Pulang
Jangan
Pulang
Jangan
Pulang...Aruna menggaruk kepala rambutnya yang tiba-tiba gatal, teringat ia belum keramas sejak dua hari yang lalu akibat terlalu serius belajar materi UTS. Rambut saja tidak ia pikirkan. Untung ia masih ingat makan dan tidur. Mondar-mandir di depan pintu ruang baca, Aruna bingung memutuskan masuk atau tidak ke ruang baca.
"Ngapain sih mondar-mandir? Ngehalangin yang mau masuk sama keluar tau gak?" Aruna melihat siapa yang berbicara, ternyata Sarah. Mata Aruna langsung berbinar senang.
"Sar menurut lo, gue masuk atau gak ke ruang baca?"
Sarah mengerutkan keningnya, seolah mendapat pertanyaan paling bodoh di dunia. "Kamu sehat gak sih?"
Kini Aruna yang mengerutkan keningnya. "Sehat lah. Paling stres dikit gara-gara ujian. Kenapa sih?"
"Ya kamu ngasih pertanyaan atau ngasih tebakan ke aku?"
"Pertanyaan lah."
"Ooh masuk lah, kamu ngehalangin yang mau lewat."
"Kayaknya kebanyakan stres kamu, mau masuk ke ruang baca aja bingung. Udah ya, aku mau ke kelas. Daaah."
Kini, Aruna sudah tau akan memutuskan masuk ke ruang baca.
"UNAAAAAAAA!!!" Teriak Popo dari kejauhan. Lalu.....
*bruk*
Popo menabrak Aruna dan memeluknya, "aneeeen.""Yaelah ospek kemarin ketemu kaleee." Aruna memutar bola mata, jengah.
Popo cengengesan, "mau ke ruang baca?"
"Eh menurutmu aku mesti masuk atau gak ke ruang baca?"
Popo memandang bingung Aruna, kemudian ia mulai paham.
"Gak usah, mending ke kantin. Jajan batagor."
Giliran Aruna diam. "Kamu bingung kan, mau belajar atau gak di ruang baca? Gak usah, palingan di dalem kamu main hp."
"Aaaaahhh iya juga."
"Mau ke parkiran bareng?" Ajak Popo.
"Boleh." Jawab Aruna.
Belum jauh Aruna dan Popo berjalan, Rio berlari tergopoh-gopoh "Eh eh ada yang bawa catatan pengantar akuntansi gak?"
"Napas dulu Yo." Popo mengingatkan.
"Aduh itu bisa entaran, gawat niiih!"
"Aku bawa kok." Jawab Aruna.
"Bagus, pinjem Na."
"Jangan dong, mau dipake ini aku besok ada ujian pengantar akuntansi."
"Yaudah deh kita ke ruang baca aja." Lalu Rio menyeret lengan Aruna."Loh-loh eh. Jangan main seret dong, dikira karung." Aruna ngambek saat tiba di ruang baca.
"Maaf Na, darurat banget ini."
"Buat apaan sih? Ujiannya takehome? (semacam dibuat PR)
"Enggak, aku lupa gak bikin contekan."
Gubrak. Satu toyoran mendarat di kepala Rio.
"Aduh!" Tapi tangannya tetap menyalin catatan Aruna dalam kertas kecil.
"Nih, makasih ya. Kalo ujianku dapet A, aku traktir deh."
"Bener?"
"Traktir gorengan."
"Heleh."
"Ke kelas dulu yaa." Pamit Rio.
"Eh Yo!" Panggil Aruna tiba-tiba.
![](https://img.wattpad.com/cover/65974412-288-k34235.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kasih Kampus
Ficção AdolescenteJadi anak kos, maba, adaptasi, homesick, jatuh cinta, sakit hati, individual, persaingan itu semua dirasakan Aruna saat resmi menjadi mahasiswa. "Mau pulang, kangen kasur kamar di rumah." - Aruna, maba gak tau apa-apa.