Sore hari ini, Airin sempat penasaran dengan dua anak kembar tersebut, ia lalu terdiam didepan rumahnya dengan bengong.
"Apa aku tanya aja ya sama nenek?" Ucap Airin sendiri
"Kamu ngapain, Airin?" Airin sontak terkaget lalu membalikkan badannya menatap neneknya.
"Eehh, Gak ada apa apa nek... Cuman lihat pemandangan didepan aja" ucap Airin berbohong, Lalu sang nenek tersenyum tipis menatap Airin dan duduk disebelahnya.
"Kamu gak nyaman disini?"
"Enggak nek"
"Jangan berbohong, Kamu kenapa?"
"Hmm, mata batin Airin... Ngelihat 2 anak kembar, Dia pakai gaun lalu berlumuran darah. Dan menyuruh Airin untuk memb---" nenek Jena lalu melanjutkan pembicaraan Airin.
"Membunuh ibu tirinya?"
"Gimana nenek tau?"
"Nenek tau tentang mereka... Namun nenek juga udah pernah bilang kalau ibu tiri mereka membunuh 2 Anak kembar tersebut, Tapi percuma... Tak ada yang percaya" jelas nenek Jena.
"Apa sih nek mau ibu tiri mereka?" Tanya Airin menaikkan satu alis matanya.
"Waktu itu, nenek ada disaat pembunuhan itu, Untungnya waktu itu nenek langsung kabur dan belum sempat dilihat. Dihari itu tepat hari pernikahan papa anak kembar itu. Karena ibu tirinya merasa ada yang terhalangi dari pernikahan papanya anak kembar itu, Jadi ibu tiri nya bunuh anak kembar itu"
"Jadi maksud nenek, Anak kembar itu gak menyetujui pernikahan papanya dengan ibu tiri baru mereka?" Nenek Jena lalu mengangguk pelan dan tersenyum tipis.
"Kamu jangan ngelakuin hal aneh ya, Kalaupun kamu bilang sama semua orang, Gak akan ada yang percaya. Apalagi kamu masih kecil" Airin terdiam membeku ditempat duduknya memikirkan apa yang harus ia lakukan.
"Bukan Airin namanya kalau mudah menyerah" ujar Airin lalu tertawa kecil.
"Urungkan niat kamu, Airin" lalu Airin mengubah raut wajahnya menjadi datar. Nenek Jena lalu pergi meninggalkan Airin.
"Bagaimanapun itu, Aku harus bisa!" Batin Airin
Airin lalu pergi meninggalkan rumah tersebut dan sejenak mengelilingi kampung tersebut. Hari memang sudah mau gelap, Tapi Airin tetap berjalan tanpa rasa ragu dan takutnya.
Airin berjalan hingga melewati satu rumah yang ia pikir cukup aneh.
"Hey!" Ucap seorang pria berdiri dibelakang Airin menepuk pundaknya dengan pelan, Airin sontak kaget dan menoleh ke sumber suara tersebut.
"E-eh, Ada apa pak?" Jawab Airin.
"Kamu ngapain malam malam disini? Apa tidak dicariin orang tua kamu?" Omel pria yang kira kira berumur 40 tahunan.
"Saya cuman keliling kampung sini pak"
"Orang baru ya?"
"Tidak, Cuman balik kesini 5 hari aja"
"Ohh, Kamu sebaiknya pulang... Kawasan ini cukup angker, Saya saja ngeri sekali kalau lewat disini"
"Emang nya ada ap----"
"Saya pulang dulu ya neng" bapak itu lalu pergi meninggalkan Airin yang tengah penasaran dengan kawasan yang ia lewati.
KAMU SEDANG MEMBACA
FEAR
Mystery / ThrillerAirin Freya, Gadis berusia 17 tahun. Hanya karena terbangun dari mati surinya pada saat kecil, Ia dapat melihat berbagai makhluk aneh. Awalnya ia merasa hanya sebatas imajinasi atau halusinasi, karena seiring berjalannya waktu. Ia mengetahui sedikit...