Bahkan kata kias tanpa makna hanya akan menjadikannya tak berarti.
Seperti sebuah janji. Mau seribu kali bila hanya di katakan pada akhirnya hanya menjadi seonggok kata yang terlatakan.
*Claretta*Satu jam yang lalu mobil kebanggan Kent terparkir tepat di depan rumah Arkana.
Penghuni mobil itu tak lantas beranjak. Sebab satu hal yang menjadi alasannya.Claretta.
Kent memilih diam sambil memegangi gigi kemudi. Tak berniat membuka obrolan atau menyuruh Claretta memasuki rumah penuh kenangan itu.
Bagi Kent yang terpenting saat ini hanyalah menunggu Claretta entah berkata atau beranjak.
Entah kondisi semacam apa yang sedang Kent lalui, ia pun tak mengerti.Hanya saja setiap kali Kent berada di samping Claretta, perasaannya menjadi lemah. Rasa iba yang selama ini di tepisnya hadir tanpa diminta.
Mengundang sebuah rasa tak terduga yang ia sendiri bingung mendefinisikan apakah itu cinta atau sekadar iba.Sebab keduanya beda tipis.
Yang jelas di mata Kent sosok Claretta adalah sosok yang menarik. Bukan karena dalam waktu singkat Claretta populer dikalangan para siswa.
Melainkan karena segala cerita akurat seluk beluk Claretta. Hasil dari jerih payah Kent mengorek uang untuk menyuruh orang mencari informasi seseorang seperti biasanya.
"Kent,"
Sapaan lirih Claretta membuat Kent tergelagap kaget tanpa alasan.
"Ya."
"Apa hubunganmu dengan Arkana?"
Kent sudah menduga Claretta akan menyadari hubungan Arkana dengannya. Apalagi semenjak dia keceplosan dan terlanjur mengantarkan Claretta ke rumah Arkana.
Tentu saja Claretta akan berpikir Kent tau segalanya tentang Arkana. Dan itu memang kebenarannya.
"Gue gak pantas ngejawabnya. Lo tanya aja sama Arkana. Jadi lo mau masuk ke sana atau tinggal di mobil gue?" Tanya dengan nada kasar sedikit meninggi.
Kent mengklik turn off mode 'hangat'nya dan kembali me-turn on sikap dingin. Ia merasa sudah berada pada waktu yang pas untuk membuat Claretta beranjak.
Bukannya mengusir.
Hanya saja jika keadaan ini terus berlanjut, Kent mungkin akan mati membisu karena tak bisa berkutik sedikitpun menghadapi Claretta yang diam seribu bahasa.
"Oke aku masuk." Jawab Claretta cepat tanya menatap Kent.
Kent menyadari Claretta mulai takut padanya. Tapi itu tidak penting lagi. Siapapun akan takut padanya, tanpa diminta.
Hanya saja, untuk pertama kalinya. Kent tidak ingin Claretta takut padanya.
Mata tajam Kent menatap Claretta yang lagi-lagi kesulitan melepas seat-belt. Berulangkali Kent mengalihkan pandangan untuk menghilangkan ketertarikan pada pandangan dihadapnya.
Namun gagal.Lagi-lagi tubuh Kent bergerak lebih cepat dari otaknya. Kent mencondongkan badannya mendekati Claretta. Meraih pengait seat-belt untuk melepasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anonymous Boy
FanfictionDengan tanpa alasan, banyak hal terjadi di luar dugaan. Entah itu kematian atau kelahiran baru. Sejatinya semua manusia ditakdirkan untuk terus bertemu dengan orang-orang baru selama alur waktu hidupnya, menggantikan orang-orang yang pergi meninggal...