51 (Membaik)

3.2K 144 1
                                    

Part 51 - Membaik

"One two three."

••🐧••

Tepat pada azan magrib, Alina sampai di asrama. Ia ingin segera mandi karena tubuhnya terasa lengket.

Sesampainya di depan pintu kamarnya, ia bertemu dengan Raffa yang menenteng sebuah gitar serta Dave yang juga menenteng sebuah benda, namun bukan gitar melainkan ponsel.

"Baru pulang, Al?" tanya Dave. Laki-laki itu kini tengah memakai kaus oblong serta celana pendek.

"Iya, biasalah habis rapat."

"Rapat mulu, ntar cepet tua, loh."

Raffa menyenggol lengan Dave. "Gimana bisa rapat bikin orang cepet tua?"

"Bisalah, kan disitu orang disuruh buat mikir. Nah, orang yang banyak pikiran itu biasanya cepet tua, karena dia nggak menikmati hidup."

"Tapi, kalau otak dibiarin kosong, nanti jadi orang gila. Kayak lo ini, nih." Raffa menepuk bahu Dave sambil terkekeh. Yang ditepuk hanya mendengus sebal.

Tiba-tiba, seseorang melewati mereka berdua. Ia adalah Alvaro.

"Mau kerja, Ro?" tanya Raffa.

"Hm. Gue duluan."

Dave yang peka terhadap keadaan di antara Alvaro dengan Alina, mengetuk-ngetukkan telunjuknya ke dahi. "Lo ngerasa ada yang aneh nggak, Raf?"

"Apanya yang aneh?"

"Itu... aura-aura orang lagi marahan sama pacarnya."

Alina menatap tajam ke arah Dave. Ia cukup merasa tersindir dengan perkataan Dave.

"Maapin aye, Neng. Aye kagak sengaja."

"Hm." Setelah menanggapi perkataan Dave, Alina langsung masuk ke kamar lalu menutup pintunya rapat-rapat.

"Nah loh, anak orang marah gara-gara elo," kompor Raffa.

Dave mengerutkan dahinya, "Gara-gara gue? Kan gue udah minta maaf tadi. Masa Alina masih marah sama gue?"

"Gak mudeng, lah. Wis, ayo buruan ke angkringan depan."

Ya, sebenarnya Raffa dan Dave hendak menuju angkringan yang berada di depan asrama mereka, namun tadi mereka malah asyik mengobrol dengan siapa saja yang mereka temui. Biasalah, jomblo.

••🐧••

Alvaro sudah tiba ke sekolah pagi-pagi sekali. Bahkan, pak satpam saja belum stand by di depan sekolah. Benar-benar ketua OSIS teladan.

Setelah meletakkan tas di kelas, ia langsung meluncur ke ruang OSIS untuk mengerjakan suatu hal. Oh iya, hari ini adalah hari di mana pemenang-pemenang lomba yang beberapa waktu lalu diadakan oleh sekolah diumumkan selepas upacara.

Alvaro panik ketika tidak mendapati kertas yang berisi daftar pemenang lomba, padahal upacara akan diadakan 20 menit lagi.

Alvaro mengacak-acak rambutnya, bingung hendak berbuat apa. Semua anggotanya yang kemarin ia beri tugas sampai saat ini belum ada yang datang.

Tidak ada pilihan lain, mungkin ia harus melakukan ini.

Alvaro D: Ken, blg ke Alina
dtg ke r OSIS skrg

Alvaro dan Alina ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang