Bagian 15

325 39 2
                                    

Di rumah, Alina masih terus meneteskan air matanya sambil melihat foto yang beberapa waktu lalu diberikan oleh seseorang yang dulu memiliki tempat tersendiri di hatinya.

"Mereka siapa? Kenapa aku sayang sama mereka tapi aku gak kenal sama mereka," ucap Alina dan duduk di meja belajarnya.

Alina menutup matanya berusaha mengingat masa lalunya, tapi gagal, kepalanya semakin pusing mengingat itu semua. "Aahh!" teriak Alina di kamar itu sambil melempar fotonya bersama Abid ke lantai.

Alina benar-benar dibuat frustasi dengan semua ini. Dia pikir dengan bertemu dengan orang yang ada dibalik alasannya melupakan masa lalunya itu dia akan menemukan titik terang tapi ternyata hasilnya Nihil.

Dia mengambil laptop yang ada di atas meja untuk mencari sesuatu. Ditulisnya nama Septian David Maulana. Dia melihat banyak artikel dan biodata di sana.

Satu nama instagram langsung menggerakkan tangan Lina untuk meraih smartphone-nya dan mengetik nama septiandavidmaulana di pencarian akun instagramnya. Dilihatnya akun itu tak ada apapun selain fotonya tentang sepak bola dan beberapa foto bersama sahabatnya yang tidak terlalu banyak, bahkan bisa dihitung dengan jari.

Alina kembali pada laptopnya, dia berganti mengetik Suci Prasetya.

"Atlet bela diri,"  gumam Lina dengan sedikit senyum saat melihat biodata Suci.

Tangannya kembali mengetik di smartphone mencari akun instagram bernama suciprasetya. Lebih parah, Lina bahkan tak menemukan apapun di akun itu, "Privasi," gumamnya sedikit kecewa tapi dilihatnya pengikut yang tertera pada kolom bio akun itu, Farah ternyata mengikutinya.

Alina langsung menelpon Farah memintanya untuk datang ke rumahnya. Dia yakin, dalam akun Suci terdapat banyak foto-foto mereka.

Kembali mencari dengan nama Hanif Sjahbandi melihat biodata dari internet dan kembali pada smartphone-nya mengetik nama hanifsjahbandi kembali. Tak ada foto yang mendukung, masih sama dengan David. Hanya foto tentang sepak bola dan beberapa foto mereka berlima yang bisa dihitung dengan jari.

Diam.

Alina terdiam sejenak, dia kembali melihat foto itu dan menatap fokus pada foto laki-laki bermata cokelat dan laki-laki berambut klimis yang sama-sama manis itu. Tanpa tersadar sudut bibir Alina melebar, dia seperti bahagia saat berdiri di antara 2 laki-laki itu dalam foto.

Alina kembali pada laptopnya dan menulis Rezaldi Hehanussa. Banyak artikel yang dibaca Lina, sampai dia menemukan blog yang mengatakan:

...Pemain Persija Jakarta yang biasa disapa Bule ini bersahabat dekat dengan Febri Hariyadi pemain Persib Bandung yang merupakan rival abadi Persija Jakarta. Rezaldi dan Febri ternyata juga memiliki kesamaan selera makanan, mereka sama-sama menyukai martabak manis. Diketahui saat wawancara salah satu blog sepak bola, Rezaldi mengaku sangat menyukai martabak manis karena, "Orang manis makannya ya yang manis-manis lah. Hahah", jawabnya saat ditanya tentang alasannya menyukai martabak manis. Jawaban yang dilontarkan Febri pun sama dengan  jawaban yang dikatakan Rezaldi saat wawancara. Sejak saat itulah banyak yang mengatakan bahwa Rezaldi dan Febri adalah sahabat...

Alina tersenyum lebar saat membaca artikel itu, "Martabak manis," ucapnya karena dia juga menyukai martabak manis.

Dia langsung meluncur pada halaman yang mengulas tentang Febri. Dia pun juga tersenyum membaca artikel yang lagi-lagi membahas wawancara Febri bersama Rezaldi.

...Idola bobotoh Persib ini ternyata menyukai minuman yang sama dengan salah satu pemain rival abadi timnya, Persija Jakarta, Rezaldi Hehanussa. Pemain yang kerap disapa Bow itu mengaku bahwa dia menyukai cokelat hangat karena, " cokelat hangat menujukkan bahwa seseorang itu juga berkepribadian hangat. Heheh", jawab pemain cadel itu. Jawaban senadapun dilontarkan oleh Rezaldi di sesi wawancara...

IntuisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang