Vanka terpaksa membuka matanya saat sinar matahari menerpa wajahnya.Sinar matahari yang menembus kaca jendela kamar membuatnya tersadar dari tidurnya.Ibunya sengaja tidak memasangkan tirai pada jendela kamarnya agar sinar matahari dapat membangunkan Vanka. Karena ibunya tahu Vanka tidak bisa tidur jika ada cahaya sedikit pun.
Vanka terbiasa bangun kesiangan meskipun ia tidak begadang. Bahkan teriakan alarm dan teriakan ibunya tidak akan cukup membantu untuk membagunkannya.
Vanka merentangkan kedua tangannya sambil menguap. Ia bahkan tidak segan-segan membuka mulutnya lebar-lebar. Kebiasaan buruknya yang tidak pernah hilang, walaupun ia berada di tempat umum sekalipun.
Vanka melirik alat pengatur waktu yang tertempel di dinding, sudah pukul 06:35. Matanya membulat sempurna saat menyadari sesuatu.
"Kyaaa! gue telat!"
Vanka segera meloncat dari kasurnya mengambil langkah seribu menuju kamar mandinya.
Vanka menggerutu. Kenapa ibunya tidak membangunkannya? padahal ibunya tahu bahwa hari ini adalah pertama ia sekolah di sekolah yang baru. SMA Presensia.
SMA Presensia adalah salah satu SMA swasta elit yang ada di Jakarta. Murid-murid yang masuk rata-rata dari golongan kelas atas dan pintar-pintar. Guru-guru yang bertugas di sana juga harus lulusan S3.
Vanka baru saja pindah dari Bandung ke Jakarta. Ia dan orang tuanya terpaksa pindah karena ayahnya dipindah tugasnya ke Jakarta. Ibunya pun juga terpaksa harus membuka butik di tempat yang baru juga.
20 menit kemudian Vanka sudah siap. Ia segera turun dan langsung menuju dapur. Disana ada ibu dan ayahnya yang sudah selesai sarapan. Vanka sudah tidak punya waktu lagi untuk menyantap nasi gorengnya.
"Ayah kita langsung aja. aku udah telat nih!"
"Makanya jangan kebiasaan ..., " ucapan ayahnya terpotong karena Vanka segera memotongnya.
"Udah nanti aja ceramahnya. udah telet!" rengek Vanka.
--------------------
Vanka mendesah kecewa saat melihat gerbang sekolah sudah tertutup rapat. Seandainya tidak ada Pak Satpam yang menjaganya, Vanka pasti akan memanjat gerbang di depannya itu.
Vanka pun mulai merayu Pak Satpam untuk membukakan gerbang. Namun Pak Satpam yang berwajah garang itu menolak permintaan Vanka secara mentah-mentah.
"Saya tidak akan membuka gerbang ini. Disekolah ini sudah diterapkan peraturan bahwa murid tidak diizinkan masuk meski telat satu detik pun!" jelas Pak Satpam tegas.
Vanka memutar otaknya mencari alasan yang dapat dijadikannya senjata.
Seolah ada lampu yang menyala di atas kepalanya, Vanka kembali merengek.
"Ayolah, Pak! Saya ini murid baru di sini. Saya juga baru pindah ke Jakarta. Tadi saya terlambat karena saya sempat tersesat. Saya gak tahu jalan."Dan karena alasannya yang brilian itu, Vanka Diizinkan masuk. Kemudian Pak Satpam itu mengantarkan Vanka ke ruang kesiswaan karena permintaan Vanka. Ia belum tahu sedikit pun seluk-beluk sekolah barunya kini.
Vanka dibawa oleh Pak Satpam bertemu guru kesiswaan yang bernama Pak Suhada. Pak Suhada segera mengantarkan Vanka ke kelasnya. Ia harus melewati lorong-lorong kelas 10 dan 11 untuk sampai dikelasnya, kelas 12 MIPA 1.
Pak Suhada memberi tahu Vanka bahwa guru yang sedang mengajar saat ini adalah Bu Sulis, Guru Biologi sekaligus wali kelasnya.
Pak Suhadak mengetuk pintu kelas dan dibalas anggukan oleh Bu Sulis, memberi kode bahwa Vanka sudah boleh masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
#1 Only You (Complete)
Teen Fiction"Kenapa sih lo suka banget cari masalah sama gue?"tanya Vanka dengan nafas yang masih memburu. "Karena gue pengen selalu terhubung sama lo," jawab Ryan dengan senyum miring khas di wajahnya. Dan sejak itu, Vanka rasa hidupnya benar-benar sial. ****...