"Cukup Bu"
"Kenapa Ibu harus bilang gitu pada murid Ibu sendiri? Dia hanya tidak bisa mencapai nilai bagus tapi Ibu sudah menjatuhkan dia gitu? ""saya tau disini saya tidak harus ikut campur, tapi saya sebagai ketua osis disini tidak terima atas kelakuan Ibu yang menganggap anak murid nya sendiri sebagai sampah! Ibu disini sebagai orang tua kami yang mengajarkan kami dengan baik, jika orang tua nya tidak dapat mengajarkan nya dengan baik, maka ibu yang seharusnya mengajarkannya bukan mala harus menjatuhkan nya"
"Tidak semua anak bisa melakukan semua apa yang kalian mau, tapi ajar kami agar dapat lebih mengerti secara perlahan, bukan dengan cara dimarahi dan menganggap tidak dapat apa apa"
"Diam kamu! " bentak Bu Sri pada Dave yang sedari tadi membela Valetta yang sedang menangis
"Kamu itu tidak tau apa apa tentang dia! Jadi gak usah ikut campur kamu walaupun kamu disini sebagai ketua osis""Saya cuman membilang supaya Ibu tidak kelewatan batas atas kata kata yang ibu lontarkan pada dia" ucap Dave dingin lalu berdiri disamping Valetta
"Kamu siapa dia? Kenal juga engga kan? Jadi gak usah sok ikut campur kamu yah! Saya Kurangin juga nilai kamu! " ucap Bu Sri tajam
"Ibu pikir saya peduli dengan nilai saya? Meskipun Ibu kurangin itu sangat tidak penting bagi saya. Karna yang terpenting itu, hargai apa yang kami lakukan meskipun gagal! " ucap Dave lebih tajam sehingga membuat Bu Sri memundurkan langkahnya
"Tenang saja Bu, saya tidak akan menyuruh kakek saya untuk memecat Ibu disini, tapi jika Ibu memang tidak bisa menghargai murid Ibu disini itu sama aja tidak ada guna kan buat Ibu bekerja disini? " ucap Dave tenang yang membuat Bu Sri ketakutan lalu melangkah menuju Bu Ema yang sudah siap memeriksa formulirnya
"Permisi Bu" jawab Dave sopan lalu melangkah meninggalkan kantor
"Yaudah, saya tidak mau melihat nilai kamu rendah seperti ini lagi ya,sekarang kamu bebas karna dia! " ucap Bu Sri lalu menginjak kertas ujian Valetta
"Maaf Bu" lirih Valetta
"Sudah pigi kamu sana! " bentak Bu Sri lalu menjitak kepala Valetta "Kali ini kamu selamat, awas aja! " ancam Bu Sri
"Sudah Bu, mungkin dia belum ngerti rumus yang Ibu berikan" kini Bu Ema yang mulai bicara
"Yasudah sana kamu! " kesal Bu Sri lalu kembali menatap laptop nya
Valetta pun mengambil kertas ujiannya dan pergi meninggalkan kantor
==========
"Gimana Val? Seratus? " tanya Naomi
Naomi dan Kania pun saling melihat tidak mengerti akan sikap Valetta yang masi saja menundukkan kepalanya "Lima puluh" jawab Valetta sambil menghapus sisa air mata nya
"Yaudah gak usah sedih yah" tenang Naomi sambil mengelus punggung Valetta
Valetta pun hanya menganggukan kepalanya menandakan iya "Makasih " jawab Valetta lalu berhambur kepelukan Naomi
"Udah gak usah sedih, kan masi ada kita" kini Kania yang kembali berbicara
"Makasih yah" ucap Valetta
"Nih gue ada permen biar buat lo gak sedih lagi" ucap Kania sambil menyodorkan permen miliknya
"Gue juga punya " jawab Valetta lesu lalu kembali memakan permen kesukaannya
"Kalo es krim? Punya gak? "
"Lo ada es krim? Gue mau dong? Siniin cepet" ucap Valetta kembali semangat
"Lah si dugong, tiba dibilang es krim cepet amat jawabnya" kesal Naomi yang harus menyerahkan es krim nya dengan rela
"Lo pada mau buat gue bahagia gak sih? Mana es krim nya? " kesal Valetta
"Iyaiya nih makan noh makan" serah Naomi kesal lalu kembali duduk disamping Valetta
"Makasih hehe"
"Kania, gue mau nanya sama lo boleh? ""Tanya aja kali, biasa juga lo tanpa ijin udah langsung nanya" ucap Kania lalu duduk didepan Valetta
"Vania itu siapa? "
Naomi dan Kania pun saling pandang lalu kembali menetralkan muka mereka "Lo kok nanya dia? Lo diapain sama dia? " tanya Naomi
"Gapapa, gue gak diapa apain kok" ucap Valetta
"Yaudah buruan Vania itu siapa Dave? Kok bisa deket banget? Pacar nya yah? " tanya Valetta bertubi tubi
"Bukan, Vania itu teman Boy dari SMP,dulu pas SMP dia cinta banget sama Boy, kemanapun Boy pergi pasti dia ikutin, apa yang Boy bilang pasti dia turutin kecuali disuruh menjauh dari Boy dia gak bakal mau"
"Dave dulu suka juga sama Vania? " tanya Valetta
"Ngga, Boy benci banget sama Vania karna terus diikutin kemanapun bahkan Vania sampai bilang kesemua orang bahwa Boy itu pacarnya,misalnya ada cewe yang deketin pasti Vania bakal marah gak peduli kalo akhirnya nanti Boy bakal marah dia tetap senyum gak pernah nangis didepan Boy"
"Vano sama Rey dulu suka sama Vania, tapi sekarang mereka anggap kalo Vania hanya adek mereka aja, mereka sayang banget sama Vania kecuali si Boy, dia kadang gak tentu sebelum kejadian kemarin terjadi"
"Kejadian? Kejadian apa maksud lo? " tanya Naomi
"Dulu Vania pingsan karna bentakan yang diberikan Boy, Boy permalukan Vania didepan semua nya sampe akhirnya Vania sakit hati karna perkataan Boy yang menganggap bahwa Vania itu adalah sampah menurut Boy. Semenjak kejadian Vania pingsan, Boy lama kelamaan semakin baik sama Vania, gak tau ntah kenapa" jawab Kania dengan jelas
"Terus sekarang Boy suka sama Vania yah? " kini pertanyaan yang Valetta tunda dari tadi akhirnya Keliat juga
"Gak tau, bisa aja dia anggap Vania sebagai adek kayak Vano sama Rey atau bisa aja dia anggap Vania sebagai pacar? Gue sih gak tau" jawab Kania
"Lo suka sama Boy? "
.
.
.
Vote and comment yah
Trima saran dan kritikan :)
![](https://img.wattpad.com/cover/150308013-288-k891427.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BOY IS MINE!
Romance"Gue disini didepan lo! " Valetta Glarge "Gue benci sama lo! " Boy Stardave Blexander ⚠ (ada kata kata kasar dan adegan kasar) Baca aja yuk pasti suka! Jangan lupa vote sama comment 🖤