diatas itu visualnya Ryan ya😘😘
********
Kevin menghela nafas lelah setelah selesai belajar. Ia menyandarkan kepalanya di sandaran kursi. Dia bahkan belum makan malam.
Memang, Kevin adalah orang yang tekun belajar. Dia sadar akan posisinya yang suatu saat nanti akan meneruskan perusahaan yang ditangani ibunya saat ini. Ayah Kevin sudah lama meninggalkan mereka, entah apa alasannya. Sampai sekarang pun Kevin tidak tahu alasannya. Namun ia memilih tidak memikirkannya karena itu bisa mengganggu pelajarannya. Meskipun jujur, Kevin sangat terluka karena hal itu, terutama ibunya, Rossa. Ayahnya pergi saat Rossa masih mengandung Mia. Rossa dan Kevin sangat butuh penjelasannya. Tapi sekarang mungkin bukan waktu yang tepat untuk mencari keberadaan Ayahnya. Sedangkan Rossa , ia tak kenal lelah mencari keberadaan suaminya itu.
Semenjak menangani perusahaan, Rossa sering lembur karena pekerjaan yang menumpuk. Hal itu membuat Kevin muak. Apalagi dengan adiknya yang bernama Mia sering merepotkannya. Adiknya itu masih berumur 9 tahun. Entah kenapa ia membenci adiknya itu, perasaan itu selalu hadir tanpa dia kehendaki.
Tok... tok....
Kevin mengacuhkannya. Sehingga orang yang mengetuknya terpaksa membuka pintu kamarnya.
"Den Kevin, ayo turun ke bawah. Den Kevin belum makan malam," ajak Mbok Sinah pembantu rumah tangga di rumah Kevin.
Kevin melihat jam tangannya
"Ibu udah pulang?""Belum,Den."
Kevin menghela nafas "Mia udah makan?"
"Sudah, Den. Dia juga sudah tidur," jelas Mbok sinah.
"Yaudah, sebentar lagi Kevin turun," putus Kevin setelah sekian detik terdiam.
Sebelum turun ke bawah untuk makan malam, Kevin mempersiapkan buku sekolahnya. Saat tangannya memegang kamus bahasa inggris, Kevin langsung teringat tentang Vanka.
Tadi pagi, entah kenapa ia mau repot-repot membela Vanka. Yang ia tahu, ia tidak bisa mengontrol dirinya untuk tidak ikut campur.
Kevin menggelengkan kepalanya, tak mengerti dengan dirinya sendiri. Kenapa dia melakukannya? apalagi Vanka adalah orang baru.
Setelah selesai makan, Kevin kembali ke kamarnya hendak tidur. Saat Kevin sudah mulai terlelap, pintu kamarnya terbuka. Kevin yang menyadarinya pun menoleh kearah pintu kamar yang ia belakangi.
Sosok Rossa muncul dan duduk di tepi ranjang Kevin.
"Maaf, Ibu ganggu Kevin sebentar," kata Rossa.
Kevin merubah posisi menjadi duduk. Namun, ia tidak mengatakan apapun.
"Besok Ibu akan keluar kota selama tiga hari. Ada proyek yang harus dikerjakan. ibu harap kamu bisa menjaga Mia dengan baik," kata Rossa langsung ke inti.
"Aku selalu menjalankan dengan baik tugasku sebagai kakak laki-laki. Meskipun aku nggak menyukai kehadirannya," ungkap Kevin santai.
Rossa tertegun sejenak. Namun kemudian seulas senyum hadir di bibirnya.
"Baiklah. Sebaiknya kamu istirahat. Ibu juga harus istirahat. Besok ibu harus berangkat jam 7." Rossa beranjak. Sebelum ia benar-benar keluar, Kevin memanggilnya yang membuat Rossa terhenti dan menoleh kearah Kevin."Apa Ibu sudah dapat kabar tentang Ayah?"
Rossa terdiam namun tiga detik kemudian ia tersenyum.
"Mamah harus lebih berusaha lagi, Kevin."Kevin menatap ibunya. Jika ia perhatikan, meskipun Rossa sedang tersenyum, Kevin bisa merasakan kesedihan Rossa yang terpancar di matanya. Kevin adalah laki-laki yang peka. Dan Kevin sadar, ibunya sekarang terlihat lebih kurus.
KAMU SEDANG MEMBACA
#1 Only You (Complete)
Teen Fiction"Kenapa sih lo suka banget cari masalah sama gue?"tanya Vanka dengan nafas yang masih memburu. "Karena gue pengen selalu terhubung sama lo," jawab Ryan dengan senyum miring khas di wajahnya. Dan sejak itu, Vanka rasa hidupnya benar-benar sial. ****...