EXTRA CHAPTER (1) : FEAR

976 58 0
                                    

Tok...tok...tok...

Airin berjalan ke depan pintunya, membukakan pintu yang sedari tadi di ketok.

"Valerie?"

Valerie menundukkan kepalanya, Hawa nya seperti orang yang sedang di campakkan.

"Kamu kenapa?" Tanya Airin sekali lagi. Valerie tetap diam, tak menjawab satupun ucapan dari Airin.

Valerie mengangkat kepalanya, menampakkan wajahnya yang sangat pucat dan murung. Airin menaikkan satu alis matanya, bingung melihat sahabatnya.

"Masuk dulu sini" Airin menuntun Valerie untuk masuk ke rumahnya. Mereka berjalan ke ruang tamu, Airin terus melihat Valerie, Gadis ini aneh tak seperti biasanya.

"Kamu ada masalah?"

Valerie menggelengkan kepalanya, Wajahnya seperti ingin bicara namun di tahan agar tetap diam.

"Kalau ada sesuatu, ceritain sama aku"

Valerie menggelengkan kepalanya sekali lagi.

"Kalau kamu diam kayak gini terus, aku gak bakal tau apa yang kamu mau!" Ucap Airin dengan tegas.

Valerie tetap diam, Ia memegang tangan Valerie lalu melepaskannya, Tangannya sangat dingin seperti es yang membeku.

"Aww! Kamu kenapa dingin banget?" Airin menatap Valerie semakin aneh.

Valerie menggelengkan kepalanya, Airin sungguh bingung. Apa gadis ini sedang sariawan?

"Kamu kenapa sih? Ngomong dong! Aku bingung kalau kamu diam aja"

Gadis ini berdiri sembari menundukkan kepalanya, berjalan menuju ke pintu rumah Airin dan membukanya.

Airin berdiri dari kursinya, menatap Valerie dari belakang. Baju di belakangnya terdapat darah-darah yang cukup banyak.

Valerie berjalan keluar meninggalkan Rumah Airin.

Airin terlihat bingung, ia menelan ludahnya, badannya seketika merinding. Apa ia masih bisa melihat... Hantu?

Kring...kring...kring...

Airin mengangkat telepon dari salah satu teman sekolahnya.

"Halo?"

Mata Airin membulat, Badannya terdiam membeku. Wajahnya memerah, tak percaya dengan apa yang ia pikirkan.

***

"Permisi dok, Saya mau ke ruangan 187 atas nama Valerie" Ucap Airin dengan cepat.

"Maaf, Adik ini siapanya ya?"

"Saya teman nya"

"Maaf, baru 5 menit yang lalu, Pasien yang bernama Valerie telah meninggal dunia"

Airin tak sanggup menahan air matanya mendengar kabar berita buruk ini. Tangannya melemah seperti tak bisa menggerakkannya lagi.

"Tidak mungkin dok, tadi baru saja Valerie saya datang ke rumah saya" Protes Airin.

"Maaf, pasien atas nama Valerie baru meninggal 5 menit yang lalu, dik."

Airin berlari, berlari menuju ke ruangan 187 tepatnya di lantai 3 rumah sakit tersebut.

"Raga?"

Raga membalikkan badannya, melihat Airin di belakangnya yang kian sedang menangis.

Raga menghampiri Airin.

"Kamu kenapa gak bilang sama aku?" Ucap Airin sambil menangis.

Raga menundukkan kepalanya, merasa bersalah tak mengabari tentang keadaan sahabatnya.

"Sejak kapan?"

"3 jam yang lalu"

Airin berjalan ke depan pintu kamar 187. Ia mengintip lewat kaca jendela tersebut.

Memang benar, disitu terdapat kedua orang tua Valerie yang sedang menangis tersedu sembari memeluk putri nya yang telah meninggal.

Airin mengeluarkan air matanya, tak percaya dengan apa yang ia lihat.

"Airin... ini takdir" Ucap Raga dari belakang sambil memegang bahunya. Airin menoleh, dan memeluk Raga dengan hangat.

"Ini bohong kan?"

Valerie selalu Airin anggap sebagai saudara kembar beda jiwa nya.

Airin selalu berfikir, kenapa orang yang ia sayang selalu meninggalkannya dengan cara yang sadis?

"Jangan nangis..." Raga melepaskan pelukannya, Menatap dalam Airin yang sedang menundukkan kepalanya.

"Bukan kamu aja yang sedih, kita semua juga sedih" Airin melihat ke sekelilingnya. Melihat teman-teman Valerie yang sedari tadi menangis dan sedih.

"Maaf..." Airin selalu mengingat suara Valerie yang selalu ada di saat pagi hari di kampusnya.

"Pagi airin.." ucap seorang gadis yang berlari dan berhenti tepat di samping Airin sambil menatap Airin dengan ceria.

"Pagi juga Val" Sahut Airin menoleh dan tersenyum.

"Lo dari masuk ke kampus ini gak berubah ya Rin, Senyum Mulu tiap pagi" Airin malah tertawa kecil mendengar ucapan Valerie, Sahabatnya dikampus sejak pertama kali ia masuk kesini.

"Awali hari mu dengan tersenyum" ucap Airin.

"Bisa ya ada orang kayak Lo, udah cantik, baik, ramah, suka senyum lagi. Gak salah kalau Lo Most wanted dikampus ini" Puji Valerie, Yang membuat Airin sedikit malu.

"Makasih Val, Lo juga gak ada bedanya. Kitakan kembar beda jiwa" Valerie tertawa berbagai mendengar perkataan Airin, Mereka berdua bercakap cakap sambil berjalan ke ruangannya.

"Walau aku gak bahagia, aku bakal pura-pura bahagia" Ujar Airin sambil tersenyum.

Untuk selanjutnya, bakal jadi alasan aku untuk takut kehilangan, Batin Airin.

***

"Semoga kamu tenang disana..."

Semua orang membacakan doa untuk Valerie, Termasuk Airin.

"Makasih ya kalian udah datang ke pemakaman nya Valerie" Ucap Orang tua Valerie, Semuanya tersenyum.

"Sama-sama tante, om."

"Saya turut berduka cita Om, tante" Ucap salah satu gadis.

"Selamat Tinggal, Valerie..."

***

A/n : Ini dia Extra Chapter FEAR Mungkin aku bakal bikin 2 Extra Chapter.

Stay tune!...

Kamsamnida.

FEARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang