Author Pov
Vanka melongo. Bisa mati malu dia jika harus memimpin dansa di atas podium, bersama Rafa lagi!
"Kenapa gue baru tahu?"
Rafa tergelak. "Apa di kepala lo itu cuman ada Ryan? Hingga lo nggak nyimak peraturan yang dijelaskan MC tadi sampai akhir."
Vanka menggigiti kukunya. Dia tidak berharap akan menjadi ratunya pesta malam ini. Tapi, mengingat bagaimana mereka menikmati dan bergerak sesuai musik, Vanka juga berpendapat bahwa dia dan Rafa berkemungkinan besar menjadi pemenang.
"Santai aja,Van. Lagian, ini tugas terakhir kita di SMA." Rafa menenangkan.
Vanka hanya bisa mengangguk pasrah. Sambil menunggu pengumuman, Rafa mengambilkan dua gelas teh lemon yang tersedia untuk dirinya dan untuk Vanka.
"Minumlah. Itu bisa bikin lo ngerasa lebih rileks," jelas Rafa sambil menyodorkan segelas teh lemon pada Vanka.
Vanka menyambutnya dan menyesap sedikit teh lemonnya. Dan perkataan Rafa benar, Vanka merasa lebih lega sekarang.
Waktu pengumuman pun tiba. Vanka mulai berdebar-debar saat MC mulai bicara, padahal baru sekedar basa-basi.
Sampai MC itu mengumumkan pemenangnya, "Dan yang akan menjadi pemenang pesta malam ini adalah... " seru MC cowok, bertukar pandang dengan MC cewek, memberi kode untuk meneriakannya bersama.
"Rafa Prasetyo dan Vanka Amelia!"
Vanka menutup mulutnya terkejut, sedang yang lain bertepuk tangan sambil memandang ke arahnya dan Rafa berdiri.
"Gue bener,kan?" Rafa mengerlingkan matanya.
Vanka ingin tertawa sekaligus memukuli Rafa detik itu juga, namun suara MC menghalanginya.
"Kepada pasangan Rafa dan Vanka, agar segera naik ke atas podium untuk mengucapkan sepatah-dua patah kata, sebelum memimpin dansa lagi," seru MC cewek.
Vanka menghela nafas. Dia benar-benar gugup, tapi tidak menyangka bahwa hatinya juga senang.
"Yuk!" ajak Rafa pada Vanka. Vanka menurut dan mengiringi Rafa berjalan ke atas podium.
Mereka berdiri berdampingan di antara dua MC. MC cowok menyerahkan Mic kepada Rafa, sedangkan MC cewek menyerahkan Mic-nya pada Vanka.
Vanka dan Rafa saling bertukar pandang dan dengan serempak memulai. "Selamat malam semuanya!"
"Malam!" balas semua orang semangat.
Vanka memberikan kode pada Rafa untuk bicara duluan, karena dia sendiri perlu waktu untuk menyiapkan kata-kata.
Rafa pun memulai dengan senyuman hangat di wajahnya. "Gue nggak nyangka bakalan jadi The king malam ini. Tapi, dengan ini, gue punya kesempatan buat ngomong sama kalian semua, ngasih tahu kalian semua..." Rafa menghela nafas. "Kita akan lulus sebentar lagi. Kita akan menjalani kehidupan baru. Mungkin di antara kita bakalan ada yang lanjut kuliah,atau kerja, bahkan menikah. Nggak ada yang bisa menutup kemungkinan tentang apa yang akan terjadi besok. Apa pun yang terjadi,hiduplah dengan cara yang lo kehendaki, bukan dengan mengikuti orang lain. Turuti kata hati lo dan jadi diri sendiri."
"Jadi, sebelum kita semua benar-benar berpisah dan menjalani hidup kita masing-masing, gue pengen malam ini nggak terlupakan," ungkap Rafa akhirnya.
Semua orang bertepuk tangan. Kini giliran Vanka berpidato.
Vanka menghela nafas panjang, dan mulai bicara. "Sebelumnya gue mau ngomentarin dulu pidatonya the king kita malam ini."
Semua orang mulai bersorak sehingga Vanka harus berhenti sejenak sebelum memulai lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
#1 Only You (Complete)
Teen Fiction"Kenapa sih lo suka banget cari masalah sama gue?"tanya Vanka dengan nafas yang masih memburu. "Karena gue pengen selalu terhubung sama lo," jawab Ryan dengan senyum miring khas di wajahnya. Dan sejak itu, Vanka rasa hidupnya benar-benar sial. ****...