PG 24

1.7K 85 6
                                    

Hari ini Calvin sudah boleh pulang dari rumah sakit karena keadaannya sudah sangat membaik. Ia sangat bahagia, apalagi kemarin ia tau jika Jeslyn sudah putus dengan Kenneth. Sebenarnya Calvin masih ingin tau, kenapa Jeslyn dan Kenneth bisa pacaran? Tapi ia tidak mau menanyakan hal itu langsung kepada Jeslyn, ia yakin Jeslyn akan menceritakan semuanya.

"Mom aku pengen eskrim." rengek Calvin kepada Alexa

"Kamu ini baru sembuh. Yang lain aja, jangan eskrim." ucap Alexa

"Tapi mom, aku lagi pengen banget." Calvin tetap bersikeras

"Pokoknya gaboleh."

"Ah mom ga asik. Jadi jelek deh kalo gamau nurut sama aku." Calvin memanyunkan bibirnya

"Berani kamu ngatain mom? Harusnya itu kamu yang nurut sama mom. Dasar anak bandel." ucap Alexa sambil menjewer telinga Calvin

Calvin meringis sambil memegangi telinganya,
"Sakit tau mom. Aku ini kan baru sembuh, kok udah di jewer." protes Calvin

"Lagian kamu sih, ngomong yang nggak nggak. Udah ayo cepetan, kasian pak supir udah nungguin kita." ucap Alexa

Calvin dan Alexa pun bergegas keluar dari rumah sakit.

.

.

.

#Ruang kelas ipa 1

Saat ini adalah jam matematika. Sungguh pelajaran yang membosankan bagi murid murid yang otaknya kurang dari rata rata, seperti Mark contohnya. Ia juga menyesal kenapa dulu masuk jurusan ipa.

Sedari tadi Mark tidak memperhatikan bu Mela, guru matematika yang lumayan killer. Karena menurut Mark, dengan memperhatikan saja ia tidak paham sedikit pun, jadi lebih baik dia mencari kesibukan lain yang lebih menyenangkan baginya.

Mark memang merasa sedikit kesepian karena beberapa hari ini Calvin tidak masuk.

Mark bingung harus melakukan apa supaya dirinya tidak bosan dan ada kerjaan. Alhasil, dia mengganggu dua sahabatnya.

Mark mengambil kemoceng tanpa sepengetahuan bu Mela. Ia mencabut salah satu bulunya, lalu menggelitiki Devan lewat leher belakang dan samping. Tentu saja Devan merasa terganggu.

"Mark stop." bisik Devan yang sedang memerhatikan bu Mela

"Gamau wle." Mark tetap menggelitiki Devan hingga Devan harus menahan tawanya karena geli

Devan menoleh ke belakang, ke bangku Mark. Dia menatap Mark tajam.

"Diem gak lo." ucap Devan tajam

"Eh Dev, lo ga pengertian banget sih. Gue itu gabut." ucap Mark sambil mengerucutkan bibirnya

"Ga peduli." ucap Devan sinis lalu kembali menghadap ke depan

Mark tidak berhenti sampai disitu tentunya. Ia menyobek kertas lalu meremasnya. Mark melemparnya ke arah Devan hingga bangkunya penuh dengan remasan kertas.

Devan kembali menoleh ke belakang,
"Bisa ga, gausah gangguin gue?" tanya Devan tajam

"Terus gue harus gangguin siapa Dev?"

"Ya sapa aja, jangan gue. Lo ga liat apa gue lagi serius merhatiin penjelasan bu Mela." ucap Devan

"Tapi gue gaada kerjaan Dev."

"Bersihin nih sepatu gue. Tidur sono, pokoknya jangan gangguin gue." Devan hendak menghadap ke depan namun tiba tiba Mark menarik rambutnya

Devan pun berteriak cukup kencang,
"Mark !!" ucapnya

Psycho girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang