Belajarlah dari kerlip bintang. Yang tetap bersinar meski sering tertutup awan hitam.
Pernahkah kamu merasa apapun yang kamu lakukan akan salah? Sehingga kamu hanya memilih untuk diam.
Setiap pergerakanmu mungkin hanya akan memperburuk keadaanmu, namun ketika kamu mencoba untuk keluar dari situasi itu. Kamu kalah.
Sebab sebagian dari hatimu memilih untuk menikmati meskipun ribuan mata terasa menelanjangimu.Claretta memandangi cowok yang sedang berjongkok melepas sepatunya. Tidak ada kekuatan yang dipunyainya untuk menolak apa yang sedang cowok itu lakukan.
Tubuhnya terasa kaku namun jantungnya berdebar kencang.Ada bagian dari dirinya yang meneriaki setiap bisik dan tatap mata iri yang terus menghunusnya. Namun ada sisi lain dari hatinya yang ingin melihat apa yang akan dilakukan cowok itu padanya.
Arkana berhasil meloloskan sepatu pantofel dari kaki lentik Claretta. Mengambil sebuah kotak putih bertuliskan Adidas. Membuka kemudian mengambil isinya.
Claretta terkejut ketika menyadari sepatu yang sedang dipakaikan Arkana untuknya itu sama persis dengan yang dipakai Arkana. Hanya berbeda ukuran saja.
Arkana tertawa kecil melihat ekspresi kejut Claretta. Menambah kelucuan dan keseruan drama yang dibuatnya pagi ini.
"Ini hadiah." Arkana bangkit berdiri setelah berhasip memasangkan sepatu di kaki Claretta.
Claretta hanya terdiam memandangi cowok dihadapannya itu. Menunggu apa yang akan dilakukan cowok itu setelahnya.
Ya benar saja. Sesaat setelah mata keduanya bertemu, Arkana segera menarik Claretta untuk berdiri.
Claretta terperangah saat tarikan itu begitu kuat menariknya berdiri. Laras yang duduk di sebelah Claretta tampak ikut kaget.Arkana segera mengambil tas Claretta. Mengambil kotak sepatu yang berisi sepatu pantofel Claretta. Kemudian membawanya dengan tangan kiri, tangan yang lain menggengam tangan Claretta. Sementara tas merah muda Claretta yang terlihat kekecilan menggantung di pundak cowok itu.
"Kemana?" Claretta setengah bingung dan ingin berhenti tetapi kakinya terlalu naif untuk membohongi dirinya sendiri yang begitu penasaran kemana sosok ini akan membawanya.
Claretta menoleh ke belakang, menatap sekilas Laras yang tampak tertegun tak terhenti. Melemparkan senyum sumringah sebelum kemudian lenyap di belokan pintu kelas.
"Ka, kamu mau ngajak aku kemana? Kamu mau aku bolos?" Claretta mengimbangi langkah kaki Arkana yang begitu cepat. Mirip terburu-buru.
"Hari ini full jamkos. Guru dan staf akan rapat dengan Papaku. Lagian kamu gak mau apa memamerkan sepatu couple kita pada dunia?" Arkana berkacak pinggang. Mengangkat satu kakinya, kemudian menggerakkan dari kanan ke kiri
Claretta tertawa kecil menanggapi Arkana yang tampak kekanak-kanakan itu.
"Udah ah. Ayo ikut." Claretta mengangguk bersamaan dengan tangannya yang kembali di kait oleh tangan kekar Arkana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anonymous Boy
FanfictionDengan tanpa alasan, banyak hal terjadi di luar dugaan. Entah itu kematian atau kelahiran baru. Sejatinya semua manusia ditakdirkan untuk terus bertemu dengan orang-orang baru selama alur waktu hidupnya, menggantikan orang-orang yang pergi meninggal...