Kamu mengajariku bagaimana asmara itu bermula tanpa pernah mengajari bagaimana menyudahinya.
Aku hanya terus melanjutkan rasa bersambung luka saat kamu pergi dengan cara tak terduga.⚖️
Mungkin salah. Memilih untuk mengetahui apa yang pada akhirnya menyulitkan posisi. Tetapi diam dengan beribu pertanyaan juga tidak semengasyikkan bermain game kebanyakan.
Sudah terlanjur. Dan tidak ada lagi pijakan untuk mundur.
Claretta mungkin akan menyesali jalan ini. Dimana semakin detik berlalu semakin ia menguak apa yang ingin dia tau. Sosok lemah di hadapannya ini terus mendongengkan cerita hidupnya. Tanpa ada yang ditutupi.
Ini benar-benar jalan yang salah. Claretta sebenarnya tau ia begitu lemah pada rasa bernama iba. Sampai ia tak menyadari telah jatuh pada 2 orang yang sama karena rasa yang mengusik itu.
"Gue cerita bukan buat ngeliat ekspresi mengasihani itu di muka lo!" Claretta tercekat saat Kent tiba-tiba meninggikan suaranya.
"Dah pergi sana lo! Makan-makan bunga sono!" Kent memposisikan dirinya untuk kembali berbaring.
Claretta yang merasa hanya sebagai tempat sandaran lalu terbuang merasa jengkel.
"Bunga? Emang kamu pikir aku apa? Suzana?" Claretta beranjak berdiri, menghentak-hentakkan kakinya ke lantai.
Bergegas pergi. Tak lupa memberikan lirikan tajam untuk sosok menyebalkan yang sudah tenggelam dalam selimut.
"Jaga itu mata! Gue giling pakek mobil bisa copot tuh mata!" Perkataan seenak jidat itu benar-benar berhasil membuat langkah Claretta terhenti.
Dalam hati Claretta mengumpat sejadi-jadinya, sebelum akhirnya mengeluarkan senapan andalannya.
"Pokoknya ini bukan salah Arkana atau salah kamu." Claretta memancing. Kepala Kent pun dengan muncul dari selimut."Hah? Lo ngibul? " Kent tersenyum miring.
"Hanya karena kamu merasa semua dunia menyakiti kamu bukan berarti kamu juga sewenang-wenang menyakiti orang lain."
"Gue nyakitin orang yang pantas di sakitin!" Kent menekan giginya kuat-kuat menahan api yang memaksa bergelora. "Dan di dunia ini gak ada yang bener-bener peduli sama gue. Semua orang ninggalin gue!"
Claretta tersenyum sinis, "Satu hal yang perlu kamu sadari. Bukan kamu yang ditinggalkan. Tapi kamu yang meninggalkan mereka semua."
Rangkaian kata itu memukul tepat pada kenyataan Kent. Membuat api yang ditahannya tersulut begitu saja.
Kent berusaha bangkit untuk memberi pelajaran Claretta. Atau mungkin akan melakukan sesuatu yang lebih mengerikan."Hanya karena semua orang menyakitimu, itu tidak bisa menjadi alasan kamu menyakiti orang lain."
Kata-kata Claretta bagaikan sebuah mantra yang mampu membangkitkan kekuatan mumy. Bahkan membuatnya lebih kuat. Kent semakin tidak bisa mengontrol rasa sesak yang mengguncang dadanya. Tangannya mengepal semakin kuat, langkah demi langkah.
Claretta berusaha tetap tegar. Meskipun kaki dan tangannya mulai gemetar. Menepis rasa menyesal telah mengeluarkan mantra yang salah pada waktu yang salah pula.
![](https://img.wattpad.com/cover/146716574-288-k585558.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Anonymous Boy
FanfictionDengan tanpa alasan, banyak hal terjadi di luar dugaan. Entah itu kematian atau kelahiran baru. Sejatinya semua manusia ditakdirkan untuk terus bertemu dengan orang-orang baru selama alur waktu hidupnya, menggantikan orang-orang yang pergi meninggal...