"gu...gue, Tau... Tapi gue takut"
"Bilang, Raga!" Ucap Airin menangis sejadi-jadinya, Dirinya lemas bahkan tak kuat menahan kaki nya.
"Gua cuma saksi, Gua cuma denger semua cerita itu dari orangtua gue. Awalnya, Memang gak ada kepercayaan yang timbul" ucap raga, Sambungnya "tapi makin lama gue ngerti, Rin. Gue ngerti tentang hidup"
"Saksi? Mau bohongin aku lagi?" Teriak Airin menatap Raga dengan tatapan tajamnya.
"Gue cuma saksi! Itu semua bukan salah gue, Itu salah keluarga Lo yang nyakitin keluarga mereka, Airin!" Airin seketika menoleh ke Raga dan menaikkan satu alis matanya.
"Gimana...gimana kamu tau semua itu? Kamu bilang, Kamu cuma saksi!"
"Orang tua kita bertiga bersahabat, Tapi orang tua kamu yang penghianat, Airin. Gue tau semua dari orangtua gue. Maaf gue ngomong mungkin kasar sama Lo, Tapi ini yang sebenarnya. Kalau Lo gak percaya, Its ok" Ucap Raga tersenyum paksa, "Tapi satu hal yang harus Lo tau Airin, semua ini mengajarkan kita arti mengikhlaskan. Lo harus Nerima orangtua Lo"
"Raga... Kenapa hidup aku makin rumit? Kenapa aku? Kenapa gak yang lain? Ada berapa manusia didunia ini, Tapi kenapa AKU!?"
"Kadang lo gak tau Airin, Dunia ini penuh Cobaan, Buka mata Lo! Lihat sekeliling! Lihat semua sisi! Jangan hanya dari satu sisi, Karena itu sesat."
Airin sontak memeluk Raga yang terdiam didepannya, Kini rasanya campur aduk. Mencoba mengiklaskan kedua orangtuanya. Mencoba memulai semua dengan yang baru.
Namun seingat Airin, semua tak akan berakhir sampai disini. Walaupun orangtua Airin sudah tak ada, Namun balasannya masih berlaku untuk Airin.
"Tenangin diri Lo, Semua butuh proses" ucap raga melepaskan pelukannya dan tersenyum menatap Airin." Ucap Raga
"Tapi, Semua belum berakhir. Dia bakal nyakitin aku lagi, Selamanya... Hingga aku bosan hidup"
"Kesalahan Lo cuma satu, Gak percaya kata hati. Kesakitan pertama yang dia buat itu ke Lo. Lo jatuh dari bianglala hingga indigo juga karena dia Airin" Cetus Raga membuat Airin terdiam mematung. "Kadang Lo juga gak tau, kalau sebagian disekeliling Lo itu rekayasa"
"Aku capek, Raga... Aku udah cukup sabar dari dulu sampai sekarang. Tapi apa perubahannya?" Sambung Airin.
Raga tersenyum tipis menatap Airin.
"Coba lagi, Keberuntungan akan datang kalau Lo masih berjuang. Gue pulang, Airin" Airin mengangguk dan tersenyum tipis, menatap Raga yang semakin menjauh dari tatapannya.
***
Airin kembali memasuki rumahnya, Menutup pintunya. Dan berjalan ke kamarnya dengan wajah lesuh.
Airin lalu terdiam berhenti ditanggapi memegang ujungnya, "Aku gak bisa diam aja kayak orang bodoh. Aku yakin, semua ini ada jalan keluarnya" ucap Airin lalu berlari kencang ke kamarnya.
"Keluar, Aku mohon!" Teriak Airin memanggil wanita dengan paras mengerikan.
"Beraninya kau memanggilku, Apa nyawa mu sudah siap ku bawa, Airin...?"
"Maafkan keluargaku, Tolong... Jangan membuat hidup ku seperti ini, aku juga manusia. Aku butuh kehidupan yang murni, yang seperti orang lain rasakan"
Sruttt....
Tubuh Airin terlempar ke dinding dengan sangat kencang, dirinya meringis kesakitan dengan tangisan pecahnya.
"Kau pikir, Aku juga tak ingin seperti itu? ITU SEMUA KARENA KALIAN! Karenamu!"
"Setidaknya kau pikir! Kau itu hanya setan yang mengerikan! Apa langit tak menerima mu? KAMI BUMI JUGA TAK MENERIMAMU!" Mulut wanita tersebut seketika tersenyum mengerikan, Menatap Airin dengan mata merahnya.
"Hahaha..., Airin... Apa kau sudah bosan dengan hidupmu" diri Airin yang lemah terbaring di lantai dekat dinding, seketika menempel dan tertarik ke atas.
"Hentikan!"
"Berhenti? Bagaimana jika kau mati baru aku berhenti!"
"Berhenti, Dasar kau setan! Kembali ke neraka!"
"Raga, ku mohon...kembali lah" Batin Airin
"Siapa yang kau sebut setan? Mengerikan? Keluarga mu melebihi setan! Mereka licik, mereka bodoh, mereka hanya mementingkan diri mereka! Setidaknya dirimu akan jadi bukti pembalasanku, Airin!"
DRAGGG....!!!
Airin menatap ke arah pintu yang terbanting kuat, dirinya terjatuh dari lemparan dirinya keatas.
Wajah Wanita tersebut seketika berubah menjadi makhluk aneh, dengan wajah hitamnya yang mengerikan.
"Raga..."
Raga segera berdoa dengan kepercayaannya dengan menatap Wanita tersebut sangat tajam.
"Panasss....!!!!! Berhentii!"
Airin hanya terdiam mematung menyaksikan semua ini dengan menelan ludahnya, Dirinya menangis dengan luka parah di badannya.
Sedangkan Raga, ia tetap membacakan doa kepada wanita tersebut.
Shhhh.....
Wanita tersebut menghilang dari hadapan Airin. Sontak raga menghampiri Airin dengan pegangan tangannya yang lembut.
"Raga... Apa semua udah selesai?" Ucap Airin menatap raga dengan mata yang masih berkaca-kaca.
"Belum... Dia cuman pergi sementara" Airin menundukkan kepalanya, yang dipikirkan hanya, mungkin tak akan selesai jika nyawanya tak diberikan.
"Lo jangan pasrah, Airin."
"Aku pasrah... Aku pasrah, Karena mungkin jalan satu satu nya cuman nyawa aku"
"ada cara lain.. ada, Selain tumbalnya nyawa Lo" Airin sontak menoleh menaikkan kepalanya menatap Raga dan membulatkan matanya tak percaya. Apa benar? Ada cara lain selain memberikan nyawa?
***
A/n : Halo semuahh! Maaf udah lama author gak up, Jangan lupa vote dan commennya. Makasih:)
KAMU SEDANG MEMBACA
FEAR
Mystery / ThrillerAirin Freya, Gadis berusia 17 tahun. Hanya karena terbangun dari mati surinya pada saat kecil, Ia dapat melihat berbagai makhluk aneh. Awalnya ia merasa hanya sebatas imajinasi atau halusinasi, karena seiring berjalannya waktu. Ia mengetahui sedikit...