33 (Bertemu di Kafe)

5.2K 199 9
                                    

Part 33 - Bertemu di Kafe

"Bahkan langit pun tahu bahwa aku tengah memikirkanmu."

• • •

Alvaro menatap langit yang ditaburi dengan ribuan bintang. Kini ia tengah duduk sendirian di bangku taman asrama. Hal ini sudah menjadi kebiasaan Alvaro ketika dirinya tidak mendapat giliran shift malam di kafe tempat ia bekerja.

"Sendiri aje, Bro!"

Seseorang duduk di sampingnya, sembari membawa sebuah gitar. Ia adalah Raffa.

"Nggak takut disini sendirian, Ro? Hati-hati, Man. Biasanya disini banyak yang seliweran." Raffa mencoba menakut-nakuti Alvaro.

"Nggak takut," ucap Alvaro.

"Yeuy, songong lo! Eh, gimana soal MPLS? Ekskul musik jadi tampil 'kan?" tanya Raffa, lalu dibalas anggukan kepala oleh Alvaro.

"Tenang, Pelha's Music bakalan memukau mereka, Bro. Gue sama temen-temen udah latihan buat tampil pas MPLS." Raffa membenarkan posisi gitar di tangannya. Sesekali Raffa berdehem untuk menetralkan suaranya.

There goes my heart beating
Cause you are the reason
I'm losing my sleep
Please come back now

There goes my mind racing
And you are the reason
That I'm still breathing
I'm hopeless now

I'd climb every mountain
And swim every ocean
Just to be with you
And fix what I've broken
Oh, cause I need you to see
That you are the reason

Alvaro mendengarkan suara merdu sahabatnya tersebut. Tak bisa dipungkiri, Raffa memang mempunyai suara merdu.

"Malah merem! Dikira gue lagi ngedongengin lo?" tegur Raffa setelah menyadari bahwa sahabatnya tengah memejamkan matanya.

Alvaro membuka kedua matanya, setelah mendengar ucapan Raffa. "Gue nggak tidur."

"Ya..., maaf. Gimana? Suara gue bagus, kan? Pasti baguslah! Raffardhan Faeyza Setiawan, emang jago!" Raffa menepuk-nepuk dadanya. Alvaro berdecih melihat tingkah sahabatnya.

"Nggak sama Dave, Raf?" tanya Alvaro tiba-tiba.

"Dave? Oh, dia lagi..., biasalah. Kalau nggak di asrama, paling keluruyan."

Mereka berdua kembali terhanyut dengan pikiran masing-masing. Raffa memetikkan gitarnya sembari menatap langit dan senar gitar secara bergantian.

"Lo pernah ngerasa nyaman sekaligus bahagia?" tanya Alvaro tanpa mengalihkan pandangannya dari langit.

"Hah? Lo tanya gue? Kalau gue sih, pernahlah. Kenapa?" ucap Raffa.

"Gue sering bahkan selalu ngerasa nyaman sama sesuatu."

Raffa menggaruk-garuk kepalanya. "Maksud lo apa ya, Ro?"

"Bukan apa-apa." Alvaro tersenyum setelah berkata seperti itu.

"Pusing gue mikirin lo. Mending mikirin chord gitar."

• • •

Alina memainkan kakinya yang tercebur ke air. Hari ini, ia dan ketiga temannya tengah berada di kolam renang yang berada di dekat taman kota. Sialnya, Alvaro dan kawan-kawannya juga berada disini. Ini semua tidak akan terjadi, jika Athilla tidak memberitahu rencana ini kepada Dave.

Alvaro dan Alina ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang