Part 32- Reuni perdana

798 67 18
                                    

Setelah lima hari pasca tidak diijinkan pergi main oleh orang tuanya, akhirnya hari ini Aruna dinyatakan sembuh oleh orang tuanya. Padahal mereka bukan dokter, tapi Aruna manut saja daripada kena kutukan.

"Dimi berangkat ya, Assalamualaikum." Pamit Aruna.

"Jangan pulang larut malam Dim!" Pesan ibunya.

"Beres bos!" Aruna mengacungkan jempol dan bergegas ke depan rumah karena pesanan ojolnya sudah menunggu.

================================

"Aruna! Sini!" Teriak Daru, yang melihat Aruna celingukan.

Aruna berlari kecil, senyuman sumringah sudah bertengger dari bibirnya.

"AAAAAAKKK! KANGEN UNA!" Itu Tiara yang berhambur memeluk Aruna sembari berteriak kegirangan.

Kedua teman itu berpelukan sembari lompat kecil ditempat sampai orang lain yang melihat mereka mungkin mengira mereka saudara yang telah lama hilang lalu tidak sengaja ketemu di mall.

"Lo apa kabar? Ya ampun pangling gue liat lo!" Cerocos Tiara.

"Tambah cantik kan gue?" Itu pertanyaan yang hanya Aruna ingin dengar jawabannya adalah iya dan iya.

"Hadeh lho berdua beneran kayak anak kembar ilang, kalo ketemu heboh bener." Farid berusaha melepaskan Tiara dan Aruna yang masih dalam posisi memegang lengan satu sama lain.

"Yang kangen Aruna bukan cuma lo doang kali Ra." Sahut Ranti.

"Cie pada kangen. Mau nangis gue ternyata ada yang kangen gue. Terharu beneran nih guys, lo pada bisa liat gak air mata disudut mata gue?" Aruna menunjuk sudut matanya sambil memasang ekspresi terharu.

"Bubar guys bubar kita pulang aja udah." Gama sudah akan beranjak dari tempat duduk, lalu Aruna tertawa, "HAHAHAHA jangan dong. Iya deh gue yang paling kangen ama kalian."

Reuni perdana Aruna!

Setelah drama ijin reuni, teman-teman SMA Aruna mengajak makan siang di salah satu resto di mall. Farid, Tiara, Daru, Gama dan Ranti adalah teman acak yang tidak satu kelas. Melainkan seperti Aruna sekelas dengan Tiara waktu kelas sepuluh, karena Tiara satu ekskul dengan Gama dan sering menunggu Tiara selesai ekskul, jadi Gama kenal Aruna. Dan oh nanti saja cerita pertemanan mereka, Aruna keburu lapar.

Setelah memesan makanan, Aruna menjadi pusat perhatian yang ingin dihujani pertanyaan oleh teman-temannya.

"Na, gimana kuliah lo di sana? Betah?" Pertanyaan Farid mewakili pertanyaan yang ingin ditanyakan oleh teman-temannya sekarang.

Aruna mengulum senyum, "masih adaptasi. Belum sepenuhnya betah, tapi ya enggak sampai gue mau pindah kuliah."

Jawaban aman.

Semua mengangguk mendengar jawaban Aruna.

"Kita tuh khawatir tau sama lo, sosmed deactive padahal banyak banget maba yang upload pake twibbon as maba fakultas bla bla Univ bla bla. Lo malah enggak, curiga kita lo pake fake account. Abis gitu gak pernah nyaut digrup."

Yang terakhir, Aruna merasa bersalah. Bukan karena Aruna tidak mau membalas chat grup, tapi transisi masa adaptasi dengan perkuliahan memang berat bagi Aruna. Dan Aruna belum siap untuk bercerita dengan teman SMAnya, dengan ibunya saja dia tidak berani telpon sambil curhat tentang kuliahnya, apalagi dengan teman-temannya.

"Sorry. Bukannya gue gak mau bales, tapi beneran deh selama masa kuliah gue jaraaaaang banget pegang hp." Tidak sepenuhnya bohong, malah benar Aruna jarang pegang hp, tapi kenapa dia bolak balik membuka aplikasi whatsapp menunggu balasan chat dari Dion?

"Susah banget ya kuliah di sana?" Tiara bertanya dengan nada prihatin.

"Kenapa sih lo gak kuliah di sini aja? Biar kita ngumpulnya gak per enam bulan sekali?" Tanya Daru.

Aruna malah bertanya ke dirinya sendiri, "iya ya kenapa gue gak kuliah di sini aja?"

"Aaah mungkin gue udah eneg sama yang namanya macet." Sambung Aruna.

"Alibi, bilang aja lo biar gak dikejar sama Jefri lagi." Kemudian Ranti menyikut Daru.

Aruna terdiam. Semua diam, suasana mendadak canggung.

Lalu pesanan mereka datang dan Gama memecah kesunyian, "yok makaaaaan. Gue udah laper banget dari tahun lalu belum makan."

Aruna mendengus, kemudian tertawa.

"Jayus lo Gam." Tiara menimpali, suasana yang tadinya canggung perlahan menghilang karena saling melempari candaan.

Tapi meski begitu, beberapa kali Aruna melamun saat makan.

Jeffry. Gimana dia sekarang?

================================
18/09/2020
21.26

Mungkin awal bikin cerita ini kalo ditanya mau dibuat buku enggak, ceritanya? Aku 100% bakal jawab mau dengan impulsif.

Tapi sekarang, enggak dulu deh.

Jujur aku masih gak tau dibawa ke mana alur cerita ini, endingnya gimana. Tipikal cerita yang gak punya plot prolog, masalah, penyelesaian, epilog. Bye.

Dari awal aku suka nulis karena memang aku mau menumpahkan imajinasiku yang gak bisa aku sampein lewat omongan. Dan sebagai hobi, hiburan. Jadi aku gak mau nulis pake beban, meskipun masih kadang ngerasa keras sama diri sendiri untuk upload kapan, ragu sama 'kira-kira kalo aku nulis begini, banyak yang suka enggak ya? Banyak yang baca enggak ya?'

Sampek aku lupa, seperti kata Aruna, kalo kita gak bisa nyenengin semua orang.

Segelintir orang yang pernah kukenal bilang imajinasiku terlalu aneh dan tinggi. Ya sudah. Tak anggep pujian.

Jadi, gak ada kesimpulannya. Cuma mau nyampein kalo aku random aja upload seminggu dua kali. Tapi sepertinya akan hiatus.

Semoga kita semua diberi kesehatan dan kemudahan yaa dalam segala hal. Aamiin.

Stay tune guys, karena kalo lagi mood aku akan edit part ini lalu mengubah seenak udel tanpa ada notif kan biasanya. Aju nice!




Kisah Kasih KampusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang