Kevin terbangun di hari ulang tahunnya dengan perasaan hampa. Ulang tahunnya yang ke-18, tidak ada yang bisa diharapkan. Dia tidak punya teman, tidak akan pernah ada perayaan atau pun pengucapan secara langsung untuknya ataupun lewat pesan yang mungkin akan dia baca saat pagi hari.Ibu dan Mia, mereka setiap tahunnya membuatkan kue untuk Kevin. Kemudian mereka akan pergi keluar bersama untuk makan malam di restoran ternama di Jakarta.
Tapi itu tidak ada artinya bagi Kevin. Ulang tahun seharusnya dihadiri oleh sanak keluarga, teman, dan mungkin juga seorang sahabat terbaik.
Tetapi, itu tidak terjadi pada Kevin sejak ulang tahunnya yang ke-12, sejak ia kehilangan teman-temannya yang sampai sekarang masih bisa dia lihat.
Kevin menjalani hari seperti, berangkat sekolah, meskipun dia bertemu ibunya saat sarapan, dia sama sekali tidak membicarakan apapun. Tiba di sekolah, seharusnya dia mendapat seruan 'Selamat ulang tahun,Kevin!' dan mungkin bullyan karena dia berulang tahun, mungkin ada yang akan meminta teraktir, atau menceburkannya ke kolam. Tapi, seperti hari biasa yang dia jalani, itu tidak pernah terjadi.
Kevin pulang sekolah dengan perasaan yang lebih hampa. Setelah sekian tahun baru kali ini dia merasakan kehampaan seolah tidak punya siapa pun di dunia.
Kevin sempat mengkhayal, saat dia pulang sekolah dan membuka pintu, ada banyak orang di sana yang menyambutnya dengan seringaian konyol. Dan kemudian, orang-orang itu berhamburan memeluknya dan mengucapkan selamat ulang tahun.
Dan di sana ada Vanka, seorang perempuan yang sudah mengambil hatinya tanpa disadarinya. Memberikan senyum terindah pada Kevin. Mengingat Vanka, hati Kevin terasa dicabik, karena kenyataannya dia sekarang bahkan tidak menahu pada hari ulang tahunnya itu.
Tapi, seperti pada tahun yang sebelumnya, tidak ada siapa pun yang menyambutnya. Dia hanya bertemu dengan Mbok Sinah dan Mia yang sedang menggambar di ruang tamu.Kevin berlalu menuju kamarnya. Dia segera membersihkan tubuhnya karena merasa gerah.
Selesai mandi, Kevin memakai kaos oblong berwarna hitam dan celana khaki yang pendek.tok..tok..
Terdengar suara ketukan dari luar kamar Kevin.
"Den Kevin, di luar ada yang ingin bertemu," kata Mbok Sinah tanpa membuka pintu.
"Siapa?" tanya Kevin heran.
"Gak tahu,Den."
Kevin segera membuka pintu. "Cowok atau cewek?"
"Cowok,Den."
Kevin semakin heran. Apakah yang datang itu Andreason lagi?
Kevin segera turun dan memastikannya secara langsung. Mungkin memang tidak ada gunanya bertanya-tanya jika ia bisa melihatnya secara langsung.
Dan Kevin, langsung terpaku saat dia melihat siapa yang tengah duduk di ruang tamu. Tidak satu orang saja tamunya, melainkan tiga orang laki-laki yang seumur dengannya. Mereka langsung berdiri saat melihat Kevin datang. Mereka adalah ketiga teman masa kecilnya. Siapa lagi kalau bukan Rafa,Arsen,dan Danies.
"Hei," sapa Rafa duluan "Selamat ulang tahun!"
"Maaf,kami gak membawa apapun," kata Danies terdengar menyesal.
"Maaf, kami nggak ada waktu sweetseventen lo," kata Arsen tak kalah menyesalnya.
Kevin merasa terharu. Dia kira hari ini akan lebih buruk lagi seperti biasanya. Dia bahkan tidak mengira jika ketiga temannya itu masih mengingat tanggal kelahirannya.
"Sudah lama," gumam Kevin sedih, untuk pertama kalinya mengeluarkan suara, dan ini pertama kalinya mereka saling bicara sejak 6 tahun yang lalu.
Kevin segera duduk bergabung bersama mereka, di sebelah Rafa. Rafa menepuk bahu Kevin beberapa kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
#1 Only You (Complete)
Teen Fiction"Kenapa sih lo suka banget cari masalah sama gue?"tanya Vanka dengan nafas yang masih memburu. "Karena gue pengen selalu terhubung sama lo," jawab Ryan dengan senyum miring khas di wajahnya. Dan sejak itu, Vanka rasa hidupnya benar-benar sial. ****...