PG 1

15.1K 487 43
                                    

Jeslyn pov

Hari ini adalah hari yang paling gue benci. Dimana kehancuran datang secara tiba tiba. Bokap nyokap gue berantem,entah karena hal apa dan bokap gue juga udah nalak nyokap gue. Bokap gue juga ngusir nyokap gue,sementara gue diperebutkan nyokap dan bokap gue. Mereka memperebutkan gue,seakan akan gue adalah barang. Mereka gak ngasih kesempatan gue buat milih,atau sekedar ngomong sepatah kata. Dan akhirnya gue dipaksa ikut bokap gue nyokap gue nangis histeris,jujur gue sangat terpukul ngeliat orang yang udah ngelahirin gue nangis sehisteris itu. Bokap gue nyuruh beberapa bodyguard buat ngusir nyokap gue. Gue lari ngejar nyokap gue,tapi apa? bodyguard bokap gue yang lain ngehalangin gue buat ngejar nyokap gue. Gue berusaha berontak,tapi tenaga gue gak cukup buat ngelawan orang orang berbadan kekar itu.

Nyokap gue udah pergi dan seketika itu kaki gue seperti lumpuh,gue jatuh dan memandang ke arah pintu. Gue gak nyangka,nyokap gue pergi. Orang yang paling gue sayangi pergi,orang yang udah mertaruhin nyawa buat gue,orang yang selalu ada buat gue,orang yang selalu bikin gue bahagia dengan caranya yang sederhana,orang yang.....Argh sialan !! dia pergi ninggalin gue,dan itu karena bokap gue sendiri!

Gue bener bener hancur,hati gue bagaikan ketusuk ribuan jarum. Gue sakit,gue sedih,gue bener bener kacau. Saat itu,terputarlah momen momen dimana gue bahagia punya ayah hebat dan ibu hebat. Gue bahagia punya keluarga harmonis,dan hidup mewah bersama kedua orang tua yang paling gue sayangi. Tapi hari ini,detik ini,semuanya seperti hilang begitu saja. Apa ini ujian dari Tuhan? tapi kenapa?

Kadang hidup sekejam itu,membiarkanmu sendiri dengan luka yang teramat mendalam. Aku benci,entah siapa yang harus kubenci. Aku benci takdir ini,aku benci dengan hidupku yang seperti ini.

"Jeslyn,ini yang terbaik buat kamu." ucap daddy gue tepat disamping gue

"Gak ada yang lebih baik dari kebersamaan keluarga." gue pergi ke kamar,ninggalin daddy gue

.

.

.

.

.

.

Author pov

Jeslyn berlari ke kamarnya.

Braaak

Ia menutup pintu kamarnya dengan keras. Jeslyn duduk di sudut ruangan. Ia menangis tanpa suara sambil memeluk lututnya. Ia benar benar tidak menyangka jika keluarganya akan hancur seperti ini.

"Gue benci kalian.." lirihnya disela sela menangisnya

Jeslyn bangkit dari duduknya,ia juga mengusap air matanya. Pandangannya berubah menjadi misterius,sorot matanya juga berubah menjadi tajam.

"Kalo keadaan nggak bisa berubah,maka gue yang akan berubah." ucapnya

.

.

.

Jeslyn sudah menghapus semua air matanya,ia juga sudah siap untuk pergi keluar,padahal ini hampir tengah malam. Jeslyn keluar dari kamarnya dan diluar pintu kamarnya sudah ada 2 bodyguard yang menjaganya.

Psycho girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang