Thanks buat vote dan komennya dichapter kemarin. Aku suka banget baca komen dari kalian semua.
Happy reading guys ^_^
#
Aku menahan nafas ketika Tito telah berdiri dihadapanku.
"Nasha,kamu..."
"Aku bisa jelasin semuanya. Please,"potongku cepat sebelum Tito menyelesaikan ucapannya.
"Hah?Maksud kamu apa?"
"Eh?"aku mengerjapkan mataku,"Kamu gak liat?"tanyaku.
"Liat apa?"Tito malah balik tanya padaku.
Omaigat,omaigat... Tito nggak ngeliat. Itu artinya dia gak tau kalau Mike nyium aku. Kyaaaa..... aku seneng banget,gak jadi dimarahin sama Tito.
"Lupain. Terus kamu kesini mo ngapain?"ucapku mengalihkan pembicaraan.
Tito menautkan alisnya, memandang penuh curiga padaku, "Kamu gak lagi nyembunyiin sesuatu dari aku kan,"tebaknya tepat sasaran.
Emak...mati aku. Ayo Nasha,pikir...pikir...
"Enggak kok."jawabku gugup menggelengkan kepala dengan cepat,terlalu cepat malah.Tito tetap memandangiku dengan tatapan lasernya hingga ia menghela nafas. "Fine,aku percaya."
Hah,syukur Tito percaya sama ucapanku. Thanks God.
"Kamu ngapain pagi-pagi gini didapur? Mau ngeledakin dapur?"sindirnya.
What the? Hellow,dipikir aku teroris kali ya mo ngeledakin ini dapur. Mending ngeledakin mulutnya situ biar gak nyinyir terus tiap bicara.
"Gak enak banget sih nyindirnya, aku udah capek capek nyiapin sarapan buat kamu tapi malah kamu ngejek aku. Kamu kira aku gak bisa masak ya,"
"Emang bisa?"
Argh,dasar suami nyebelin. Kenapa tiap bicara nyakitin mulu sih. Itu mulut minta dilatban kali ya.
"Bodo ah. Buruan duduk sana kalau mau sarapan."usirku menyuruhnya pergi dari hadapanku. Nggak tau kenapa beberapa hari belakangan tiap dekat dengan Tito jantungku selalu berdetak lebih kencang. Aku jadi takut jangan jangan aku mempunyai masalah dengan jantungku. Aku harus pergi ke dokter untuk memeriksakan jantungku secepatnya.
"Ini pancake gak kamu kasih racun kan?"tanya Tito sebelum memasukkan potongan pancake kedalam mulutnya.
"TITOOOO..."teriakku kesal. Tito hanya terkekeh dan mulai memakan sarapannya.
Geez,punya laki kok suka banget ngegodain sih.
Aku melihat Tito yang asyik sendiri menyuapkan potongan pancake kedalam mulutnya. Tadi aja sok nanya aku bisa masak apa nggak,liat aja sekarang makannya dah kaya orang gak makan sebulan.
"Kamu ngapain sih liatin aku mulu. Makan tuh,kalau gak mau sini biar aku aja yang makan."ucapnya menjulurkan tangannya untuk mengambil piringku.
Plak
Aku memukul tangannya. Enak aja main ambil jatah gue,udah abis sepiring juga masih aja minta punyaku.
"Yee,maunya. Enak kan pancake buatanku."
"Biasa aja."jawabnya ngeles.
Duh,susah banget sih mas jujur aja kali kalau pancake buatanku tuh emang enak. Udah banyak kok yang bilang.
"Met pagi semua."
Satu lagi pengganggu datang. Aku dan Tito membalas sapaan dari kakak iparku dengan jawaban singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRY ME, PLEASE!
Humor[Story Completed] Ini gila,beneran gila. Aku gak tau harus menganggap ini apa? sebuah bencana atau keberuntungan yang Tuhan limpahkan kepadaku? Karena ulah Daddy yang seenaknya saja ingin menjodohkanku yang aku tolak mentah-mentah,hingga aku menyang...