak bisa.
"Udah,males nungguin kamu kelamaan."
"Owh,sorry--"
"Aku mau tidur. Tolong matikan lampunya,"ucapku tak memperdulikan omongannya. Aku membalikkan badan membelakanginya dan menarik selimut hingga diatas kepalaku.Tak lama kemudian kudengar suara saklar lampu dimatikan dan ranjang sebelah kiriku bergerak pelan hingga akhirnya mataku mulai merapat dan aku masuk dalam dunia mimpi.
#
Kriukk....
Ugh,aku meremas perutku yang sedari tadi tak henti berbunyi. Aku melirik jam dinakas, masih jam 4 pagi dan aku benar benar kelaparan.
Maklum saja, seharian tubuhku tak dimasuki asupan makanan apapun kecuali cupcake yang Tito berikan kepadaku,itupun hanya setengah.
Aku menengok kesebelahku, kosong. Tito kemana? Perasaan semalam dia tidur bareng aku deh,kok sekarang nggak ada? Apa jangan-jangan...
Aku cepat cepat menepis pikiran anehku barusan. Gak mungkin semalam aku tidur sendiri. Bulu kudukku merinding saat pikiran itu kembali muncul. Aku pun keluar dari kamar. Begitu sampai dibawah,aku mendengar suara orang berbicara.
"Kok rame? Emang Tito lagi ada tamu ya? Tapi masa iya ada tamu pagi buta gini?"
Didorong rasa penasaranku,aku pun pergi keruang tamu. Betapa terkejutnya aku ketika aku melihat disana telah duduk Darian,Gaga dan pacarnya yang hadir saat pernikahanku,Topan yang duduk bersama ALIENA.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRY ME, PLEASE!
Humor[Story Completed] Ini gila,beneran gila. Aku gak tau harus menganggap ini apa? sebuah bencana atau keberuntungan yang Tuhan limpahkan kepadaku? Karena ulah Daddy yang seenaknya saja ingin menjodohkanku yang aku tolak mentah-mentah,hingga aku menyang...