Disaat jam istirahat, Tentunya Airin terdiam dimeja nya sambil menundukkan kepalanya sekilas. Dikelas sekarang hanya tersisa Airin dan Raga.
Airin tau, Bahkan ia sangat tau kalau Raga akan disini dengan Airin.
"Kenapa kamu disini?" Tanya Airin tanpa menoleh, Ia tetap menundukkan kepalanya.
"Kan gue udah bilang sama Lo, Gue pengen tau siapa Lo!"
"Apa kamu gak punya pekerjaan yang lain selain mengurusi hidup ku? Aku ini bahaya, Raga. Jika kamu dekat dengan ku, tidak lama lagi nyawamu akan hilang!" Ucapan Airin membuat Raga sontak membulatkan matanya, Bukan apa-apa. Raga hanya ingin tau tentang diri Airin.
"Gue sama sekali gak peduli" STT! Sontak kursi dibelakang kelas terjatuh dengan suaranya yang besar.
"Tolong, Raga. Jangan menggangu ku!"
"Siapa nasa?"
"Kamu gak perlu tau!"
"Gue akan cari tau!"
"Aghh! Kenapa tak ada panggilan tolong dari makhluk makhluk astral? Bukannya biasa mereka selalu memanggil ku" Batin Airin, Memang sejak ia kembali ke sekolah ini, Seperti tak ada bisikan hantu yang meminta pertolongan kepadanya.
Apa dia sudah tidak indigo?
"Tidak! Kalau aku tidak indigo, Aku tak mungkin masih bisa melihat Nasa dan hantu hantu lainnya" Batin Airin.
"Lo kenapa diam?" Airin sontak tersadar dalam pikirannya.
"Raga, Kamu gak punya kebiasaan yang lain selain mengurusi hidupku? Kenapa kamu sangat ingin tau tentang aku? Aku lebih senang kalau kau membully ku seperti awal pertama kau masuk sekolah ini"
"Gue bully Lo awal masuk karna muka Lo ngeselin!"
"Berhenti menanyakan tentang kehidupan ku!" Airin Berdiri dari tempat duduknya dan berjalan keluar dari kelas tersebut. Ia meninggalkan Raga yang tetap mematung dimeja Airin.
"Kayaknya, Ada rahasia hidup ku yang aku sendiri tidak tau!"
15 Menit Kemudian...
Kini bel sudah berbunyi, Semua murid tentu saja sudah berada di dalam kelas, Termaksud Airin yang sedari daritadi berada dibelakang sekolah.
"Baik anak-anak, Bapak yakin kalian semua sudah melihat Mading sekolah kita."
"Sekolah ini akan mengadakan camping di hutan selama 2 hari 1 malam, persiapannya juga harus dibawa masing masing ya! Jangan sampai ada yang ketinggalan" ucap pak guru tersebut, lanjutnya "kita akan camping mulai lusa ya!"
Airin menaikkan satu alis matanya. Tentu ia tak melihat Mading disaat jam istirahat tadi, Karena saat ia berjalan ke belakang sekolah, Mading terlihat ramai di kerumuni oleh siswa siswi.
***
Kini Jam pulang sekolah, Airin membereskan bukunya dan keluar dari kelasnya Duluan tanpa melihat sekelilingnya.
Ia berjalan menuju ke Mading sekolah dan melihat cetakan namanya.
Airin
Najwa
Raga
Naomi
Rangga
Keysha
Renzo.Airin membulatkan matanya melihat nama yang terletak di nomor 3. Bagaimana bisa dia sekelompok dengan Ra...ga?
"Kenapa dia?"
"Kenapa?" Ucap Raga yang kini berada dibelakang Airin sambil menatap Mading tersebut.
"Emm..." Airin sontak terdiam menolehkan badannya dan melihat bayangan seorang gadis dibelakang Raga.
"Diam kau, Airin!"
Airin lalu menelan ludahnya mendengar bisikan tersebut, tentu saja ia sangat mengenal suara tersebut. Itu adalah suara, NASA.
"Gue jadi pengen tau, Nasa itu siapa?"
"Udah aku bilang berapa kali? Kamu akan nyesel kalau tau semua tentang aku!"
"Dan Lo bakal nyesel kalau gak kasih gue!"
Airin lalu mendorong badan Raga dan berlari meninggalkannya. Ia berlari ke depan gerbang sekolah menunggu jemputannya.
"Yang tau hanya kita, Airin"
Airin menutup matanya dengan perlahan dalam pandangan didepan gerbang. Ia menutup matanya untuk memulai komunikasi dengan seorang gadis.
"Kau siapa?"
"Aku? Aku yang akan menghancurkan harapan terbesar mu!"
Airin lalu membuka matanya karena mendengar suara yang jauh berbeda dengan suara yang biasa ia dengan. Bukan, Ini bukan Nasa. Dia berbeda, hawa nya aneh.
"Harapan terbesar? Tapi... Harapan terbesar ku cuman aku yang tau!" Ucap Airin dengan pelan, Lanjutnya "kenapa semakin lama hidup ini penuh dengan pertanyaan?"
Titt...titt...
Suara tersebut terdengar nyaring ditelinga Airin, Itu adalah suara mobil jemputan Airin. Ia lalu berjalan pelan menuju ke mobil tersebut dengan tatapan kosong.
"Tears, Answer..." - Airin
***
Sesampai dirumahnya, Airin langsung memasuki rumahnya dan menuju berlari ke kamarnya.
Tak lama, Airin membuang tas nya ke sembarang tempat dan menghempaskan tubuh nya ke tempat tidurnya.
"Aghh! Hidup ku sulit ditebak!"
"Makin lama sepertinya sangat aneh, Bisikan dari suara asing, pertanyaan tentang harapan terbesar? Bukankah itu gak ada yang tau kecuali aku dan... Tuhan?"
Airin menutup matanya dengan perlahan karena kelelahan nya hari ini. Ia mungkin akan sangat stress jika melewati semua ini sendiri hingga dewasa nanti.
"Airin... Airin... Aku tetap memperhatikan mu! Jangan terlalu takut untuk menghadapi persoalan ini, setiap masalah ada jalan keluarnya... Kecuali kamu berhenti ditengah jalan! Semua tak akan berarti Airin"
Airin yakin, Ini bukan bisikan. Ini suara terdengar jelas ditelinga nya saat matanya terpejam. Benar, Ini bukan lah bisikan dari makhluk astral atau sebagainya. Ini asli.
Airin takut, Takut untuk membuka matanya dan melihat harapan terbesar nya malah hilang seketika karena ucapan dari gadis asing tadi disekolahnya.
"BIG ANSWER!" Batin Airin. Ia tak tau ingin berkata apa lagi selain berbicara dalam batinnya. Hidupnya sangat berat, Andai saja saat kecil dia tidak bodoh dan tidak mengikuti hal aneh saat kecil.
"Aku mau, Aku ingin hebat!" - Airin Kecil.
***
A/n : Maaf jadi slow update. Because sekarang author lagi fokus sama ujian:v

KAMU SEDANG MEMBACA
FEAR
Mystery / ThrillerAirin Freya, Gadis berusia 17 tahun. Hanya karena terbangun dari mati surinya pada saat kecil, Ia dapat melihat berbagai makhluk aneh. Awalnya ia merasa hanya sebatas imajinasi atau halusinasi, karena seiring berjalannya waktu. Ia mengetahui sedikit...