42 (Rumah Sakit)

4.9K 178 9
                                    

Part 42 - Rumah Sakit

"Semua akan baik-baik saja. Percayalah."

• • 🐧 • •

Suara sandal yang berdecit, menggema di lorong yang Alina lewati. Setelah mendapat telepon dari Kenzo, Alina langsung menyambar jaketnya, mengunci pintu asramanya, lalu bergegas menuju rumah sakit.

"Permisi, Suster. Ruang UGD di sebelah mana, ya?"

"Lurus, nanti belok ke kanan."

Alina menganggukkan kepalanya. Ia pun mengikuti petunjuk dari suster tadi. Setelah berbelok di tikungan, tampak segerombolan laki-laki tengah menunggu di depan sebuah ruangan. Alina pun menghampiri mereka.

Alvaro yang mengetahui keberadaan Alina, menepuk bahu Kenzo yang duduk di sebelahnya.

Kenzo pun beranjak menghampiri Alina yang berjalan sempoyongan ke arahnya.

"Di–di mana Kakak gue?! Masih di UGD, ya? Jawab Kenzo!" tanya Alina. Ia menatap Kenzo dengan air mata yang menggenang di matanya.

"Everything will be okay, Al. Kakak lo lagi berjuang di sana."

Alina sudah tak bisa menahan air matanya. Kini ia menangis sejadi-jadinya, ketika mengetahui hal tersebut. "Itu bukan kakak gue, Ken! Lo salah orang! Kakak gue lagi di kampusnya! Dia lagi sibuk sama tugas-tugasnya!"

Kenzo hendak membuka mulutnya, namun dihentikan oleh Alvaro. Alvaro menyuruh Kenzo untuk duduk bersama Raffa dan Dave.

Laki-laki itu menghampiri seorang gadis yang tengah meringkuk, menangis tersedu-sedu. Ia ikut-ikutan berjongkok di sebelah gadis tersebut.

"Kak Aric baik-baik aja. Kakak udah janji sama aku, kalau udah selesai tugas kuliahnya, mau vidcall-an sama Ara," gumam Alina.

"Jangan nangis, Al. Kakak lo bakalan sedih lihat lo begini. Berdoa."

Alina mendongak, menatap Alvaro yang kini juga menatapnya. "Gue bego, Ro. Harusnya tadi gue ajak Kakak ke asrama dulu. Harusnya gue nggak ngebolehin Kakak buat pergi. Gue bego! Bodoh! Nggak guna!" Alina memukul-mukul kakinya, melampiaskan amarahnya.

Alvaro menggenggam kedua tangan Alina. "Jangan sakitin diri lo, Al. Kakak lo lagi berjuang buat lo, dan lo malah nyakitin diri lo sendiri?"

Alina masih mengeluarkan air matanya. Tak apa. Biarlah dunia mengetahui kesedihannya sekarang. Ia sudah muak menutupi semua kesedihannya.

• • 🐧 • •

Jam di dinding telah menunjukkan pukul 19.30 WIB. Tangisan Alina pun kini telah mereda, berkat Alvaro beserta ketiga temannya. Tak disangka, ketiga teman Alina pun turut hadir menenangkan Alina. Mereka datang, setelah Kenzo mengirimi pesan kepada Inara, bahwa kakak dari sahabatnya kini tengah berada di rumah sakit.

"Eum, gue pamit pulang, ya. Ada urusan. Al, gue pamit. Lo harus kuat, Al." Dave berpamitan kepada teman-temannya yang ada di sana, lalu beranjak pergi.

"Gue permisi." Tiba-tiba, Athilla juga ikut-ikutan pergi, seolah-olah ingin mengejar Dave.

"Raf, Ken, balik."

Alvaro dan Alina ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang