14 (Alaric's Coming)

9.1K 291 48
                                    

Part 14 - Alaric's Coming

"Aku bukan seperti dia yang bisa dekat denganmu kapan saja yang dia mau, aku hanya orang yang mengintip kebahagiaanmu dari jauh saja."

•••

Bel pulang sekolah berbunyi dengan nyaring. Para murid yang masih berada di kelas sedang berdoa dipimpin oleh guru pengampu mata pelajaran terakhir. Begitu pun dengan kelas 10 IPS 1. Seusai berdoa, para murid langsung menyambar tasnya, bersalaman dengan guru pengampu, lalu berjalan menuju pelataran parkiran. Namun, ada juga yang berjalan ke depan sekolah untuk menunggu jemputan atau transportasi umum.

Alina dan Athilla kini tengah berjalan menuju ruang PMR untuk mengikuti kumpul rutin.

"Al, lo laper, nggak?" tanya Athilla sembari memegangi perutnya.

"Ya.... laper, sih. Kenapa?"

"Habis naruh tas di ruang PMR, ke kantin sebentar, yuk! Gue laper, nih."

"Iya-iya. Eits, nggak shalat ashar dulu, nih?"

"Oh, iya. Yaudah, shalat dulu, deh. Habis itu ke kantin."

Alina terkekeh mendengar nada bicara Athilla yang melemah. Kasihan sekali.

Kini mereka berdua telah sampai di ruang PMR, baru beberapa orang yang sudah berada disana. Alina dan Athilla pun menaruh tasnya di lemari penitipan barang, lalu beranjak dari sana.

Di jalan, mereka berdua berpapasan dengan Kak Citra, si ketua PMR.

"Kak Citra! Aku sama Athilla izin shalat ashar sama ke kantin sebentar," pamit Alina.

"Iya. Lagipula, baru sedikit yang dateng. Kan kumpulnya dimulai jam empat kurang lima belas menit," ucap Citra.

"Oke. Kalau gitu permisi, Kak."

"Iya, take care yourself."

•••

Setelah melaksanakan shalat ashar di mushola sekolah, Alina dan Athilla kini berada di kantin. Mereka berdua tengah memuaskan lapar dan dahaga mereka, dengan membeli dua porsi siomay beserta dua gelas es teh untuk mereka.

Tidak ada yang memulai percakapan ketika pesanan tersebut telah sampai di meja mereka. Hanya terdengar suara dentingan sendok dan garpu. Kantin sekolah memang tengah sepi, karena sebagian besar para murid telah pulang ke rumah masing-masing.

Ketika siomay mereka sudah habis dilahap, Alina pun memulai percakapan diantara mereka.

"Ath, kira-kira nanti agenda kumpulnya apa, ya?"

"Paling nanti berkelompok sesuai materi yang dipilih, terus bahas materi pertolongan pertama, perawatan kesehatan, sama pendidikan remaja sebaya," ucap Athilla lalu melanjutkan menyeruput es tehnya.

"Lo sendiri pilih apa, Al? PP, PK, or PRS?" lanjut Athilla.

"Gue kemarin diskusi sama Kak Citra lewat chat, soal penjuruan materi itu. Setelah gue pikir, gue pilih PP," ucap Alina dengan meletakkan jari telunjuk di dagunya.

"Sama, dong. I choose PP, too," ucap Athilla antusias.

"Tapi, kita juga harus nguasai materi yang lain. Kan, lainnya juga bermanfaat, loh."

"Betul, tuh."

"Eh, udah selesai belum? Ke ruang PMR sekarang, yuk!" ajak Alina.

Mereka berdua berpamitan kepada Bu Marni, lalu bergegas ke ruang PMR.

Alvaro dan Alina ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang