Aduh emak pusing aku pusing.
Aku kan punya misi mulia,yaitu memgembalikan suamiku tersayang ke jalan yang lurus tapi aku gak tau harus mulai darimana. Nanya ke mbah google malah ngasih jawabannya ngalor ngidul gak jelas.
Padahal nih ya,aku udah tulis dengan sejelas-jelasnya maksud dan tujuanku nanya ke mbah. Aku kan nulis 'cara untuk membuat cowok gay jatuh cinta kepada perempuan' tapi yang kudapat malah cara gay memikat cowok normal. Dasar mbah sarap,aku nanyanya apa jawabnya apa.
Huh,bete... bete... bete...
sebel...sebel...sebel...
Huaaa....aku harus gimana?
Aku masih berguling-guling dikasur memikirkan apa yang harus kulakukan supaya Tito bisa jatuh cinta sama aku. Ya ampun,kok susah banget sih buat dapetin ide.
Ah,mending aku pergi shopping aja daripada mikirin ini terus ntar aku bisa gila.
#
Udah satu jam aku jalan jalan mengelilingi Mall tapi belum ada satupun barang yang menarik perhatianku hingga mataku melirik sebuah dress berwarna biru laut yang baru saja dipakaikan oleh pegawai butik ke salah satu manekin tempatku berada sekarang ini.
'Ya ampun,gaunnya bagus banget,simple tapi tetap glamour. Ini yang aku cari '
"Mbak,saya ambil yang ini."ucapku dan seorang perempuan lain bersamaan. Aku menoleh ke arah perempuan itu. Betapa kagetnya aku saat aku tau siapa yang berdiri dihadapanku.
"Ngapain lo disini?"bentakku kasar pada Aliena. Aku melepaskan paksa tangannya yang sedang memegang gaun yang aku inginkan.
Ya,dia mantan sahabatku. Aliena, perempuan yang telah merebut Mike dari sisiku. Dia yang sudah mengkhianati persahabatan kami yang telah terjalin lama. Dan aku heran mengapa aku harus kembali bertemu dengannya setelah kejadian itu.
"Ya gue mau belanja lah,lo pikir. Dan tolong ya jangan sentuh gue dengan tangan lo yang kotor itu."balasnya menatapku sinis.
What? Dia bilang apa?
Harusnya aku yang pantas mengatakan itu,bukan dia. Dasar perempuan ular.
"Lo gak pantes ngomong gitu sama gue. Apa lo lupa siapa yang sebenarnya kotor?"sindirku membuat wajah full make-upnya mengeras.
"Gue benci lo."ucapnya sambil mengepalkan tangan.
"Gue jauh lebih benci lo b*tch!"
Kini jarak yang tersisa antara aku dan Aliena hanya 3 langkah.
"Maaf,ini gaunnya siapa yang mau ambil?"tanya pegawai butik itu dengan takut-takut memandangi kami yang terbakar api amarah.
"Saya mbak."kami kembali mengucapkan hal yang sama.
"Gue yang duluan liat ini baju."
"Gue yang pegang lebih dulu,jadi gue yang lebih berhak."kataku menarik gaun yang ada di manekin.
"Maaf ibu,mungkin ingin gaun yang lain. Kami masih memiliki satu gaun lagi dengan model yang sama hanya beda warna."kata pegawai itu menawarkan gaun yang lainnya.
"Nggak,saya suka sama gaun ini. Kamu tawarin aja dia."tunjukku pada Aliena.
"Saya juga maunya gaun yang ini. Saya
gak mau gaun yang lain."
"Ini gue yang duluan suka."
"Bodo,dari awal gue udah liat ini gaun sebelum lo pegang."
Tak mau kalah dariku,Aliena juga ikut menarik gaun itu. Terjadilah tarik menarik gaun diantara kami. Pegawai yang daritadi bersamaku berusaha melerai aku dan Aliena hingga akhirnya terdengar suara robekan yang berasal dari gaun yang kuperebutkan.
"Arghh....lo udah ngerusak gaun gue."teriakku gusar.
Aku menarik rambutnya kencang membuatnya memekik kesakitan. Suasana butik yang pertama tenang kini mulai ramai didatangi oleh pengunjung lain yang melihat pertengkaranku dan Aliena.
Kami tetap bergulat tak memperdulikan kerumunan orang yang kian banyak sampai dua orang security memisahkan kami dan menarik kami menjauh. Mereka membawa aku dan Aliena ke sebuah ruangan yang cukup sempit. Aku danAliena duduk berhadapan hanya dipisahkan oleh meja.
"Kalian berdua harus bertanggung jawab atas keributan yang telah kalian buat juga gaun yang teah kalian rusak." kata seorang lelaki botak dan gendut yang memakai kemeja garis garis putih lengkap dengan dasi polosnya. Mungkin dia manager Mall ini atau entah apa aku tak mau mengurusnya.
"Gak mau. Bukan salah saya."ucapku dan Aliena lagi lagi bersamaan.
Sial,kenapa aku bisa kompak banget sih bicaranya dengan itu alien!
"Kalau nona-nona berdua tidak mau bertanggung jawab kami akan melaporkan kalian kepihak yang berwajib."tegas bapak botak itu.
"Apa? gak bisa gitu dong pak,itu dia yang salah bukan saya."ucapku tak terima sambil menunjuk Aliena.
Coba saja jika aku gak bertemu dengannya dan dia tak memaksa gaun yang kuinginkan pasti ini semua tidak akan terjadi.
"Lo yang salah,bukan gue."balasnya tak mau kalah.
Kami sudah dalam keadaan siap perang lagi saat aku mendengar suara mengerikan milik bapak botak.
"DIAMMM!!! SATPAM,JAGA DUA PEREMPUAN INI JANGAN SAMPAI MEREKA RIBUT LAGI DAN PERGI SEBELUM MEREKA BERTANGGUNG JAWAB ATAS PERBUATAN MEREKA!!!" teriak bapak botak itu dengan wajah merah hingga kepala plontosnya yang licin juga ikut ikut memerah.
"Siap pak."jawab satpam yang tadi menggeretku.
"DAN UNTUK ANDA BERDUA KALAU SAMPAI JAM TIGA TIDAK ADA JUGA YANG MAU BERTANGGUNG JAWAB SAYA AKAN MEMBAWA KALIAN BERDUA KE KANTOR POLISI."
God,aku beneran takut liat bapak botak ini marah sampai sampai bulu kudukku meremang. Ku lirik Aliena juga kaget dengan bentakan bapak botak itu hingga wajahnya pucat seputih kapas.
Aku dan Aliena sama sama terdiam hingga bapak itu pergi meninggalkan kami berdua. Ralat,maksudku bertiga dengan satpam yang disuruhnya menjaga kami.
"Buruan deh lo ganti rugi itu gaun. Kan elo yang ngerobekin."suruhku pada Aliena.
"Ih,siapa elo nyuruh nyuruh gue? bukannya lo juga ngotot banget narik itu gaun makanya sampe robek gitu."bantah Aliena. Dia malah dengan santainya mengeluarkan bedak dari dalam tasnya,dan memoleskannya ke wajahnya yang sudah putih seperti tembok.
Huh,aku sebenarnya bisa saja mengganti gaun itu tapi jika aku yang bertanggung jawab aku akan membuat diriku terlihat lemah dan nantinya Aliena akan semakin menginjak harga diriku karena secara tidak langsung aku mengaku bersalah walaupun itu kesalahan kami berdua.
Aku melirik jam dinding yang tergantung ditembok. Sial,sudah jam dua lewat. Aku harus bagaimana? egoku terlalu besar untuk mengalah. Kulihat Aliena santai-santai saja malah dia sedang asyik menelepon sambil tertawa-tawa.
Kurang ajar,aku bingung mikirin gimana caranya aku nyelesain masalah ini dia malah enak-enakan ketawa-ketiwi gak jelas.
Sial,sial sial... Apa yang harus kulakukan?
#
Lagi gak mood buat nulis,stres sama kerjaan. Maaf kalau pendek ya. Ku usahaain next chap lebih panjang.
Thanks buat votmennya ya guys. thanks buat kalian semua yang setia baca cerita gajeku ini.
i loph u all :*
see ya ^_^
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRY ME, PLEASE!
Humor[Story Completed] Ini gila,beneran gila. Aku gak tau harus menganggap ini apa? sebuah bencana atau keberuntungan yang Tuhan limpahkan kepadaku? Karena ulah Daddy yang seenaknya saja ingin menjodohkanku yang aku tolak mentah-mentah,hingga aku menyang...