17 (Who?)

8.5K 276 1
                                    

Part 17 - Who?

"Senyumanmu, tawamu, adalah suatu kebahagiaan tersendiri bagiku. Dan, aku berjanji akan selalu menjaganya."

•••

Jam beker yang berada di nakas, membangunkan Alina dari tidur nyenyaknya. Ia sedikit menggeliat untuk mengumpulkan nyawa. Setelah itu, ia mematikan alarm yang berdering dari jam bekernya yang menunjukkan pukul 05.00.

Suara riuh para murid yang menempati asrama sudah terdengar dari luar. Alina pun beranjak dari kasurnya menuju ke kamar mandi untuk membilas tubuhnya. Setelah selesai mandi dan berganti pakaian, ia melaksanakan kewajiban shalat Subuh. Ia hanya sarapan dengan roti yang diolesi selai coklat, serta segelas susu rasa vanilla. Setelah selesai sarapan, ia menyisir rambut panjangnya sembari bersenandung, lalu menyampirkan tas sekolahnya di pundak, dan berjalan menuju kursi yang terletak di dekat rak sepatu. Sesampainya disana, ia mengambil sepasang sepatu dan kaus kaki yang ia simpan di rak sepatu, lalu memakainya. Setelah selesai dengan urusannya, ia mengambil kartu dari saku tasnya, untuk mengunci pintu.

Ia berjalan dengan santai menuju halte yang terletak di dekat gerbang asrama untuk mengetem sebuah transportasi umum. Namun, belum sampai tujuan, kegiatannya terhenti karena seseorang memanggil namanya. Ia pun menoleh kearah sumber suara, dan menemukan Athilla yang tengah mengendarai motor matic-nya mendekat. Disusul oleh Ratna dibelakangnya.

"Al, bareng gue aja berangkatnya!" ajak Athilla.

"Mm, boleh deh. Sepeda gue juga masih di bengkel. Uang gue juga hemat kalau bonceng lo," ucap Alina.

"Yeuy, lo mah gitu. Eh, tapi gue cuma bawa helm satu. Itupun gue pakai. Nggak pakai helm nggak papa, kan?"

"Iya, nggak papa. Buruan jalan!" ucap Alina ketika ia sudah naik ke jok belakang motor milik Athilla.

"Iye-iye. Sabar napa?"

Athilla, Ratna, dan Alina pun meninggalkan kawasan asrama menuju tujuannya, yaitu SMA Pelita Harapan.

•••

"Makasih, Ath, Rat! Udah nganterin gue ke sekolah," ucap Alina sembari turun dari motor matic milik Athilla.

"Sama-sama, Al! Lo mah kayak kagak tau kita aja. Kita kan best friend until Jannah! Iya kan, Rat?" ucap Athilla.

"Hm." Ratna berdehem.

"Ih, lo mah irit banget ngomongnya. Lama-lama lo kayak si Alvaro tau," cecar Alina.

"Oh, kayak Alvaro, yah.... cieee!" Athilla menoel-noel pipi Alina.

"Apaan, sih? Emang kenyataannya kayak gitu. Malah cie-cie," ketus Alina

"Yuk, kelas!" ajak Ratna melerai mereka berdua.

"Kuy!!" ucap Alina dan Athilla bersamaan.

•••

"Kusut banget muka, lo," ucap Inara kepada Alina.

Mereka kini tengah berada di kantin sekolah. Alina yang sedari tadi hanya mengaduk-aduk kuah baksonya, menjadi perhatian ketiga temannya.

"Woy! Diem-diem bae. Makan napa?" ucap Athilla memecah keheningan.

"Lo kenapa sih, Al?" tanya Ratna sembari menyuapkan sesendok nasi goreng ke dalam mulutnya.

Alvaro dan Alina ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang