"Manja banget sih lo!"
"Kan emang gak bisa, mejanya ada dua diatas, gimana mau naik? Kan gue pake rok " kesal Valetta "Yakali gue manjat, nampak dong "
"Ck bising! " Dave pun mendekatkan dirinya kepada Valetta
"Dave mau ngapai ?" tanya Valetta degdegan
"Diem" jawab Dave lalu mengangkat tubuh Valetta keatas meja tersebut, untung saja Dave tinggi jadi bisa setara dengan Valetta yang sudah diatas meja
"Dave astaga" kaget Valetta menetralkan nafasnya yang tiba tiba saja Dave mengangkat tubuh nya
"Sini" ucap Dave
"Apanya? "
"Tangan "
"Tangan? Tangan gue? "
"Hm"
"Buat? " tanya Valetta bingung
"Ck, bising banget sih lo! " kesal Dave lalu menarik tangan Valetta yang agak melepuh tadi
Dave pun meniup pelan tangan Valetta tersebut dengan pelan "Dah diobatin? " tanya Dave sambil meniup tangan Valetta yang sama sekali tidak ada jawaban
"Val? "
"Woi! "
"Valetta! " bentak Dave yang membuat Valetta tersadar dari lamunannya"Eh kodok " kaget Valetta yang sedari tadi tidak menyangka atas perbuatan Dave sekarang padanya
"I iya kenapa? " tanya Valetta gugup
"Dah diobatin apa belum nih?! " tanya Dave kesal
"Belum, soalnya gue gak ada obatnya jadi nanti pulang sekolah mau beli" jawab Valetta pelan
"Lo bodoh apa gimana sih?! "
"Ck, misalnya gue pun keklinik semalam gak ada yang mau ngantar dan uang kurang . Dirumah gak ada obatnya, jadi gue biarin aja biar nanti pulang sekolah gue beli obatnya" Jelas Valetta sambil menahan rasa sakit ditangannya
"Gadak yg antar? "
"Iya"
"Nyokap bokap lo? "
"Kerja"
"Keluarga yang lain? "
"Siapa? Kakak gue? Yakali mau ngantar. Adek gue? Tau gue gimana aja kagak peduli" jawab Valetta sambil tersenyum remeh
"Ck kan bisa jalan kaki"
"Jauh Dave astaga"
"Rumah lo dimana"
"Kenapa? Mau lamar gue yah? " tanya Valetta jail
"MIMPI" ketus Dave
"Ya maaf" lirih Valetta "Dave, gue mau turun" ucap Valetta pelan takut Dave akan marah
"Loncat kan bisa lo! " ketus Dave lalu meninggalkan Valetta
"Ih Dave jangan tinggalin gue disini gelap" teriak Valetta tapi sama sekali tidak mau didengar oleh Dave
"Dave gue takut"
"Yatuhan Valet masih mau hidup astaga " Valetta pun ketakutan sambil menangis menutupi mukanya dilututnya "Devan" cicit Valetta"Siapa? "
"Ih hantu!! Tolong! Gue masih mau hidup hiks, tolongin gue. Daveee" teriak Valetta histeris saat mendengar suara tersebut
"Iya gue disini " ucap Dave sambil naik keatas meja duduk disamping Valetta
"D D Dave?" tanya Valetta tidak percaya lalu langsung memeluk Dave karna ketakutan "Lo jahat banget sih! Kenapa lo tinggalin gue kedua kali nya! Gue takut gelap Dave. Gue takut hiks" teriak Valetta sambil menangis dipelukan Dave
"Lepas" ucap Dave pelan tanpa membalas pelukan Valetta
"Gak mau, gue takut" jawab Valetta sambil menangis
"Lepas, gue bilang lepas ya lepas! " bentak Dave yang membuat Valetta menjauhkan badannya lalu menundukkan kepalanya sambil menangis sesenggukan
"So sor sorry " gugup Valetta lalu berusaha untuk turun dari atas meja tersebut. "Kenapa coba meja nya ada dua?Kan jadi susah turunnya " batin Valetta berusaha turun
Davepun langsung menarik tangan Valetta dengan cepat "Mau kemana lo? " tanya Dave ketus lalu mengambil tangan Valetta yang terkena air panas tersebut "Obatin dulu" sambung Dave
"Gak usah, makasih, gue langsung balek ke kelas aja"
"Siapa suruh lo balek?! Hukuman lo belum gue kasih ingat" ucap Dave ketus lalu mengobati tangan Valetta tersebut
"Dave ganteng banget yah dilihat kek gini, mukanya adem. Coba aja gue jadi Vania, pasti senang banget seumur hidup gue bisa deket sama lo dan dikhawatirin sama lo" batin Valetta menatap Dave sendu sambil tersenyum
"Sakit gak? " tanya Dave menghancurkan lamunan Valetta
"Sakit, tapi gue takut bilangnya" jawab Valetta pelan
"Kenapa? "
"Takut lo bakal bentak gue kayak tadi" lirih Valetta yang masih bisa didengar oleh Dave
"Sorry" ucap Dave tiba tiba
"Lo minta maaf sama gue? " tanya Valetta tidak percaya
"Nggak, itu cuman buat lo baper" jawab Dave ketus "Gak usah kegeeran, karna gue gak bakal pernah mau minta maaf dan berterima kasih sama lo! " ketus Dave lalu selesai mengobati tangan Valetta
"Iya,karna seharusnya gue yang bilang kayak gitu sama lo" ucap Valetta tanpa sengaja menjatuhkan air matanya
"Kok gue cengeng banget sih ah"Dave pun turun dari meja tersebut lalu mengangkat tubuh Valetta agar turun juga
"Makasih Dave" ucap Valetta
"Hm"
"Dave"
"Hm" jawab Dave sambil membersihkan tangannya pakai tisu yang ia bawa tadi
"Hukuman buat gue apa? " tanya Valetta
"Lo jadi babu gue sampe kapan lo tahan. Misalnya lo gak tahan lo harus jauhin gue, jangan pernah nampak dihadapan gue lagi"
"Dan misalnya gue yang nyuruh lo buat udah jadi babu gue, gue bakal lakuin apa aja mau lo sampe gue bisa, kalau gue gak bisa yah gitu" jelas Dave"Enak di lo lah! " kesal Valetta
"Yang baru hukuman kan gue, ya suka hati gue lah"
"Yaudah oke! "
"Dengar yah, misalnya lo gak mau dengar semua perintah gue, gue bakal aduin ke Bu Sri dan gue gak bakal segan segan buat lo malu dan rahasia" jelas Dave lalu menampakkan smirknya
"Yaudah iya oke. Gue bakal siap 86 kok lakuin semua perintah lo" ucap Valett tersenyum "Setidaknya gue bisa makin tambah lebih dekat sama lo Dave" batin Valetta tersenyum
"Bagus" ucap Dave lalu memasukkan kedua tangannya kedalam kantong celananya "Pergi lo"
"I iya, btw makasih yah" ucap Valetta tersenyum lalu keluar meninggalkan Dave didalam gudang
Dave pun kembali mengunci pintu gudang tersebut lalu meninggalkannya "Dasar, jadi babu gue aja bangga. Murah " umpat Dave sambil tersenyum licik
"Siapa yang lo bilang? "
.
.
.
Vote and comment yah
Trima saran dan kritikanTinggalin jejaknya dong hehe
![](https://img.wattpad.com/cover/150308013-288-k891427.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BOY IS MINE!
Romance"Gue disini didepan lo! " Valetta Glarge "Gue benci sama lo! " Boy Stardave Blexander ⚠ (ada kata kata kasar dan adegan kasar) Baca aja yuk pasti suka! Jangan lupa vote sama comment 🖤