22 (Tugas)

7.2K 243 6
                                    

Part 22 - Tugas

"Terkadang aku tak bisa menerjemahkan arti dari sikap dinginmu."

•••

Kini Alina dan Inara tengah berada di Ruang OSIS. Memang tak ada rapat pada hari itu, namun mereka disana hanya menumpang tidur dan berselancar di internet dengan gratis. Di ruang OSIS memang diberi WiFi khusus untuk keperluan proposal maupun keperluan lainnya. Namun, jika tak ada program kerja, WiFi tersebut akan dimanfaatkan oleh para pengurus untuk keperluan pribadinya.

Alina yang telah merasa jenuh dengan kabar di internet yang itu-itu saja, langsung menutup ponselnya. Ia sangat bosan sekali.

Tadi, sewaktu Alina dan teman-temannya tengah berbincang-bincang di kelas, guru Matematika Bu Setyana, datang dengan membawa sekumpulan kertas berisi soal-soal remedial Matematika. Alina yang mengetahui hal tersebut, mengeluarkan sumpah serapahnya.

Kini ia tengah memandangi soal Matematika yang berada di genggamannya. Ia bingung bagaimana mengerjakannya. Ia tak begitu pandai dalam urusan hitung-menghitung. Sebuah ide tiba-tiba terlintas di pikirannya. Ia pun segera menyambar ponselnya yang tergeletak di dekatnya, lalu membuka aplikasi Whatsapp, mengirim pesan kepada seseorang.

Ratna Andhara

Rat.
Ratna!
Ratna Andhara Kirana!
Oy, jawab napa? 😐

Paan?
Ganggu aja, lo

Gue butuh bantuan lo buat ngerjain soal Matematika, nih. Please, tolongin gue, ya...

Untungnya buat gue apa?
Gue sibuk.

Yah... kok lo gitu, sih 😟
Bantuin gue sekali inii aja 🙏

Gue ada urusan, Al.
Minta tlg sama Alvaro aja.
Gue gk bisa bnrn.
Maaf, Al.

Nggak apa-apa, Rat ☺
Makasih, yaa

"Ah, gue harus gimana, nih? Masa minta tolong Alvaro? Ya kalik. Coba gue tanya sama Dave aja."

Dave Gavin

Daaavee!

Kenapa, Alina-ku?
Kangen sama gue, ya?
Udah sehat, kan?

Alhamdulillah, gue udah sehat.
Btw, lo juga remed MTK, kan?
Nah, lo mau minta tolong sama siapa, nih?

Halah, gampang kalo gitu, mah.
Gue minta tolong Alvaro aja.
Nanti sekitar jam 15.00, gue sama Raffa ke Monochrome Cafe, buat ngerjain tuh soal.

Monochrome Cafe?
Lumayan jauh, sih...
Gue ikut, ya? Pleaaase 🙏

Iya-iya. Lo boleh ikut.
Asal jangan telat, loh. Alvaro nggak suka kalo telat.

Oke, Dave.

Melihat jam dinding di ruang OSIS yang menunjukkan pukul 13.49, membuat Alina mengemasi barang-barangnya yang masih bertebaran dimana-mana.

"Mau kemana, Al? Pulang?" tanya Inara mendongakkan kepalanya.

"Iya, gue mau pulang, nih. Duluan, ya! Assalamualaikum!"

Alvaro dan Alina ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang