"Hpmu notifnya rame ya Aruna." Aruna merutuki kebodohannya tidak mengaktifkan mode getar handphonenya setelah ujian tadi. Niatnya sih biar gak canggung gitu kan kalo sama Dion, biar kesannya kalo ada pesan masuk Aruna bisa sibuk main hp. Nyatanya hpnya baru berisik setelah kelar makan.
"Ah biarin aja, paling grup kelas heboh besok ujian." Ucap Aruna gugup. Kenapa dia gugup?
Buru-buru Aruna mengeluarkan hpnya dan menonaktifkan hpnya.
"Kok dimatiin hpnya?"
Ngeliat aja nih orang.
"Hemat baterai." Aruna beralasan.
"Pokoknya makasih ya kak, udah ngajarin sampek traktir makan segala." Aruna munculkan senyum tulus untuk kebaikan Dion hari ini.
Dion tersenyum riang, "anytime."
Maksudnya apaan?
Belum sempat Aruna bertanya, Dion sudah berpamitan.
"Aku duluan ya, mau ada rapat BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa)."
"Silahkan. Makasih loh kak."
"Kalo dihitung-hitung kamu bilang makasih sejak di ruang baca udah sepuluh kali mungkin." Dion mengingat-ingat.
"Hahahahahah, gak masalah kok aku bilang makasih berkali-kali, karena emang aku merasa terbantu banget." Tawa muncul tiba-tiba dari Aruna membuat Dion tersenyum makin lebar dan akhirnya ikut tertawa kecil.
Mungkin tersenyum dan tertawa itu memang menular seperti halnya flu.
"Ngg.. Nanti kalo sudah sampai kos bisa kasih kabar? Biar aku gak khawatir." Tanya Dion hati-hati.
"A-atau kalo kamu gak nyaman, gak us-"
"Iya, nanti aku kirim pesan kalo sudah sampai kos." Potong Aruna cepat, nyaris menyamai semilir angin yang menerpa wajahnya kemudian berlalu dengan cepat. Kemudian Aruna berlari menuju parkiran.
"Hati-hati Aruna!" Teriak Dion, Aruna yang masih mendengar berbalik badan kemudian melambai dengan satu tangannya, disertai senyum kecilnya.
Itu tadi Aruna senyumin aku lagi? Gak salah liat kan? Bisa dikira ge er nanti. Batin Dion senang.
Dion membalas lambaian tangan Aruna dengan senyum tak kalah lebih lebar.
Nyatanya Dion tidak meninggalkan tempat sampai Aruna benar-benar sudah menghilang dari penglihatannya.
"Duileeeee kasmaran bang?" Sindir Yutik kepada Dion.
Seperti ketauan menyontek Dion mendadak kehilangan kata untuk beralasan dan memilih diam tak membalas sindiran.
"Hahahahha diem aja, berarti beneran. Yuk rapat. Udah ditungguin temen-temen." Ajak Yutik berjalan mendahului Dion.
Dan Dion menyadari satu hal. Iya, dia memang kasmaran. Mungkin...
Dion berjalan dan tersenyum sendiri seperti orang bodoh.
================================
Biar pada penasaran, update dikit-dikit dulu.Tinggalin jejak vote dan comment kalo penasaran lanjutannya.😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kasih Kampus
Teen FictionJadi anak kos, maba, adaptasi, homesick, jatuh cinta, sakit hati, individual, persaingan itu semua dirasakan Aruna saat resmi menjadi mahasiswa. "Mau pulang, kangen kasur kamar di rumah." - Aruna, maba gak tau apa-apa.