Chapter 11

278K 12.1K 333
                                    

hi,aku balik lagi nih.Miss me? nggak ya,yaudah klo gitu aku gak jadi update,hihihi gak deng becanda doang.

Hah,ternyata aku gak bisa jauh jauh dari wattpad padahal beneran sibuk,ckckck

Warning 17+

maaf kalo kata2x vulgar, buat readers yg masi d bawah umur mending d skip aja y bacanya :)

happy reading guys ^_^

#

Udah jam 12 malam tapi Tito gak pulang pulang. Aku yang menunggu sendirian dirumah mulai bosan. Beneran sendirian,gak ada siapa siapa kecuali bapak satpam yang jaga didepan rumah.

Mike pergi gak tau kemana. Pagi tadi adalah terakhir kali aku melihatnya setelah pertengkaran perdana kami.

Daripada nggak ada kerjaan,aku mengambil album foto pernikahanku. Aku kembali melihat wajah Tito yang kadang merengut saat sang fotografer menyuruhnya untuk memeluk dan mencium pipiku.

Melihat semua ini jadi mengingatkanku tentang malam pertamaku yang gak akan mungkin aku lupakan dan ini jauh dari bayangan kalian semua. Bukan malam pertama yang romantis layaknya pasangan yang lain,ini malam pertamaku dan Tito yang penuh dengan keributan.

Flashback

Setelah hampir tiga jam aku dan Tito berdiri menyalami tamu yang datang tanpa henti,akhirnya resepsi pernikahanku selesai juga. Kami kembali pulang kerumahku. Ya,pulang kerumah. Aku gak mau nginap dihotel karena percuma saja,toh Tito gak bakalan mau kuajak buat baby. Nggak tau kenapa tapi aku yakin banget kalau Tito itu emang gay ngeliat sikapnya daritadi saat diresepsi. Acuh banget,gila.

Aku kini berada dikamarku berjuang melepaskan gaun yang melekat ditubuhku.

"Aduh,ini resletingnya susah banget sih nuruninnya gimana coba? Masa iya aku mau tidur pake ini gaun? yang ada malah gak bisa tidur akunya ntar."

Cklek,pintu kamar terbuka dan masuklah malaikat tampan yang tadi pagi telah resmi menjadi suamiku.

Tito menatapku sebentar kemudian ia menutup pintu dan berjalan ke arah kiriku untuk mengambil kopernya yang entah siapa yang meletakkannya disamping lemariku.

"Tito,lo mo ngapain?"tanyaku melihat Tito membongkar isi kopernya.

"Mau mandilah,emang lo pikir mau apa?"

' Ih kok enak banget aku yang masuk kamar duluan terus dia yang mau mandi pertama. Aku kan juga pengen mandi 'ujarku dalam hati.

"Eh,eh,eh...mo kemana?"aku menarik kerah belakang kemeja Tito melihat Tito akan masuk ke kamar mandi.

"Aduh,lo apa-apan sih? gak usah narik narik kenapa."

"Bantuin gue bukain nih resletingnya. Gue udah gerah banget pengen mandi."

"Ogah,"jawab Tito melengos masuk kekamar mandi.

"Tito..."aku kembali menarik kerahnya. Lagi.

Nyebelin banget sih laki gue,susahnya minta ampun cuma dimintain tolong gini doang.

"Ngerepotin aja lo."kesal Tito kemudian berpindah kebelakangku untuk membukakan resleting gaun yang super ribet ini.

Deg.

Jantungku berdegup kencang saat jemari Tito tak sengaja menyentuh punggung telanjangku.

Aduh Daddy,Nasha bisa mati muda kalau kaya gini terus.

"Tuh udah. Minggir deh lo,gue mau mandi."ucap Tito karena aku menghalanginya.

"Gue duluan ya,"pintaku memelas.

MARRY ME, PLEASE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang