Chapter 28

262K 9.8K 188
                                    

Makasih banget buat komenx di chapter kemarin. Thanks karena kalian masih berminat  buat baca ceritaku yang super gak jelas ini.

Di chapter ini aku bawain pov-nya tito,ok.

Thanks alot buat komenn dan vote-nya, kalian luar biasa.

Sorry kalau pendek ya

happy reading guys ^_~

#

Sudah dua bulan aku resmi bercerai dari Tito. Dan selama itu pula aku menyandang status janda. Hubunganku dan Tito pun berangsur membaik, terlebih ketika Darian menghubungiku dan memintaku untuk bertemu dengannya. Darian menceritakan padaku semua tentang curhatan Tito padanya, yang membuatku menatapnya tak percaya, senang sekaligus sedih menyesali semua tindakanku dulu saat aku meminta cerai darinya.

Flashback (in Tito Pov)

Semenjak pernyataan Nasha jika dia menyukaiku dan ciuman itu, hatiku selalu gelisah. Aku tak mengerti apa yang terjadi pada diriku. Seperti ada sesuatu yang aneh pada diriku, khususnya hatiku. Sulit sekali untuk mengungkapkannya dengan kata kata. Namun aku tak terlalu menanggapi perasaan aneh ini. Karena aku masih ingin bersama Bima.

Namun ketika aku bertemu dengan Bima di restoran saat aku sedang lunch bersama Nasha, aku tak lagi merasakan jantungku berdebar kencang dan perasaanku biasa saja. Tak seperti biasaanya hatiku akan gembira senang bukan main jika aku bertemu dengan Bima.

Puncak saat kubenar benar menyadari jika aku menyukai Nasha dalam artian yang sesungguhnya seperti pria normal yang menyukai wanita ketika Mike mengajak Nasha dinner dan mengungkapkan perasaannya.

Darahku benar benar mendidih mendengar kalimat cinta yang keluar dari mulut Mike. Tanpa berpikir kulayangkan tinjuku ke wajahnya yang tampan itu.

Aku tak tau lagi apa yang harus kulakukan jika Nasha sampai menerima cinta Mike lagi. Mungkin aku akan hancur.

#

Hubunganku dan Nasha mulai membaik sejak pertengkaran kami di restoran. Nasha membantuku selama beberapa minggu di cafe dan selama itu pula aku menahan diriku agar tidak menyentuhnya. Walau sebenarnya aku sangat ingin menyentuhnya, menjadikan dirinya milikku seutuhnya. Karena sejujurnya aku tak tau harus muai darimana.

Aku mempunyai rencana ketika mengingat tanggal ulangtahun Nasha yang semakin dekat. Aku akan mengajaknya berlibur ke puncak. Dan menjadikan liburan ini sebagai ganti honeymoon yang tak pernah ada dalam pernikahan kami.

Aku sedang sibuk di cafe menghitung kembali pengeluaran dan pemasukan serta berapa persen keuntungan yang bisa kuraih dalam bulan ini.

Saat sedang serius, tiba tiba saja Nasha datang dengan wajah cemberutnya. membuatku gemas dan ingin mencium bibirnya yang mengerucut lucu itu.

Tapi aku menutupi itu semua dengan berpura pura tak suka melihat kehadirannya dicafeku. Aku suka membuatnya marah dan mengomel serta menggodanya, karena itu merupakan hiburan tersendiri bagiku disaat wajahnya berekspresi aneh dan menggemaskan.

"God,ngapain lagi kamu disini Nasha,"ucapku mulai berakting tak suka melihatnya duduk manis diruanganku.

Ia nampak cantik sekali hari ini. Lebih cantik daripada biasanya.

"Aku mau kamu ngijinin aku ya,mau ya."

"Nasha,aku udah bilang daritadi pagi sekali nggak ya nggak. Ngotot banget sih." Ah,ternyata Nasha masih keukeh dengan perdebatan kecil kami dirumah tadi. Ia benar benar keras kepala.

MARRY ME, PLEASE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang