15 - Melihat Yang Asing

1.5K 98 4
                                    

Airin terbangun dari tidurnya lelapnya, Tak seperti biasanya ia terbangun dengan sangat ceria. Kali ini sangat berbeda, ia membuka matanya karena mendengar suara ketukan entah darimana asalnya.

Airin membuka matanya pelan pelan dan mengulurkan tangannya mengambil Jam di sebelah ranjang tempat tidurnya.

"Jam 12 malam?" Ucap Airin pelan, Ia terbangun duduk di ujung kasur sambil mengucek matanya. Sesekali ia mendengar suara ketukan, lelah untuk memutar kan dan melihat arah suara ketukan tersebut.

"Airin" ucapan pelan tersebut sukses membuat Airin membulatkan matanya. Ia sangat kenal suara ini.

Ia memicingkan matanya melihat siapa yang ada di jendela rumahnya, ya tentu saja itu Raga. Untuk apa dia kesini malam-malam?. Airin lalu berjalan pelan menuju ke jendela kamarnya tersebut.

Ia berpikir wajah Raga disana hanya halusinasinya.

"Raga?" Airin mulai membuka jendela tersebut dengan pelan. Yang benar saja, ia memang raga.

PLAKK!

"Aw! Lo Napa nampar gue woi!?" Ucap Raga karena Airin tetap menatapnya dengan bingung.

"Aku kira aku mimpi atau halusinasi, kamu ngapain disini malam malam?"

"Gue cuma mau bilang, besok gue jemput!"

"Tapi aku..."

"Sttt! Besok libur, dan Lo harus ikut gue!"

"Jangan Raga"

"Pokoknya jam 9 besok gue jemput Lo"

"Kamu gimana tau rumah aku?" Airin menaikkan satu alis matanya, menatap Raga dengan penuh pertanyaan bingungnya.

"Gue udah bilang sama Lo, kalau gue ingin tau semua tentang Lo! Tapi kalau Lo gak mau kasih tau, terpaksa gue yang harus cari tau sendiri" Airin terdiam membeku. Bagaimana kalau ia tau rahasia terbesar Airin selama ini? Semua akan hancur.

Raga dan Airin kini saling terdiam menatap masing-masing dengan pikiran kosong.

"Airin!" Bisikan tersebut sontak membuat Airin tersadar dan mengedipkan matanya.

"Ehh"

"Ingat besok jam 9!" Tanpa menunggu balasan jawab Airin, raga lalu meloncat turun dari jendela kamar Airin dan meninggalkan rumah tersebut.

***

Airin mengambil satu pakaian dengan outfit baju kaos dan jeans berwarna hitam, dengan wajah datarnya menatap kaca yang terpampang didepan wajahnya.

"Jangan pergi!"

Kalimat tersebut terdapat dikaca dengan tulisan yang terlumuri darah. Airin masih saja tetap terdiam dan berfikir sejenak.

"Saat nya untuk mengubah semuanya, Nasa. Diam gak akan mengubah segalanya" batin Airin.

Airin mengambil tasnya dan menuruni tangga rumahnya, tanpa menoleh kesana kemari, ia membuka pintu utamanya dengan tergesa-gesa. Entah apa yang ia lakukan kali ini, pikirannya campur aduk.

Airin menunggu raga didepan gerbang rumahnya dengan wajah polosnya. Pikirannya kosong, tatapannya menjadi gelap gulita.

"Airin?" Raga masih tetap melambaikan tangannya didepan wajah Airin yang matanya terbuka tanpa berkedip.

"Airin!" Kali ini nada suara raga lebih keras dan menggoyangkan badan Airin sedikit lebih keras.

"Ehh!"

FEARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang