"jadi, Ada apa kalian mencari saya?" Tanya bapak tersebut menatap Airin dan Kevin bersamaan.
"Mulai darimana dulu?" Bisik Kevin ditelinga Airin, Airin lalu menoleh ke Kevin dan menatapnya datar.
"Apa bapak punya dua anak kembar?" Ucap Airin tanpa basa basi, Ia lalu menatap bapak tersebut dengan tatapan yang serius. Seketika raut wajah bapak tersebut berubah menjadi sedih dan menundukkan kepalanya pelan
"To the points banget!" Batin Kevin
"Dulu... Tapi sekarang, Enggak" jawab bapak tersebut
"Sebelumnya, Saya ingin tau nama bapak siapa?" Tanya Airin
"Beto, Nama saya Beto" jawab pak Beto
"Saya disini bukan untuk menjelaskan tentang bisnis atau segala macamnya pak, Saya hanya ingin bilang kalau anak bapak dibunuh ol----" seketika mata pak Beto membulat dan melanjutkan pembicaraan Airin.
"Dibunuh!? Darimana kamu tau dibunuh?"
"Saya indigo pak, Saya bisa melihat dua anak kembar bapak, Mereka selalu meminta tolong kepada saya, Mungkin setelah saya bilang siapa pembunuhnya, Bapak akan bilang mustahil!" Jelas Airin
"Siapa? Siapa pembunuhnya?"
"Istri bapak, Sebelumnya maaf, saya tidak akan memfitnah orang yang tidak salah. Tapi sesuai mata batin saya, Saya melihat sendiri pembunuhan tersebut dengan mata batin saya" jelas Airin sekali lagi, Kevin hanya tersenyum tipis menatap Airin yang menjelaskan semuanya.
"Tidak mungkin istri saya yang melakukan, Ia sangat menyayangi anaknya, Bahkan dia berjanji akan menganggap anak saya seperti anak kandungnya sendiri"
"Nyata nya tidak seperti itu pak, Istri bapak hanya iri karena bapak lebih memberi perhatian kepada anak kembar bapak. Saya mungkin tidak punya bukti, tapi saya akan menyuruh mereka menampakkan dirinya"
Seketika mata Airin terpejam dan berkomunikasi dengan anak kembar tersebut menggunakan mata batinnya.
"Datanglah, Tunjukkan diri kalian. Berikan pengakuan!" Ucap Airin dalam batin
Seketika mata Airin terbuka lalu melihat sebelah bapak tersebut terdapat kedua anak kembar nya dengan wajah yang berlumuran darah.
"Ay...ahh" ucap salah satu anak kembar tersebut, Sontak membuat pak Beto terkaget dan menoleh ke sumber suaranya, Ia cukup kaget Bahkan yang dipikirkan adalah mustahil.
"Nika? Niki?" Ucup pak Beto cukup membulatkan matanya.
"Ayah, Kami tidak ingin mati!!, bunuh ibu tiri kami!"
Perasaan yang dirasakan kini hanyalah campur aduk, sedih dan bahagia. Sedih ketika tau kabar yang membunuh adalah orang yang ia cintai, dan bahagia bisa melihat kedua anak kembarnya setelah sekian lama.
"Pak, Saya hanya ingin sampaikan ini. Setidaknya biarlah istri bapak mendapat karma yang sepadan dengan anak bapak, mungkin dipenjara?" Ucap Airin
"Enggak! Bukan aku yang membunuh anak kamu mas!!" Sambung seorang wanita berparuh baya keluar dari rumah membawa secangkir kopi.
"Ternyata kamu yang bunuh anak aku!!" Wanita itu lalu membulatkan matanya menatap dua anak kembar dibelakang suaminya dengan tatapan sinis dan tajam.
Tanpa basa basi, Ia lalu kabur dari rumah tersebut dan pergi ke sembarang arah tanpa melihat sekeliling.
"Tante! Awas!!" Teriak Airin membuat wanita tersebut menoleh kepadanya.
BRUGG!!!
Wanita tersebut terlempar tragis karena tertabrak truk, Badannya berlumuran darah, Tangannya patah hingga kepalanya dipenuhi dengan darah darah.
***
Disaat malam hari, Airin pulang dengan wajah kusutnya, Melihat ke arah depan rumahnya terdapat nenek dan ibunya yang terlihat cemas.
"Airin, Kamu kemana aja!?" Ucap sang mama menatap Airin dengan khawatir.
"Nenek dengar, Dikampung sebelah ada yang meninggal?" Airin menundukkan kepalanya dengan wajah lelah.
"Jangan bilang... Kamu terlibat masalah aneh itu!?" Ucap sang mama lagi yang tak terbalas oleh Airin.
"Airin cuman bantu nyelidikin anak kembar yang meninggal itu ma, Ternyata dibunuh oleh ibu tirinya. Sayangnya, Ibu tirinya ketahuan dan tertabrak" sang mama hanya mengerti posisi Airin, Ia hanya membantu orang yang ia anggap jelas. Sang mama lalu memeluk Airin dengan erat
"Maaf ma. Tapi bisikan itu menggangu Airin terus"
"Sudah, sudah.. kalian tidur saja dulu" sambung nenek Jena.
Aira (Mama Airin) dan Airin berjalan menuju ke kamarnya sambil Aira merangkul pundak Airin.
"Kita besok pulang ya" ucap Aira membuat Airin menatap mamanya dengan menaikkan satu alis matanya.
"Kenapa besok ma?"
"Mama sulit jaga kamu disini, Kita balik ya besok"
"Maafin Airin ma"
"Sudah, besok kita pulang yah" Airin hanya mengangguk pelan dan berjalan ke kamarnya kembali
"Terimakasih Airin" bisikan itu membuat Airin tersenyum kecil, 2 bisikan bersamaan membuatnya mengatasi keadaan dua anak kembar tersebut sudah aman di alam sana.
***
Keesokan harinya, Airin dikamarnya membereskan bajunya untuk pulang ke rumahnya. Hari ini, Airin dan mamanya lebih cepat pulang karena penyebab Airin yang sulit dijaga dilingkungan bebas.
Tok...tok...tok...
"Airin, Buka dulu pintunya" pinta sang mama berteriak dari dapur
"Iya ma" Airin lalu berjalan ke pintu utama dan membuka pintunya.
Ceklek!!
"Pagi ne---"
"Eh Airin?" Ucap seorang pria didepannya saat membuka pintu tersebut.
"Ada apa? Mencari nenek?" Tanya Airin.
"Iya"
"Nenek lagi memasak didapur lagi memasak sama mama" ujar Airin dengan wajah datar
"Emm Yaudah, Cuman mau kasih makanan ini aja. Oh iya Lo rapi gini mau kemana?" Tanya Kevin menatap ujung bawah hingga atas pakaian Airin.
"Saya mau kembali ke rumah"
"Kok cepat banget?"
"Ya karena mau cepat"
"Yah, Kapan kapan balik lagi ya"
"Iya" Airin lalu tersenyum tipis mengambil sekantong makanan ditangan Kevin dan masuk kembali kerumahnya dan menutup pintu.
"Kayak Air mineral deh, Ada manis manis nya gitu" Batin Kevin
Airin berjalan ke arah dapur dibelakang rumahnya membawa sekantong makanan pemberian Kevin.
"Nek, Ada titipan buat nenek dari Kevin" ujar Airin menjulurkan kantong makanan tersebut kepada nenek Jena. Nenek Jena hanya tersenyum tipis dan menerima kantong tersebut.
"Airin, Kamu makan dulu ya, Baru kita berangkat"
"Iya, Ma"
***
A/n : olleee...olee... Maafin kalau ceritanya gaje, sesuai mood author nulis nya ini mah:v
See you next chapter!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
FEAR
Misterio / SuspensoAirin Freya, Gadis berusia 17 tahun. Hanya karena terbangun dari mati surinya pada saat kecil, Ia dapat melihat berbagai makhluk aneh. Awalnya ia merasa hanya sebatas imajinasi atau halusinasi, karena seiring berjalannya waktu. Ia mengetahui sedikit...