PG 40 'END

2.7K 100 19
                                    

Shawn mendes-imagination

<><><><><><><<><><><><><><><><><>

1 tahun kemudian

Jeslyn pov

Satu tahun berlalu. Tahun terkelam dan terpahit yang kurasakan setelah dia pergi, meninggalkan seutas kenangan yang tak pernah kulupakan.

Aku tidak akan pernah menyesal pernah merasa begitu mencintainya, menganggapnya begitu berharga di hidupku. Mengenal dia, sebuah anugerah dari Tuhan. Dia begitu berarti bagiku, dia rela hidup dalam kegelapan supaya aku bisa melihat terangnya dunia. Sungguh mulia bukan?

Ketahuilah, meski aku bisa melihat terangnya dunia. Semua itu seperti terasa semu jika diantara indahnya dunia, dia tidak bisa lagi kulihat. Senyumnya adalah duniaku, aku rindu. Kamu tau? Aku sangat merindukanmu. Segalanya tentang dirimu, yang tak akan pernah habis jika kutuliskan lewat kata kata.

Satu tahun, kulewati hari hariku tanpa dia. Ini lebih sulit dari yang ku kira. Dia, masih terus berputar putar dalam kepalaku. Tentang semua ini yang masih terasa begitu rumit untuk terjadi. Tentang perasaan yang sudah terlanjur mendalam. Dan tentang rindu akan semua hal tentang dirinya.

Semua janji janjinya, semua kata katanya, semua yang dia ucapkan masih teringat jelas di memoryku. Dia yang begitu mencintaiku, dia yang berjanji akan selalu mencintaiku. Dan entah kenapa, aku merasa itu bukan hanya bualan semata. Itu sebuah ketulusan, dan aku juga melakukan hal yang sama. Aku akan selalu mencintainya.

Sahabat sahabatku menganggapku berubah sejak kejadian itu. Aku jadi lebih pendiam, sering menyendiri, minim komunikasi, suka melamun, dan masih banyak lagi. Bahkan daddyku sempat membawaku ke psikiater dan ternyata aku depresi. Ditambah lagi aku mempunya latar belakang yang tidak cukup baik. Semua sudah tau jika dulu aku psycho. Bukan semua, hanya orang orang terdekatku saja. Mereka semua baik, mereka tidak menjauhiku atau menghujatku. Mengapa aku baru menyadari jika orang orang di sekitarku sangat peduli terhadap diriku. Aku cukup menyesal untuk itu.

Penghianatan dan kebohongan, dua kata yang berhasil mengubah hidupku. Penghianatan yang dilakukan oleh mommy kandungku, membuat diriku tumbuh menjadi remaja psycho. Aku bahkan sama sekali tidak pernah berpikir untuk menjadi psycho.

Dan kebohongan, banyak sekali kebohongan di hidupku. Kebohongan daddy tentang identitas asliku, aku masih merasa bersalah pada daddy. Ternyata, daddylah yang selama ini menerima banyak luka, dibanding aku ataupun mommy. Tapi bodohnya, aku merasa dirikulah yang paling tersakiti dan yang lebih bodohnya lagi, aku sempat membenci daddyku.

Selama setahun itu, aku tidak berhubungan dengan lelaki manapun. Bahkan Kenneth yang mengejarku terang terangan, ku abaikan. Bukannya apa apa, aku hanya tidak ingin membuka hati untuk siapapun, dan 'dia' masih menempati ruang penting di hatiku.

Saat ini, detik ini, aku sangat sadar jika aku begitu mencintainya. Satu tahun belum waktu yang cukup untukku bisa melupakannya, melupakan semua tentang dia. Aku tak tau harus berapa lama perasaan ini hilang. Yang jelas, saat ini perasaan ini masih sama seperti satu tahun sebelumnya.

Tuhan, aku sangat merindukannya. Aku ingin sekali memeluknya, merasakan kembali pelukan hangat yang biasa dia berikan padaku. Apa salah jika aku masih berharap bahwa dia akan kembali?

Setiap malam, aku menangis dalam diam. Terdengar berlebihan mungkin, tapi itu kenyataannya. Segalanya tentang dia, sangat berarti untukku. Terutama perasaan bersalahku karena sempat membencinya. Andai aku tau jika perasaanya setulus ini padaku, pengorbanannya, membuatku tak bisa lepas dari dia dan kenangannya.

Psycho girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang