6 bulan kemudian...Kalian pasti tahu apa itu Prom nighth. Malam perpisahan kelas 12 dimana acara intinya adalah pesta dansa dan pemilihan The Queen And The King Of Prom Night. Sebenarnya, acara ini adalah kebudayaan asal negara barat,namun di Indonesia sendiri sudah mulai dilaksanakan di beberapa kota besar.
Semua orang pasti berlomba-lomba mencari pasangan untuk di ajak berdansa sebelum acara Prom night .Tetapi, tidak denganku. Aku tidak mengajak atau diajak siapapun malam ini. Anne dan Novi sudah mendapatkan pasangan, entah siapa tapi yang kutahu, cowok-cowok itu tidak satu kelas dengan kami.
Aku berdiri di tengah-tengah Ballroom bersama Novi dan Anne. Baik sekali mereka mau menemaniku dulu sampai acara dansa dimulai dan mereka akan kembali ke pasangan mereka.
Dekorasi ruangan saat ini penuh dengan warna-warni. Dipinggiran ruangan, terdapat meja-meja yang di atasnya tersedia makanan dan minuman. Disana juga tersusun beberapa kursi.
Aku mengalihkan pandangan ke arah pintu masuk secara naluriah, dan melihat Ryan masuk ke dalam Ballroom bersama Sasa. Cewek itu menggamit lengan Ryan dengan posesif. Jujur saja, Ryan terlihat lebih tampan dari biasanya dengan setelan jasnya yang berwarna abu-abu dan wajah datarnya membantu menambah kesan cool pada dirinya. Ah, tapi banyak yang berpendapat bahwa seseorang akan terlihat lebih mempesona setelah jadi mantan. Tapi, Ryan benar-benar tampan malam ini, hanya saja satu fakta yang membuatku tidak ingin melihatnya, dia bersama cewek lain. Cewek itu tak lain dan tak bukan adalah Sasa. Dia kelihatan lebih cantik, bahkan mereka sangat serasi.
Di belakang mereka, berjalanlah tiga cowok tampan lainnya. Siapa lagi kalau bukan Rafa,Danies,dan Arsen. Aku tidak melihat mereka menggandeng pasangan mereka. Mereka bertiga berjalan berdampingan di belakang Ryan, seolah-seolah mereka itu adalah pengawalnya.
Tapi, mereka itukan populer, meskipun mereka lebih memilih menutup diri dari kepopuleran itu. Jadi meskipun mereka tidak mengajak siapapun, mereka bisa saja langsung memilihnya malam ini.
Setelah hampir satu tahun , aku baru menyadari kenapa mereka populer padahal tidak peduli dengan orang lain, itu karena mereka tampan-tampan dan hanya mereka berempat yang ke sekolah menggunakan mobil masing-masing, mereka orang kaya. Aku jadi teringat Kevin, dia dulu juga salah satu siswa yang sekolah menggunakan mobil.
Aku memandang ke sekitarku, persis seperti yang kuduga. Semua para cowok pasti akan menggunakan setelan jas terbaiknya dan para cewek akan menggunakan dress terbaik dan paling tidak berdandan ke salon.
Aku sendiri memakai dress yang cukup simple. Dress berwarna hitam berbentuk kemben dengan tali berenda di bahu, panjangnya tepat di atas lutut namun dari atas lutut dress terlihat memiliki fringe yang indah. Tantanan rambutku ditarik semua ke atas dan dijalin bentuk silang-menyilang, tapi dibiarkan sedikit acak-acakan dengan poni sampingku yang sudah agak panjang. Make-up yang kupakai pun sederhana, hanya lipstik pink,polesan bedak, dan polesan sedikit blush on merah muda pada tulang pipiku.
"Van, lo beneran nggak ada pasangan?" tanya Novi menyipitkan mata tak percaya.
Aku mengangguk dan menghela nafas. "Kalau gue punya, udah dari tadi gue sama pasangan gue."
Anne berdecak sedih. "Sayang banget. Padahal lo malam ini cantik banget!"
Aku hanya tersenyum simpul menanggapi pujian Anne. Mau secantik apapun aku malam ini, rasanya memang tidak ada artinya jika aku tidak punya pasangan.
"Tenang aja, kayaknya cowok di sini juga banyak yang jomblo," celetuk Novi sambil celingak-celinguk memperhatikan cowok-cowok yang ada di sekitar kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
#1 Only You (Complete)
Novela Juvenil"Kenapa sih lo suka banget cari masalah sama gue?"tanya Vanka dengan nafas yang masih memburu. "Karena gue pengen selalu terhubung sama lo," jawab Ryan dengan senyum miring khas di wajahnya. Dan sejak itu, Vanka rasa hidupnya benar-benar sial. ****...