Vanka melihat handphonenya berdering saat sedang mengerjakan tugas Bahasa inggris. Sebuah pesan masuk dari nomor yang tidak ia ketahui. Vanka segera membukanya karena penasaran.
From:0822xxxxxxxx 20:09
Udah tidur lo? Ryan.Vanka langsung membalasnya.
To:0822xxxxxxxx 20:11
Belum. Masih jam 8 juga.From:0822xxxxxxxx
Yaudah. Kalau udah jam 9 tidur! besok gue jemput setengah 7. Dan gue gak mau nunggu sedetik pun.Vanka menghela nafas dan menggerutu kesal "Apa-apa'an? Yang pengen jemput siapa? ya harus mau lah kalau harus nunggu."
Vanka tidak membalas lagi dan memilih melanjutkan mengerjakan tugasnya lagi sesudah memberi nama pada nomor Ryan. Profil handphonenya ia ganti menjadi silent agar ia bisa lebih fokus.
Setelah selesai, Vanka melihat handphonenya yang terletak di atas kasur. Entah kenapa ia merasa harus mengeceknya.
Vanka melihat ada tiga pesan masuk dari Kevin.
From:Kevin 20:15
Van, lo tadi pulang sama siapa? gue nyari lo tapi gak ketemuFrom:Kevin 20:26
Van lo marah sama gue karena gue ngacuhin lo ?
Gue bisa jelasin kalau lo marah.From:Kevin 20:47
Oh apa lo udah tidur jadi gak bales pesan gue? Oke. Good night🌜Vanka melihat jam sudah menunjukan pukul 21:03. Ia tidak akan membalas pesan tersebut. Ia bisa langsung mengatakannya besok jika ia marah . Vanka sengaja berbohong agar Kevin menjelaskan keterdiamannya tadi.
Di sisi lain, Kevin memutar ponselnya dengan gelisah. Vanka sama sekali tidak membalas pesannya setelah hampir satu jam menunggu.
Kevin ingin mengatakan bahwa ia ingin menjemput Vanka lagi besok sebagai permintaan maafnya.
Paginya, Kevin terbangun agak sedikit terlambat dari jam biasanya. Tapi karena Kevin seoarang laki-laki, persiapannya tidak terlalu repot seperti perempuan.
Kevin mengemudikan mobilnya yang berwarna hijau daun dengan santai hingga sampai di depan rumah Vanka. Ia segera keluar dan berlari cepat menghampiri Vina yang hendak masuk ke mobil.
"Eh,Kevin? ada apa?" tanya Vina heran melihat Kevin yang terburu-buru.
Kevin menyalim tangan Vina terlebih dahulu, "Vanka udah berangkat?"
"Loh, dia tadi udah di jemput sama temennya. Emang kamu gak janjian sama dia?" tanya Vina semakin heran.
Kevin menggeleng "Temen dia yang mana ya?" tanya Kevin penasaran. Setahu Kevin, Vanka hanya berteman dengan Novi dan Anne. Itu pun mereka tidak punya mobil pribadi dan lagi rumah mereka tidak searah.
Vina melihat keatas mengingat nama teman Vanka yang tadi berpamitan dengannya. "Ry... Ryan! yah namanya Ryan," jawab Vina.
Kevin seketika diam membeku mendengar nama tersebut. Sekarang Kevin mengerti kenapa kemarin Ryan terpaku melihat Vanka berangkat bersamanya. Mereka saling mengenal atau sudah dekat sehingga Ryan mau repot-repot menjemput Vanka padahal rumah mereka juga tidak searah. Kevin yakin akan hal itu.
Kevin berterima kasih dan pamit pada Vina sebelum kembali ke mobilnya. Cukup lama ia terdiam tanpa berniat menjalankan mobilnya. Tiba-tiba saja moodnya langsung memburuk.
Vanka bersama Ryan. Itu lah yang dipikirkannya.
Apa dia sudah kehilangan seorang teman lagi saat ia baru memulainya?
Di sisi lain, suasana mobil Ryan diisi dengan suara nyanyian Vanka yang menghidupkan playlist yang memainkan lagu Side to side dari Ariana Grande.
KAMU SEDANG MEMBACA
#1 Only You (Complete)
Teen Fiction"Kenapa sih lo suka banget cari masalah sama gue?"tanya Vanka dengan nafas yang masih memburu. "Karena gue pengen selalu terhubung sama lo," jawab Ryan dengan senyum miring khas di wajahnya. Dan sejak itu, Vanka rasa hidupnya benar-benar sial. ****...