Part 42- Bestfriend or mega bestfriend?

354 27 2
                                    

Diam itu lebih baik, setidaknya untuk situasi yang membagongkan seperti ini.

"Kak aku mau pamit pulang." Satu kalimat itu saja yang keluar dari bibir Aruna setelah diam yang cukup lama diantara mereka berdua.

Dion yang tersentak omongan Aruna, merespon dengan tergagap. "O-oh oke. A-aku anter aja." Kemudian Dion terlihat bingung mencari sesuatu sampai merogoh kantong celananya. "K-kunci di dalam rumah kan ya." Dion bermonolog sambil menepuk jidatnya karena tiba-tiba pikun. Aruna biasanya akan memaksa pulang sendiri karena bawa motor tapi kali ini dia terlalu nge blank dan diam.

Saat sudah sampai depan kos dan mengucap terima kasih tanpa melihat Dion, Aruna agak memaksa kakinya yang nyeri untuk berjalan cepat. Sampai kamar, Aruna menghidupkan kipas dengan kecepatan tinggi. Padahal ini sudah sore, tapi dari tadi, wajah Aruna terasa panas.

"Yang tadi, becanda kan ya." Aruna bermonolog, meyakinkan diri sendiri bahwa ucapan Dion itu cuma guyonan.

"WHAT? ITU NAMANYA KODE DIM!" Entah bagaimana, Aruna menceritakan ke Kana. Tentu dengan embel-embel itu temannya yang mengalami, bukan dirinya.

"Kalo gitu mesti diseriusin gak sih Kan?" Tanya Aruna penasaran.

"Menurut gue, elo eh sorry maksudnya temen lo jangan baper kegeeran dulu. Tapi ya jangan terlalu cuek."

Aruna semakin bingung. "Ya terus harus ngapain dong?"

"Klarifikasi."

"Ha?"

"Ck, minta kejelasan Dim. Maksud omongannya tuh apaan? Lo mau digantung ketidakpastian?"

"Enggak." Aruna menjawab lirih.

"Jadi itu elo beneran?" Aruna tersentak kaget, tak disangka ucapannya yang terdengar seperti gumaman mampu didengar Kana.

"Bukan! Kan dibilang tadi temen gue yang cerita."

"Iya-iya temen lo. Coba kalo lo beneran yang ngalamin, gue teror tuh si senpai lo." Kana mode preman kalo gini.

"Weh, gue kan gak ada apa-apa sama kak Dion. Kating-adeting doang."

"Lo gak ada rasa gitu sama Dion?" Tanya Kana.

"Rasa apaan?"

"Pura-pura bego. Rasa suka. Ck makanya kalo diseriusin sama cowok tuh jangan dibuang- buang kayak si Jef- ya gitulah."

Lama Aruna berpikir, sampai Kana kira Aruna mematikan telponnya. "Halo? Ngelamun ya lo?"

"Sorry."

"Gue gak pernah kepikiran buat punya perasaan apapun ke kak Dion."

"Lo jaga batas lagi ya?" Tebak Kana yang tentu saja Aruna langsung mengangguk.

"Gue ngerasa ini bukan waktunya punya relationship more than friend sama cowok."

Kana tau, sepupunya ini sangat ambisius. Sampai mengesampingkan perasaannya sendiri.

"Yaudah jadiin aja best friend kalo perlu mega best friend. Asal gak friendzone aja sih."

"Tapi nyokap tau tentang kak Dion."

"Terus kata tante apa?"

"Ibu bilang bakal percaya ke gue. Jadi gue gak boleh rusak kepercayaan itu Kan."

Kini gantian Kana yang terdiam.

Terkadang Aruna penasaran, bagaimana jadi Kana yang tidak perlu terlalu mengikuti ambisi diri sendiri tapi mampu melampaui standar orang tuanya?

====================================

10/10/2022

Dua minggu lalu, aku ke Jakarta sendirian menjemput 'jodoh'. Alias aku nonton konser seventeen (bukan band indo). Aaaaaaaa kayak mimpi ketemu mereka. Aku gaada temen pas ke sana. Sempet mikir dan takut duh gimana yaa nanti? Tapi aku kalo urusan jbjb onlen berani sih ketimbang real life. Jadi aku kenalan lewat twt, eeh ada yg baik bgt mau bareng sama aku dan bantu aku pas nyampek Jakarta.

Aku ketemu banyak orang yang meskipun aku kebanyakan gak tau namanya karena cuma ketemu sekilas. Entah itu antri kamar mandi, antri wudhu atau pas duduk-duduk di sekitar gedung.

Sebong cakep sih riil no fek min. Jadi kayak oh aku kalo ga punya rumah boleh kan aku bersandar ke mereka sejenak?

Kisah Kasih KampusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang