Tiga tahun kemudian...
"Hei Masha."ucap Tito sambil mencubit pipi Icha yang sedang asyik mewarnai.
"Huwa... Mama, Om Tito jahat. Icha dipanggil Macha,"Icha menghambur kepelukanku sambil menangis.
"Tito ih. Jangan jahil dong. Kan kasihan Icha sayang kamu ledekin terus,"omelku pada Tito.
Dasar bapak sarap, sudah tau anaknya paling sensitif kalau dipanggil Masha, Tito malah memanggilnya seperti itu. Sebenarnya dulu Icha suka sekali sama Masha, tapi karena rambutnya kupotong pendek seperti Masha ditambah Tito yang selalu mengatai jika Masha itu anak nakal dan ia memanggil Icha sebagai Masha karena kesal dirinya dipanggil Om oleh Icha. Hingga akhirnya Icha membenci Masha dan akan menangis jika ada yang memanggilnya Masha.
"Cup... cup ya sayang. Gak usah dengerin omongannya Om Tito ya." aku membujuk Icha agar berhenti menangis. Hal yang paling susah dilakukan saat Icha menangis. Dia akan terus menangis hingga tertidur dan hal itu bisa memakan waktu berjam-jam.
"Tanggung jawab nih, kamu kan yang udah buat Icha nangis." kataku pada Tito karena Icha tak berhenti menangis, malah tangisnya semakin kencang.
"Biarin, siapa suruh dia manggil aku Om mulu. Aku kan papanya,"Tito menggembungkan pipinya.
Sebenarnya aku ingin tertawa melihat ekspresinya itu jika saja Icha tak sedang menangis. Satu hal lagi yang perlu kalian tau tentang Icha, Icha akan bertambah rewel jika ada orang tertawa saat dia menangis. Sungguh aneh memang. Aku sendiri tak mengerti dari siapa ia memiliki sifat seperti itu. Tapi kuduga itu dari Tito. Karena 95% sifat mereka hampir sama.
"Tito Icha kan masih kecil, ntar kalau udah gede dia ngerti sendiri sayang.""Kelamaan nunggu Icha gede sayang. Kamu gak tau gimana rasanya sayang. Sakitnya tuh disini,"tunjuknya ke dadanya.
Ah, mulai lagi deh kumat lebay-nya suamiku ini.
"Harusnya Mike gak usah datang liburan kemarin. Gara gara dia aku jadi dipanggil Om sama anakku sendiri." sungutnya lagi.
Aku jadi teringat saat Mike datang ke Indonesia ketika liburan kemarin.
Flashback
Hari ini aku, Tito dan Icha pergi kebandara untuk menjemput Mike. Kami sekeluarga ingin menyambut kedatangan Mike pertama kalinya ke Indonesia semenjak Mike memutuskan untuk kembali ke Australia.
Aku melihat sosoknya dari jauh. Dia berjalan menenteng tas ranselnya. Penampilannya masih sama saat terakhir kali aku berskype dengannya. Dengan kacamata hitam yang bertengger indah dihidungnya, membuat Mike terlihat lebih tampan dan badan atletisnya yang menjulang tinggi yang membuat setiap perempuan dibandara ini menatap kagum.
'Holy shit, Mike kok bisa tambah cakep kaya gitu sih' batinku masih menatap dirinya penuh minat.
"Ehem,"suara deheman dari Tito menyadarkanku jika aku terlalu serius memandangi Mike yang berjalan kearah kami setelah sebelumnya dia melambaikan tangan melihatku dan Tito.
"Sayang aku masih disini loh." kata Tito yang melihat tatapan memuja dimataku untuk Mike.
"Cuci mata doang sayang. Cintaku kan cuma untuk kamu." ucapku sambil mengedipkan mata.
Tito mencebikkan bibirnya mendengar rayuanku.
"Hai sweetheart, gue kangen banget." tepat sebelum Mike membawaku kedalam pelukannya, Tito telah terlebih dahulu menghalanginya sehingga Mike mengurungkan niatnya untuk memelukku.
"For God's sake Tito, gue cuma mau meluk Nasha bentar doang. Kangen gue." kata Mike melihat Tito merangkulku erat dan Icha dalam gendongannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRY ME, PLEASE!
Humor[Story Completed] Ini gila,beneran gila. Aku gak tau harus menganggap ini apa? sebuah bencana atau keberuntungan yang Tuhan limpahkan kepadaku? Karena ulah Daddy yang seenaknya saja ingin menjodohkanku yang aku tolak mentah-mentah,hingga aku menyang...